NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dokter Playboy

Terjebak Cinta Dokter Playboy

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Badboy / Cintamanis / Patahhati / Dokter / Tamat
Popularitas:17.1M
Nilai: 5
Nama Author: Kolom langit

Terkenal playboy dan sering bergonta-ganti pasangan membuat Dokter Willy mendapat pandangan buruk dari orang-orang.

Suatu hari ia jatuh cinta kepada Elsa, seorang gadis bungsu yang memiliki tiga kakak lelaki posesif dan cemburuan.

Mampukah si Playboy Willy meluluhkan ketiga kakak Elsa?

IG otor : KOLOM LANGIT

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa Yang Kau Rahasiakan?

Senyuman licik di bibir si Botak mengembang ketika melirik kaca spion mobil, dimana sosok dokter yang baru saja berhasil diculiknya kini terduduk di kursi belakang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Atas perintah sang bos, ia menjalankan aksinya dengan sangat hati-hati.

Lelaki berkepala plontos itu kemudian melajukan mobil menuju suatu tempat rahasia yang selama ini menjadi tempatnya menyekap korban penculikannya. Hanya butuh waktu lima belas menit, ia telah tiba di sebuah gedung kosong.

🍁🍁🍁🍁🍁

“Siapa kau dan mau apa?” Terdengar suara lemah Willy yang baru tersadar dari pengaruh obat bius. Ia menatap seorang pria yang sedang duduk santai di depannya sembari memainkan ponsel.

“Kau akan tahu nanti tentang siapa aku. Sekarang tenanglah, karena kau tidak akan mati di sini.”

Willy terdiam, mencoba menerka-nerka dalam hati mengapa makhluk asing itu menyekap dirinya. Apakah ini adalah perbuatan Zildjian Maliq Azkara? Salah satu kakak Elsa yang merupakan seorang mafia. Begitu kira-kira arti tatapan Willy.

Laki-laki itu mencoba melepas tali yang melilit tubuhnya dengan terus menggerakkan tangannya yang terikat. Walau pun kini ia sedikit lega, setelah meyakini bahwa Zian lah yang memerintahkan anak buahnya untuk mneyekapnya di sana. Setidaknya orang yang menculik dirinya bukanlah penjahat berbahaya.

Tidak lama kemudian, terdengarlah suara deheman berat yang menggema di dalam ruangan itu. Willy menoleh pada sumber suara, dimana seorang pria bule baru saja masuk dengan tatapan dingin yang seolah sanggup membekukan willy. Dan benar, Zian adalah pelakunya. Laki-laki itu mendekat pada sosok pria yang menjadi kekasih adiknya itu.

“Kau pasti bertanya kenapa kau disekap di sini, kan?” Zian membuka suara, memecah keheningan.

Willy mendongakkan kepala, menatap laki-laki yang kini berdiri di hadapannya. “Apa yang kau inginkan dariku?”

Zian memutar bola matanya dengan malas. “Botak, lepaskan ikatannya. Aku merasa seperti penjahat saat berbicara dengan seseorang yang sedang dalam keadaan terikat,” perintah zian—membuat si Botak asistennya bangkit dan melepas tali yang menjerat tubuh Dokter Willy.

Terlepas dari ikatan, Willy mengusap tangan dan beberapa bagian tubuhnya yang terasa sakit akibat hampir satu jam tertidur di kursi kayu dalam keadaan terikat. Juga dengan kesadarannya yang ia coba pulihkan dari pengaruh obat bius.

Zian duduk di sebuah kursi kayu, tempat tadi botak duduk. Tatapan mengintimidasinya kini mengarah pada Willy.

“Kau bertanya apa yang kuinginkan darimu?” tanya Zian seraya berdecak. “Kau pasti tahu apa yang aku inginkan karena aku tidak punya alasan lain untuk menyekapmu di sini.”

Willy terkekeh mendengar ucapan Zian, dengan raut wajah begitu menantang.

“Jauhi Elsa!” Satu kalimat yang mengandung permintaan sekaligus perintah baru saja terucap dari bibir Zian, sehingga Willy membalas tatapan tajam itu.

“Kau punya alasan apa memintaku menjauh dari Elsa?”

Zian memejamkan mata sesaat berharap kekesalannya pada Willy berkurang. “Karena kau hanya mempermainkannya. Aku tahu seperti apa dirimu yang sebenarnya. Kau tidak lebih dari sekedar dokter playboy yang memanfaatkan kepolosan Elsa,” tuduh Zian dengan yakin. “Dan sudah tugasku untuk melindungi dan menjaga kebahagiaan adikku.”

“Kalau kau begitu yakin bisa melindungi adikmu, lalu kenapa dia berusaha mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jembatan?” Ucapan Willy membuat Zian membeku. Sorot matanya bagaikan penuh dengan tanda tanya.

“Apa maksudmu?” Zian berdiri dari duduknya. Kini tangannya mengepal, mengira Willy berbicara mengada-ada tentang Elsa. “Kau bilang Elsa mau mengakhiri hidupnya? Justru kau lah yang membuat Elsa berubah. Jangan kira aku tidak tahu tentang perbuatanmu yang merubah Elsa menjadi orang lain. Dia kehilangan dirinya sejak mengenalmu. Dan sekarang kau bicara omong kosong seperti ini?”

Tentu saja Zian tidak akan percaya begitu saja dengan perkataan Willy, sebab Elsa adalah seorang gadis yang selalu tampak ceria di hadapan kakak-kakaknya. Elsa juga merupakan seseorang yang sangat bertanggungjawab dengan pekerjaannya sebagai sekretaris CEO di perusahaan milik kakaknya. Ia pun menjalani hidupnya dengan normal layaknya gadis-gadis seusianya. Hanya penampilan saja yang berubah akhir-akhir ini, sejak mengenal sosok Willy.

“Bahkan kalian bertiga tidak tahu tentang hal sebesar ini. Dan kalian begitu bangga karena telah mengatur hidupnya?” Zian terdiam, ucapan Willy semakin membuatnya bertanya-tanya.

Apa maksud perkataan orang ini? Kenapa dia bilang Elsa pernah mau bunuh diri? Tapi kenapa? Ucap zian dalam batin.

Didorong oleh rasa penasaran yang besar, Zian kembali duduk di kursi. Ia berusaha mengurai emosi yang dalam dirinya. Sesaat kemudian, ia kembali menatap Willy dengan serius.

“Apa yang kau tahu tentang Elsa yang kami tidak tahu?” tanya Zian.

“Apa pernah kalian menanyakan apa yang dirasakan Elsa, saat kalian bertiga mengekangnya dengan keposesifan dan kecemburuan yang berlebih? Dan kau, demi membahagiakan adik angkatmu, apa yang sudah kau lakukan?”

Willy berdiri dari duduknya, hendak melangkah keluar dari ruangan itu, namun saat membelakangi Zian yang kini mematung dengan sekelumit pertanyaan di benaknya, ia berbalik. “Aku akui aku salah. Aku merubah Elsa sesuai keinginanku. Dan untuk itu aku sangat menyesal.”

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

PRANG!!!

Terdengar suara pecahan kaca yang berasal dari sebuah kamar—mengejutkan Evan yang sedang duduk santai di ruang keluarga sambil memeriksa laporan keuangan kafe miliknya. Meyakini sumber suara berasal dari kamar adiknya, ia segera berlari menuju lantai atas.

“Elsa,” panggil Evan dengan panik sesaat setelah memasuki kamar itu. Dilihatnya Elsa yang kini duduk bersimpuh di hadapan pecahan kaca sambil menangis. Evan membeku, saat menatap Elsa yang terlihat begitu kacau, rambut acak-acakan, dengan make up yang belepotan. Pandangannya menyapu beberapa bagian kamar yang terlihat berantakan. Ia segera mendekat pada Elsa dan memeluknya.

“Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis?” tanya Evan lembut. Ia meneliti ke lantai dimana pecahan kaca yang berasal dari bingkai foto Elsa dan Dokter Willy berserakan. Tangisan Elsa yang semakin menjadi membuat Evan mengeratkan pelukannya. “Sudah … tenang dulu.”

Evan berusaha menenangkan adik kembarnya itu dengan mengusap rambut dan punggungnya. Hingga beberapa menit kemudian, tangisan Elsa mulai tertahan, namun terdengar masih sesegukan.

“Aku Lelah …” lirih Elsa membuat Evan membantunya untuk bangkit dan duduk di pinggiran tempat tidur. Ia meraih kotak tissue basah yang ada di atas meja nakas, lalu mengusap wajah Elsa—membersihkannya dari noda make up yang belepotan itu. Tangannya begitu lembut merapikan anak rambut ke belakang telinga.

*****

“Apa yang kau rahasiakan dariku? Kenapa kau pendam masalahmu sendiri?” Evan menyandarkan Elsa di bahunya. Kini suasana terasa lebih tenang setelah ia berhasil membujuk adiknya itu.

“Kalau aku ceritakan padamu, maukah kau berjanji untuk merahasiakannya dari Kak Fahri dan Kak Zian?”

“Memangnya rahasia apa yang kau punya, sampai kau tidak mau membaginya dengan kami?”

Elsa mengangkat kepala, menatap ke dalam mata Evan lekat-lekat. “Janji dulu, kau akan diam setelah kuberitahu.” Elsa menaikkan jari kelingkingnya—hal manis yang selalu ia lakukan bersama Evan saat masih kecil, ketika mereka saling berjanji untuk menjaga sebuah rahasia.

Evan pun menautkan jari kelingkingnya, dengan senyum tipis di wajahnya. “Baiklah, aku berjanji.”

“Tapi aku mau bersandar di bahumu,” ucapnya manja. “Boleh, kan?”

Evan kembli menarik Elsa dan menyandarkan di bahunya. “Bahuku akan selalu ada untukmu.”

“Sebenarnya aku …”

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

maksud hati Zian mau nakutin Willy, malah mulutnya si Willy pedes kaya cabe 🤣

Zian bungkam

1
Yanti Aribawani
gas langsung baca
Maryam Renhoran
ikut tegang dirikuu
Maryam Renhoran
sy cari novel ini setelah baca novel bukan salahku merebut istriku,
pingin tau aja temannya dokter Allan sperti apa...😍
Yanti Aribawani
onde onde /Facepalm/
Eli Elieboy Eboy
𝒂𝒒𝒖 𝒔𝒖𝒌𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒌𝒂𝒌 𝒐𝒕𝒉𝒐𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒐𝒂𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒃𝒆𝒅𝒂 𝒋𝒖𝒅𝒖𝒍
frida
mantan nya artis fafan atas semua😁😁😁
frida
ternyata pernah baca kisah marchel dan Sheila tapi lupa ,ntar baca lagi insyaallah
frida
😂😂😂😂
Rustan Sinaga
somvlak memang ayah anak² itu
Rustan Sinaga
duh, siapa yang berniat durjana kpd Willy?
Rustan Sinaga
Maya mau melindungi ibunya, jadi bohong sama Rayhan
Rustan Sinaga
dendam lama ini mah
Rustan Sinaga
ampun thor
Yani Rohayani
😂😂😂
Rustan Sinaga
pasti di jebsk nih si Willy, jgn sok jadi pahlawan lah wil....
Rustan Sinaga
hampir semua dibaca thor
Aishyandra Junia
masihh aja ingett si Wira 😭😭😭
Aishyandra Junia
yang waras cuma Fahri 😂
Yani Rohayani
yg blom baca dari pertama pasti bingung
Yani Rohayani
kayanya semua saling berhubungan semua cerita yg aku baca,
jdi aku seneng banget bacanya 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!