Setelah hubungannya tidak mendapat kejelasan dari sang kekasih. Kapten Prayoda, memutuskan untuk menyerah. Ia berlalu dengan kecewa. Empat tahun menunggu, hanyalah kekosongan yang ia dapatkan.
Lantas, ke dermaga mana akan ia labuhkan cinta yang selama ini sudah berusaha ia simpan dengan setia untuk sang kekasih yang lebih memilih karir.
Dalam pikiran yang kalut, Kapten Yoda tidak sengaja menciprat genangan air di bahu jalan pada seorang gadis yang sedang memarkirkan motornya di sana.
"Sialan," umpatnya. Ketika menoleh, gadis itu mendapati seorang pria dewasa tampan dan gagah bertubuh atletis memakai baret hijau, berdiri resah dan bersalah. Gadis itu melotot tidak senang.
Pertemuan tidak sengaja itu membuat hari-hari Kapten Prayoda tidak biasa, sebab bayang-bayang gadis itu selalu muncul di kepalanya.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Ikuti juga ya FB Lina Zascia Amandia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Merasa Pesimis
Sebuah pertemuan terjadi, antara Papa Dallas, Pak Harimurti serta ayah bundanya Amira. Pak Harimurti diam-diam menghubungi Papa Dallas, untuk membicarakan masalah perjodohan Amira dan Yoda.
Dari pertemuan itu, ternyata kedua orang tua Amira cukup asik dan tanggapannya baik. Mereka lebih menyerahkan semua keputusan pada Amira.
"Kami, menyerahkan sepenuhnya kepada putri kami. Biarkan dia yang menentukan dan memilih. Kami hanya memberi dukungan dan doa saja. Masalah dijodohkan seperti ini, rasanya kami tidak etis untuk menentukan. Biarkan mereka menemukan takdirnya masing-masing, tapi kami tetap mengarahkan agar putri kami dapat memilih atau menentukan pilihannya yang terbaik." Ferdi ayahnya Amira bicara sangat bijaksana.
"Dan, mengenai Nak Yoda, kami setuju-setuju saja jika memang mereka bisa berjodoh atau menjalin hubungan. Seperti yang sudah dikatakan suami saya di depan, kami akan mendukung dan mendoakan yang terbaik buat putri kami, termasuk apabila putri kami berjodoh dengan putra Pak Harimurti," imbuh Daisya, Bundanya Amira.
Pak Harimurti paham, intinya keluarga Amira sudah memberi lampu hijau. Tinggal Amira dan Yodanya saja yang menentukan ke mana arah perjalanan takdir mereka.
Setelah pertemuan itu, Pak Harimurti bersemangat untuk menyampaikan semua hasil pertemuan itu. Dan tentu saja dia orang pertama yang akan menyemangati Yoda. Sebab Pak Harimurti juga menyukai Amira, hatinya mengatakan Amira cocok jika menjadi pendamping Yoda. Mereka bisa saling melengkapi satu sama lain.
"Bagaimana, Pa. Keluarganya Bang Dallas menanggapi dengan baik niat Yoda?" Istrinya Pak Harimurti, Bu Hana menghampiri dan ingin tahu kabar mengenai pertemuan suaminya dengan keluarga kakaknya Dallas.
"Mereka menanggapi dengan baik, Ma. Mereka tidak mau ada acara perjodohan. Mereka hanya ingin putrinya menemukan takdirnya sendiri. Tapi, sejauh ini, mereka sudah memberi lampu hijau seumpama putrinya menjalin hubungan dengan Yoda," tutur Pak Harimurti.
"Kalau begitu, ini tergantung usaha dari Yodanya yang harus lebih gencar dan bersemangat meraih putri kakaknya Bang Dallas," timpal Bu Hana, wajahnya ceria menyimpan harap.
"Tentu saja, Ma. Kita segera sampaikan kabar ini pada Yoda. Agar dia segera bergerak cepat."
"Tapi, bagaimana dengan kekasih Yoda. Apa Yoda sudah mengakhiri hubungan mereka?"
"Entahlah, Ma. Papa sudah tanyakan pada Yoda mengenai hubungan mereka. Tapi sepertinya Yoda sudah tidak mau menunggu lagi. Dia sudah lelah," ujar Pak Harimurti.
"Sekarang lebih baik kita serahkan saja semua pada Yoda. Sebab baik buruknya, dia juga yang akan merasakannya. Papa juga baru disadarkan oleh perkataan kedua orang tua Amira, bahwa kita lebih baik membiarkan anak kita menemukan takdirnya sendiri. Dan apabila ternyata Yoda dan Amira berjodoh, kita tinggal memberi dukungan dan doa."
Bu Hana mengangguk setuju dengan ucapan suaminya. Mereka sepakat semua keputusan diserahkan pada Yoda saja. Mereka tidak mau lagi turun tangan atau menjodohkan Yoda dengan perempuan manapun termasuk pada Amira.
***
Siang berganti malam, Pak Harimurti kini sudah berada di ruang tamu bersama Yoda dan istrinya. Pak Harimurti menyampaikan berita lampu hijau keluarga Amira pada Yoda.
Pak Harimurti mulai berkata, dia menatap Yoda serius. "Mereka memberi lampu hijau, akan tetapi mereka tidak mau ada acara perjodohan. Mereka lebih suka membiarkan putrinya menemukan takdirnya sendiri."
"Maksud Papa?" Yoda seperti kurang memahami kalimat yang disampaikan sang papa.
"Kamu yang harus berjuang, mendekati Amira dan menyatakan perasaanmu. Mereka tidak mau ada acara menjodoh-jodohkan. Papa baru tersadarkan oleh perkataan mereka. Mereka lebih memilih membiarkan putrinya menemukan takdirnya sendiri. Sekarang kamu yang harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan Amira," tutur Pak Harimurti sangat jelas.
"Papa juga tidak mau kejadian yang sama akan terulang. Buktinya kamu dijodohkan dengan Serelia, tapi sampai kini hubungan kalian sama sekali tidak ada kemajuan. Kamu asik dibuat menunggu oleh Serelia. Dia asik menggapai karir semakin menjulang, sementara kamu dimintanya menunggu," lanjut Pak Harimurti.
Yoda termenung, menghela napas dalam. Semua yang dikatakan papanya barusan belum semuanya mengena di hatinya.
"Jadi, Papa tidak bisa menjodohkan aku dengan Amira?" Yoda akhirnya bicara setelah termenung beberapa saat.
"Begitulah. Papa lebih setuju kamu menemukan takdirmu sendiri tanpa campur tangan papa. Sekarang kamu yang harus berusaha untuk mendapatkan Amira. Kedua orang tuanya setuju saja apabila kalian berjodoh, tapi mereka tidak mau menjalinkan hubungan kalian dengan perjodohan," tutur Pak Harimurti padat.
"Baiklah. Tapi, sepertinya jalannya akan lebih sulit. Karena, ternyata Amira sedang didekati seorang pria. Dia masih aparat negara," ujar Yoda terdengar pesimis.
"Oh ya? Apa pria itu sama seperti kamu, angkatan juga?"
"Bukan, dia seorang perwira polisi. Dia juga masih lebih muda dari aku," jawab Yoda. Wajahnya terlihat murung.
Pak Harimurti saling lempar tatap dengan Bu Hana, mereka menghela napas hampir bersamaan, ikut merasakan apa yang Yoda rasakan saat ini.
"Yoda, jangan pesimis. Kamu harus tetap berjuang kalau memang Amira patut diperjuangkan." Bu Hana memberikan Yoda semangat agar dia tetap berjuang, meskipun Amira sudah ada pria lain yang mengincarnya.
"Sulit, Ma. Amira yang masih sangat muda, sepertinya lebih menjatuhkan pilihan pada pria polisi itu," ungkap Yoda lagi semakin diburu rasa pesimis yang dalam.
Bu Hana dan Pak Harimurti terdiam, mereka tidak lagi bisa berkata-kata melihat sang putra pesimis begitu.
***
Di kediaman Amira. Amira terbaring di ranjangnya. Matanya menatap langit-langit rumah. Pikirannya kembali pada kejadian di kafe Nuansa Alam kemarin.
Perkataan Iqbal yang berani dan frontal di depannya dan Yoda, yaitu mengakui dirinya sebagai pacar Iqbal, kini terngiang kembali. Ada rasa risih yang kini dirasakan Amira. Dia seperti tidak rela kalau Iqbal mengakui itu di depan Yoda.
"Kenapa Kak Iqbal mengakui aku pacar di depan Kak Yoda? Dekat saja baru-baru ini setelah dia kembali dari tugas luar daerah." Amira bergumam, ia merasa tidak nyaman dengan ucapan Iqbal di kafe kemarin.
"Dan, kenapa juga Kak Yoda si pria tentara itu seperti nggak suka saat Kak Iqbal mengakui aku pacarnya? Dia seperti cemburu. Kenapa harus cemburu, bukankah dia juga punya kekasih seorang dokter yang cantik?"
Pikiran Amira terus bergelut dengan sikap Iqbal maupun Yoda kemarin sore di kafe Nuansa Alam. Amira terheran-heran dengan sikap yang ditunjukkan kedua lelaki beda usia itu.
Ting.
Tiba-tiba Amira dikejutkan oleh sebuah pesan WA yang masuk. Amira segera meraih ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkan pesan.
"Amira, sedang apa? Kamu baik-baik saja, kan, Dik? Tidurnya jangan malam-malam, ya. Oh, ya. Besok pagi ada waktu nggak? Kakak mau ajak kamu joging di lapangan Banteng?"
Pesan dari Yoda itu baru selesai dibaca Amira. Amira antara senang dan heran. Senangnya, baru kali ini menjelang tidur ada yang mengingatkan tidur untuknya. Amira juga heran, ada apa tiba-tiba Yoda mengajaknya joging besok ke lapangan Banteng?
Semoga dengan melihat ketulusan Yoda, hatimu luluh Amira
pilih yoda aja
biar dia punya masa lalu tapi dia kebih prioritas kan km
lebih baik d cintai amira
inget ya mir ☺️😁
sabar bang Yoda..cinta emang perlu perjuangan.
hmm..Amira ujianmu marai koe kwareken mangan.aku seng Moco Karo mbayangke melok warek pisan mir.🤭
kk othor akuh kasih kopi biar melek bab selanjutnya 😁.