Ayunda Anindita, seorang gadis yatim piatu yang hidup menderita di kota Bandung. ia memiliki bibi dan sepupu yang jahat kepadanya. suatu saat ia bertemy dengan pria tampan yang kaya raya. mampu kah Ayunda hidup bahagia dengan seorang pria kaya atau justru ia hanya di jadikan asisten?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Ayunda itu siapa?"
Ayunda terlihat bingung harus menjawab pertanyaan dari sang bos.
"Hmm itu mas.. Dia.."
Sebelum Ayunda melanjutkan ucapannya Nathan menghampiri dan menggenggam tangannya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Nathan langsung menggandeng tangan Ayunda dan membawanya untuk berjalan menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan.
Sebelum semakin jauh melangkah Ayunda berpamitan pada Taufik.
"Mas aku duluan ya."ucap Ayunda di sela langkah - langkahnya.
Mereka pun akhirnya sampai di mobil kemudian mereka masuk dan Nathan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Di dalam mobil suasana terasa hening, tidak ada percakapan apapun yang diantara keduanya.
Setelah beberapa saat akhirnya Ayunda memberanikan diri untuk bertanya.
"Kak kita mau kemana?"Tanya Ayunda lembut.
Nathan hanya menoleh sebentar kemudian kembali menatap depan.
"Sebentar lagi kita sampai."balasnya.
Setelah 20 menit mobil berhenti di sebuah restaurant mewah dan mereka memesan ruangan VVIP.
Nathan sengaja membawa Ayunda untuk berbicara di ruangan VVIP agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh pengunjung yang lain selain itu Nathan juga ingin mereka merasa nyaman saat berbicara.
Ayunda dan Nathan telah memesan makanan setelah seorang pelayan mendatangi ruang VVIP. Ayunda terlihat sangat gugup sambil meremas jari jemarinya yang ada di pangkuannya.
Ia hanya menunduk tidak berani menatap ke arah Nathan yang saat ini tengah menatap ke arahnya. Untuk sesaat tidak ada obrolan di antara mereka karena Nathan sendiri bingung harus memulai dari mana.
Sedangkan Ayunda juga merasa bingung karena sama sekali tidak mengucapkan apapun.
Dalam keheningan di dalam ruangan itu, dua waiters datang untuk mengantarkan pesanan mereka.
"Silahkan tuan, nona.. ?"Ucap sang waiters.
Nathan hanya berdehem sedangkan Ayunda tersenyum manis sambil mengucap terima kasih.
"Kamu makan dulu, setelah itu aku ingin bicara sesuatu denganmu."ujar Nathan.
"I.. Iya kak."jawab Ayunda gugup.
15 menit berlalu dan mereka telah selesai makan.
"Jadi kakak mau bicara apa?"Tanya Ayunda yang sudah penasaran karena Nathan tidak kunjung bicara.
"Aku ingin kamu berpura-pura jadi kekasihku dan menemui kedua orang tuanya minggu depan."
Mendengar hal itu sontak Ayunda melotot.
"APAAAA..."
"Kakak gila, kita bahkan tidak saling mengenal satu sama lain tapi bisa - bisanya kakak ingin aku jadi pacar pura - pura kakak?"
"Aku tidak mau.."
"Kamu harus mau.."
"Aku bilang aku tidak mau, aku gak kenal sama kakak. Siapa tahu kalau kakak itu orang jahat yang ingin menjualku."
Mendengar itu Nathan melotot dan tak habis pikir dengan pikiran gadis yang ada didepannya ini.
Ayunda pun bangkit dari duduknya dan berniat untuk keluar dari ruangan itu.
Namun belum sempat Ayunda melangkah Nathan sudah menarik tangan Ayunda.
Namun karena Ayunda yang tidak siap akhirnya Ayunda jatuh dalam dekapan Nathan.
Untuk sesaat mata mereka saling memandang dan Ayunda dapat merasakan detak jantung Nathan yang begitu cepat.
Untuk beberapa saat mereka terhanyut dalam perasaan yang belum pernah mereka rasakan.
Saat sedang menatap mata hitam pekat itu, suara deheman dari bibir Nathan membuyarkan lamunannya.
"Mau berapa lama kamu akan berada di atasku?" Tanya Nathan dengan senyum smirk.
"Eh.. Maaf kak." Ayunda bangkit dan merapikan penampilannya.
"Duduk dan aku ingin membuat perjanjian denganmu yang juga akan menguntungkan untukmu."
Akhirnya Ayunda pun kembali duduk.
"Aku ingin kamu menjadi pacar pura - pura ku dalam waktu 1 bulan."
"Dan selama sebulan itu, aku akan memberimu uang sebesar 100juta.bagaimana?"
Ayunda syok mendengar angka fantastis yang diucapkan nathan.
"Apa...100juta," ulang Ayunda lagi.
"Iya... Dengan uang itu kamu bisa daftar kuliah.. Kalau kamu setuju aku bisa langsung transfer uang itu ke rekening kamu."
Ayunda nampak berfikir, ia memang ingin sekali bisa kuliah seperti teman - temannya yang lain. Untuk keperluan lainnya bisa ia menabung dari hasil kerja di cafe. Bukankah Tika dan Putri juga begitu?
Ayunda terdiam cukup lama sampai akhirnya Nathan mengagetkan nya.
"Bagaimana kamu setuju?"
"Hmm tapi hanya satu bulan kan kak?"
"Tentu.. Setelah itu kamu bebas dan terserah kamu berbuat apa. Tapi aku minta selama satu bulan itu, aku tidak ingin kamu dekat dengan pria lain termasuk teman kerjamu itu."
"Mana mungkin kak, aku pasti akan selalu bertemu dengan mereka dan akan terlibat obrolan dengan mereka."
""Kamu boleh bicara dengan mereka tapi tidak boleh terlalu dekat.Apalagi kalau sampai bersentuhan fisik."
Setelah berfikir akhirnya Ayunda menyetujui toh dia tidak memiliki kedekatan khusus dengan Bima ataupun Taufik.
Akhirnya mereka pun sepakat dengan perjanjian tersebut, dan Nathan pun mentransfer uang sesuai perjanjian tadi.
Ayunda pun tersenyum melihat isi rekeningnya. "Terima kasih kak."
***
Nathan mengantar Ayunda pulang setelah jam menunjukkan pukul 8 malam.
Sesampainya di kontrakan Tika dan Putri sudah menunggunya dengan rasa penasaran. Ayunda mengetuk pintu kontrakan dan tak lama kemudian Tika membuka pintu tersebut dan tersenyum menatap ke arah Ayunda.
"Duh yang habis kencan wajahnya cerah ceria banget," goda Tika.
"Apa sih.."
Putri pun menyahuti..
"Kalian bicara apa? Kenapa lama sekali jangan bilang kalian habis ngapa - ngapain."ucap Putri penuh dengan kecurigaan.
"Ayunda pun menatap jengah, kakian tuh mikirnya kejaihan."ucapnya sambil tersenyum.
"Tuh kan senyum - senyum, ayo ngaku kamu habis ngapain sama kak Nathan."
"Jadi..." Ayunda pun kembali terdiam.
Ayunda yang menggantung ucapannya pun membuat kedua sahabatnya jadi semakin penasaran.
"Jadi kenapa Yunda.. Jangan bikin penasaran deh."
Ayunda pun tertawa melihat sahabatnya yang sangat ingin tahu.
"Kalian ingin tahu aja atau ingin tahu banget.."
Putri dan dan Tika pun semakin dibuat kesal oleh kelakuan Ayunda itu.
Tika dan Putri pun kompak untuk menggelitik Ayunda agar gadis itu cepat cerita tentang kencan mereka tadi..
"Ayo cerita gak, kalau gak aku juga tidak akan berhenti untuk menggelitiki kamu sampai kamu lemas dan gak bisa gerak lagi."
Ayunda pun tertawa karena kegelian..
"Ampun ampun.. Iya iya ini aku akan cerita.
stop dulu aku gak kuat kegelian."
Mendengar itu akhirnya Putri dan Tika pun berhenti menggelitiki perut Ayunda.
Mereka pun terdiam dan mengatur nafas mereka masing - masing.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka pun tenang dan Ayunda mulai menceritakan semua apa yang ia dan Nathan bicarakan di restaurant tadi.
"Jadi tadi aku ngobrol dan makan malam sama kak Nathan di restaurant yang mewah banget. Aku baru pertama kali masuk restaurant itu. Aku yakin kalian juga akan senang kalau makan disana. Makanannya juga sangat enak dan lezat."
Karena merasa bertele - tele Putri pun menghentikan Ayunda.
"Terlalu lama Yunda, langusng ke intinya aja kalian tadi ngobrolin apa? Aku juga gak mau tahu makanan disana atau tempatnya gimana. Yang kita mau tahu itu kalian ngobrolin apa?" Ucap Putri menggebu.
Ayunda semakin tertawa ngakak mendengar ocehan sahabatnya.
"Sabar dong Put, kenapa jadi kamu yang gak sabaran sih.."Ujar Ayunda dengan senyum manisnya.
Tika pun menimpali, "karena kamu terlalu lama Yunda. aku juga gak sabar denger ceritanya. Kamu itu cuma bikin kita makin bete."
Melihat itu Ayunda merasa tak tega melihat kedua sahabatnya yang terlihat begitu ingin tahu.
"Jadii.. Kak nathan mau aku jadi pacarnya.. Tapi..
Appaaaaa...."Ucap Tika dan Putri bersamaan.
"Kak Nathan langsung nembak kamu.."Ucapnya lagi bersamaan pula.