NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Mendengar perkataan sang kakak, Sari pun beranjak dari ayunan dan mendekatinya.

"Mana Kak perempuan yang main ayunan? Kok Sari nggak bisa lihat," kata Sari dengan raut muka polos.

Namun setelah Nana mencoba menengok ke arah ayunan itu kembali ternyata sosok arwah wanita itu sudah menghilang.

"Lho kok nggak ada?" Nana bergumam dalam hati.

"Mana Kak?!" Sari mencoba menarik tangan kakaknya.

"Hahaha, sepertinya kakak tadi salah lihat deh," Nana mencoba mengalihkan pembicaraan dan pura-pura tertawa karena ia tak ingin adiknya ketakutan.

"Ah dasar Kak Nana tukang bohong!" Ketus Sari.

Kini, dalam hati yang paling dalam Nana justru seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.

"Kenapa hanya aku yang bisa melihat wanita itu? Kenapa adiku tidak? Apakah dia itu manusia atau bukan?"

Tak berapa lama, bulu kuduk Nana pun merinding dan rupanya arwah wanita itu berani menunjukkan wujudnya kepada Nana salah satu anak Pak Sugiono.

Padahal selama ini arwah wanita itu hanya mengusik keluarga Pak Sugiono dengan suara dan teror, tanpa pernah memperlihatkan wujud aslinya. Namun siapa sangka di hadapan Nana, arwah wanita itu mau menampakkan wujudnya.

Hari semakin sore, saking asyiknya bermain mereka hampir lupa kalau hari mulai gelap. Bu Sri yang ada di rumah kebingungan mencari kedua anak perempuannya yakni Nana dan Sari.

"Duh kemana dua anakku ini?" Pikirnya dalam hati.

Bu Sri kemudian menghampiri suaminya yang masih ada di depan teras.

"Pak, Nana sama Sari dimana ya?" Tanya Bu Sri dengan raut muka cemas.

"Itu bu mereka sedang main di halaman sekolah TK," jawab Pak Sugiono seraya menunjuknya.

"Lho udah sore jam segini kenapa mereka tidak suruh balik ke rumah!" Ucap Bu Sri.

"Ibu saja sana yang suruh mereka pulang!" Pak Sugiono justru berbalik menyuruh istrinya.

Tanpa menjawab lagi, Bu Sri langsung menghampiri kedua anaknya di halaman TK.

"Nana, Sari, ayo masuk ke rumah! Sudah sore ini, sebentar lagi mau Maghrib!" Perintah Bu Sri.

Dua kakak beradik itupun langsung menurut dan mengikuti ibunya untuk masuk ke dalam rumah. Saat berjalan menuju ke arah rumah yang hanya sejengkal itu jaraknya, tiba-tiba Sari dengan polosnya menyeletuk.

"Bu tahu nggak, kalau tadi Kak Nana melihat perempuan di ayunan sebelahku padahal dari tadi kosong lho,"

"DEG, seketika jantung Bu Sri seolah berhenti berdetak. Apa katamu Nak?" Bu Sri bertanya.

"Iya bu, tadi Kak Nana lihat...." belum selesai Sari mengulangi kalimatnya Nana langsung membungkam mulut Sari.

Sambil tertawa kecil Nana berkata "Nana cuma bercanda kok bu tadi, dan Sari percaya saja kalau ada di sebelah ayunannya ada perempuan,"

Bu Sri hanya terdiam mendengar penjelasan dari Nana dan langsung secepat kilat membawa kedua putrinya masuk ke rumah.

"Sudah, sekarang kalian berdua mandi dan ganti baju karena baju kalian lusuh sekali!" Perintah Bu Sri.

"Baik bu,"jawab Nana dan Sari kompak.

Kini dua kakak beradik itu sedang mandi di kamar mandi dan mereka tampak asyik bercanda sambil saling mencipratkan air.

Mendengar riuh suara tawa mereka di kamar mandi, Bu Sri yang ada di dapur karena harus menyiapkan makan malam pun menyuruh mereka untuk jangan bermain di sana. Apalagi Bu Sri teringat dengan kejadian mengerikan yang dialami oleh Riko di kamar mandi yang sama. Hal ini pun takut bisa terulang lagi kepada Nana dan Sari yang masih kecil itu.

"Ayo anak-anak mandinya jangan kelamaan nanti masuk angin!" Perintah Bu Sri.

"Iya bu," jawab mereka berdua kompak.

Masih dengan handuk panjang yang melilit di tubuh keduanya, mereka pun lantas masuk ke dalam kamar.

Bu Sri menarik napas lega, saat mengetahui dua putrinya dalam keadaan baik-baik saja.

"Aku harap apa yang dilihat oleh Nana tadi di sekolah TK itu juga memang benar bukan arwah wanita penghuni rumah ini," gumam Bu Sri dalam hati.

Jam makan malam pun tiba, Bu Sri yang tidak sempat pergi ke pasar atau membeli sayuran di penjual sayur hanya menyiapkan lauk seadanya. Namun kendati demikian tetap saja apapun makanan yang dibuat oleh Bu Sri tetaplah lezat, karena ia jago memasak.

Di meja makan semua keluarga berkumpul, termasuk Riko yang kini sudah jauh lebih baik setelah istirahat dan minum obat dengan teratur.

"Apa kak Riko sudah baikan?" Tanya Nana.

"Sudah dong, karena doa kalian kakak sekarang sudah sehat kembali," jawab Riko bersemangat.

"Syukurlah Nak, bapak dan ibu senang sekali mendengarnya," timpal Pak Sugiono.

"Oh ya ibu minta maaf karena hanya memasak makanan ini saja," kata Bu Sri agak bersedih.

"Nggak apa-apa kok, masakan ibu tetap paling enak!" Kata Sari sambil memberikan dua jempolnya.

"Duh! anak ibu sudah pandai memuji rupanya," tawa Bu Sri dibarengi gelak tawa oleh semua keluarga.

Suasana hangat yang tercipta dalam keluarga Pak Sugiono seolah sejenak menghilangkan perasaan risau dan gelisah akibat adanya teror dari arwah penghuni rumah lama itu yang kini bahka sudah berani menampakan diri di hadapan gadis kecil Nana.

Saat sedang asyik menikmati makan malam dan sesekali bersenda gurau, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu di depan rumah keras sekali.

"Tok...tok...tok!"

Mendengar bunyi ketukan pintu Bu Sri pun langsung menyuruh Pak Sugiono untuk membukanya.

"Pak, itu di depan kayanya ada yang mengetuk pintu, barangkali ada tamu!" Perintah Bu Sri.

"Baik bu," jawab Pak Sugiono lalu melenggang pergi menuju ke depan rumah.

Namun saat pintu dibuka, Pak Sugiono tidak mendapati ada orang di sana. Sontak saja, tubuhnya langsung merinding seperti masuk angin dan buru-buru pintunya langsung ditutup.

Pak Sugiono langsung menebak siapa pelaku yang telah mengerjainya malam-malam begini tidak lain pasti adalah arwah penghuni rumah itu.

Bahkan saat Pak Sugiono hendak berbalik arah untuk kembali ke meja makan, pintu rumah itu kembali diketok sebanyak tiga kali sama persis seperti tadi.

Untuk kali ini, Pak Sugiono mencoba mengabaikannya karena ia tahu saat dibuka pasti tidak ada penampakan batang hidung manusia di sana.

Dia merasa bergidik ngeri dan membayangkan jika ia membuka pintu, yang ada arwah itu menampakan diri dan bisa saja mencekik leher Pak Sugiono hingga tewas.

Tanpa berpikir panjang lagi, Pak Sugiono langsung berjalan cepat menuju ke meja makan dan segera menemui keluarganya.

"Siapa yang datang Pak?"Tanya Bu Sri.

"Nanti saja bu, bapak ceritakan kalau sudah selesai makan. Kalau sedang makan jangan sambil mengobrol takut kesedak,"Pak Sugiono mencoba berbohong dan mengalihkan pembicaraan.

Bu Sri yang seolah tahu akan maksud Pak Sugiono pun langsung diam seketika dan tidak melanjutkan pembicaraan soal ketukan pintu di rumahnya.

Usai makan bersama, Nana, Sari dan Riko langsung pergi ke kamar masing-masing karena esok hari mereka harus berangkat ke sekolah.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!