BIJAKLAH DALAM MEMILIH TULISAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR KALIAN.
"NOTE : JIKA INGIN BERGABUNG DALAM GRUP CHAT UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN AUTHOR, TOLONG SERTAKAN ALASAN YANG JELAS!"
Cemas, dan takut. hal itulah yang dirasakan Nadine Alistie begitu mendengar sang mantan dari kekasihnya telah hidup menjanda. berulang kali ia harus menelan pahitnya kekecewaan saat sesuatu yang ia khawatirkan itu benar-benar menjadi kenyataan, sang kekasih ternyata telah diam-diam menjalin hubungan dengan masa lalunya.
Bertahan atau meninggalkan? tentu itu adalah pilihan yang sulit untuk seseorang yang sudah menjalani hubungan asmara selama 5 tahun lamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mys05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Halisa memeluk Farhan dari belakang dan membelai tubuh pria jangkung itu guna membangunkan hasratnya.
"Kenapa lagi?" tanya Farhan yang seolah sudah mengerti jika Halisa melakukan hal tersebut sudah pasti sedang ada maunya.
Halisa menyentuh dada telanjang Farhan dengan jari-jari lentiknya, kemudian wanita itu menyandarkan kepalanya disana. "Ada tas baru, beliin ya." celetuk Halisa.
Farhan menghela nafasnya kasar, merasa sudah sedikit bosan. ya memang ia tidak pernah menjalin hubungan dengan Halisa, akan tetapi ia memanfaatkan Halisa sebagai pemuasnya saja diatas ranjang dan sebagai imbalan pria itupun selalu menuruti keinginan Halisa. "Balajar kaya Alistie deh. selama aku pacaran sama dia, Alistie gak pernah minta ini itu sama aku."
Halisa mengerutkan dahinya, tentu ia jengkel karna merasa Farhan sedang membanding-bandingkan dirinya dengan seorang gadis yang menurut Halisa bukanlah tandingannya. "Kenapa jadi bawa-bawa dia, jadi kamu udah gak mau beliin semua keperluan aku lagi?" tegas Halisa meninggikan suara.
"Aku..." sejenak Farhan berdecak, "Udahlah, gak ada gunanya debat sama kamu."
"Maksud kamu?"
Farhan meraih kemejanya, merasa sudah disudutkan oleh beberapa pihak ia mulai frustasi. karna sang ibu terus mendesaknya agar ia bisa dengan cepat membujuk Alistie untuk kembali.
"Kamu mau kemana, Han?" tanya Halisa menarik tangannya.
"Cariin, Alistie."
"Buat Apa?"
"Minta maaf."
Halisa mengerutkan dahinya, dengan gigi yang mengerat. "Terus aku gimana? kita udah sering tidur bareng. ini balesan kamu ke aku?"
"Kan kamu yang goda aku," ucap Farhan sambil berlalu.
"Han kalo kamu pergi aku gak segan-segan kirim semua foto telanjang kita ke keluarga kamu, dan minta pertanggung jawaban sama mereka. dan tuduhan mereka selama ini terbukti, kalo kamu udah selingkuhin Alistie." pekik Halisa kesal.
Seketika Farhan langsung menghentikan langkahnya.
***
"Ohhhh, jadi kamu gak bisa nerima Halisa karna dia udah pernah sama orang lain. dan kamu bukan yang pertama?" celetuk Alistie yang sepertinya mulai mengerti apa maksud dari Andre. seketika bibir gadis itu mengerucut, dan wajahnya memanas. "Terus aku?"
"Kamu kenapa?"
"Aku..." Alistie memang sedang memikirkan dirinya, mendengar cerita Andre saja pria itu tidak bisa menerima seorang wanita yang sudah tidak perawan. tentu saja Alistie khawatir kejadian serupa akan terjadi padanya, suaminya dimasa depan tahu jika Alistie sudah tidak suci lagi, dan Alistie harus mengakhiri pernikahannya karna suaminya tidak bisa menerimanya dengan apa adanya. Sejenak Alistie terdiam, kemudian menundukan kepala dan menggelengkannya perlahan. "Gapapa!" ucap gadis itu dengan suara terendah.
Meskipun sedikit sulit untuk dipahami, Andre memberanikan diri. mendongakan wajah gadis tersebut agar menatapnya. "Maaf kalo aku lancang, tapi aku tulus. Aku bakalan tanggung jawab." celetuk Andre yang sukses membuat bibir Alistie bergetar dengan mata yang menggenang.
"Ndre aku..."
"Sebenernya aku pengen ngomongin ini dari awal, aku ngerasa bersalah, ngerasa punya dosa sama kamu. tapi aku takut, karna status aku sendiri cuma duda yang udah punya satu anak. dan gak sepantesnya aku bersikap kurang ngajar sama seorang gadis cantik dan juga berbakat seperti kamu." ucap Andre penuh kelembutan.
Setetes air mata Alistie mengalir dari pelupuknya, ia sendiri benar-benar bingung dan tidak bisa berkata apapun. Ya... apa kata orang-orang disekitarnya jika Alistie menikah dengan sorang duda. ia tidak ingin munafik, ia belum siap mendengar komentar orang lain mengenai hidupnya.
"Aku tau kamu bakalan nolak, tapi seenggaknya aku udah berusaha. aku mau tanggung jawab atas apa yang udah kita lakuin," Andre menghapus air mata Alistie dan memancarkan senyum disela-sela kegelisahannya. "Apapun keputusan kamu, aku terima."
Alistie menatap wajah pria tersebut dengan intens, ia bahkan menenggelamkan dirinya sendiri didua bola mata indah milik Andre. tangan Alistie menyentuh wajah Andre yang nyaris tanpa cacat. "Aku... aku ngerasa ini terlalu cepet, tolong kasih aku waktu." ucap Alistie dengan suara bergetar.
Andre tersenyum nanar, meskipun jawaban Alistie tidak sepenuhnya menjawab. ia sedikit lega karna masih ada setitik harapan yang akan Alistie pertimbangkan. "Aku ngerti, kapanpun kamu butuh aku. aku siap! dan satu hal yang harus kamu tau, aku gak bakal pernah lari dari kesalahan aku. apapun keputusan kamu aku bakalan terima."
Alistie mengangguk cepat, ia tersenyum dan kemudian langsung memeluk Andre dengan begitu erat. "Aku takut, Ndre. selama ini aku bener-bener takut."
Andre cukup terkejut, ia menelan salivanya kemudian perlahan membalas pelukan Alistie dan mengelus punggungnya. "Aku tau, itu sebabnya setiap kali aku ketemu kamu, aku selalu ngerasa bersalah. perlahan aku bisa tau kalo kamu itu tipekal orang yang selalu nyimpen masalah sendirian."
"Makasih Ndre kamu udah ngertiin aku. mulai sekarang aku gak bakalan sungkan lagi, kita jalanin semuanya. jujur kalo untuk saat ini aku belum siap karna kita sendiri belum lama saling mengenal."
Andre melepaskan pelukannya dan memegang bahu Alistie dengan sorot mata yang saling menatap. "Aku ngerti, aku gak akan maksa kamu, Al."
"Aku gak nolak kamu! aku cuma butuh waktu." sahut Alistie cepat, kemudian gadis tersebut mengecup bibir Andre tanpa permisi hingga sukses membuat Andre membulatkan matanya karna terkejut.
Andre mematung, dengan raut wajah yang seolah tidak percaya dengan tindakan Alistie kepadanya barusan. ia sampai tidak bisa mengedipkan matanya. "Ka... kamu cium aku?"
Alistie mengangguk, ia tersenyum simpul dengan sorot mata yang sama sekali tidak teralihkan. "Aku pikir itu cara yang tepat buat mecahin masalah kecanggungan antara kita, dengan begini aku harap kita jadi semakin dekat." ucap Alistie penuh keyakinan.
Andre menelan salivanya, perlahan ia mendekatkan wajahnya kearah Alistie dan Cup... Alistie terpejam, gadis itu tentu membalas kecupan lembut Andre, ia bahkan menaruh lengannya diatas bahu pria tersebut dan merasakan bagaimana bibir dan lidah mereka saling berpautan diantara ciuman yang begitu nikmat dan juga lekat. detak jantung keduanya mulai tidak karuan, detakan jantung tersebut seolah terdengar nyaring saat Andre mulai mendalami ciuman tersebut dengan sedikit menuntut. Andre bahkan semakin menekan tengkuk Alistie saat Alistie berhasil mengimbangi gerakan ciuman liar yang Andre berikan.
Suhu tubuh mereka pun meningkat, Andre yakin jika hal ini tidak secepatnya dihentikan mungkin ia tidak akan bisa mengontrol dirinya lagi, seperti kejadian beberapa waktu lalu. saat api gairahnya mulai datang, Andre memilih untuk melepaskan penyatuan tersebut dan mencoba menyembunyikan hasratnya. Bibir Alistie yang merona dan sedikit basahpun benar-benar terlihat menggoda dimata Andre. Astaga, Andre benar-benar takut jika ia tidak bisa menahan lagi hasratnya.
"Al... aku..."
Alistie langsung memototong ucapan Andre, "Gak usah minta maaf, kita harus terbiasa."
Lampu hijau sudah Alistie nyalakan, dan sekarang tinggal bagaimana keduanya menjalani kedekatan tersebut dengan baik, agar mereka dapat saling jatuh cinta secepat mungkin.