seorang wanita yang bekerja sebagai guru sudah lama tidak bertemu dengan cinta pertamanya dan di pertemukan kembali di sekolah tempat ia bekerja, tapi memiliki banyak cobaan sehingga perjalanan cintanya harus banyak pengorbanan, air mata, kesetiaan kepercayaan dan keberanian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmadani Harahap, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal Prank 2
Andri duduk disamping Mario, di tundukkannya kepalanya di lihatnya perlahan kolam itu.
" Maafkan sikap bapak yah" ucap Mario menyandarkan badannya pada tiang bangku itu. " Bapak ngerti kok maksud kalian, cuma momentnya belum tepat aja" jelas Mario
.
"Kami cuma mau bapak dan ibuk akur aja, karena melihat sikap bapak dan ibu tadi pagi itu membuat kami bersedih, maafkan kami pak" Andri memohon kepada Mario
" Iya, bapak sudah memaafkan. Sudahlah jangan di fikirkan kalian memang anak mudah yang pemberani, tidak seperti saya dulu pengecut" kata Mario melempar batu kecil ke dalam kolam.
" Pengecut? Maksudnya pak?" Tanya Andri.
" Ada suatu peristiwa yang membuat buk Rima marah kepada bapak, kesalahan itu telah melukai hatinya" jelas Mario.
" Maka dari itu buk Rima marah, yasudah jangan di fikirkan yah, nanti biar bapak aaja yang bicara pada buk Rima, silahkan kamu kembali ke gedung jangan berkeliaran lagi" kata Mario
Andri berdiri dan bergegas pergi dari tempat itu menuju gedung ia tidak sabar dengan menceritakan sikap pak Mario kepada temannya.
Setelah sampai ke dalam gedung ia mencari keberadaan temannya di perhatikannya satu persatu. Bibirnya pun tersenyum sedikit sepeti ada secercah cahaya yang menyinarinya.
" Woii" panggil Andri memukul pundak Bima, sontak mereka semua senang melihat keberadaan Andri
" Gimana? Pak Mario marah" tanya Vivi.
" Nggak!" Jawab Andri datar
"Srius lu" tanya Vivi
.
"Yoi " jawab Andri tenang.
" Becanda dia ni, jangan becanda dong?" Kata Vivi
"Gua gak becanda Vivi, bandel banget lu di bilangin" jawab Andri.
"Tuh kan apa kata gua, Pak Mario gak bakalan Marah" kata Fadli menepuk dadanya.
" Kapan lu ngomong gitu? Perasaan lu orang pertama kali yang takut?" Sambung Meli menjewer telinga Fadli.
" Jadi buk Rima gimana?, Kata pak mario beliau saja yang ngomong" ujar Andri.
" Trus Istirahat Sholat kita kemana, kita ke kamar atau bagaimana? Tanya Vivi
" Mending kita sholat, usahakan jangan ketemu dulu dengan bu Rima, bisa jadi suasananya belum berubah" kata Bima,
" Iya deh, mending kita sholat rasanya kalau bertemu buk Rima kayak singa mau nerkam, ngeri ngeri sedap" kata Fadli.
" Yaudah deh aku ngikut aja" kata meli.
****
Sementara Sakinah sudah bersiap siap untuk tampil menunggu Rima untuk meriasnya, Sakinah benar Rima datang sesuai dugaannya.
" Kamu sudah siap sholat" tanya Rima.
" Sudah buk" jawab Sakinah
" Ibu sholat sebentar yah tunggu" kata Rima.
Sakinah melihat ada rasa kekecewaan sedikit di matanya tapi di balutnya dengan senyuman agar tidak terlihat oleh orang lain. sakinah menghubungi teman-temannya agar temannya bisa tenang bahwa Rima sudah berada di kamarnya.
"Baik Sakinah sudah siap?" Tanya Rima.
"Siap dong buk, sakinah semangat banget nih?" Kata Sakinah dengan Ceria. Rima pun mulai merias Sakinah dengan sangat cantik dan anggun.
" Okeyy selesai, nih pake heels kamu biar telihat elegan, cantik banget kamu" Rima memuji Sakinah.
"Terimakasih buk" jawab Sakinah, ia pun berdiri melihat dirinya pada tampilan kaca yang begitu mempesona. Tak lama kemudian Nanda pun hadir pada Ruangan itu untuk menyapa Rima.
"Buk, saya juga sudah siap" kata Nanda
" Oke kita berangkat ke gedung" kata Rima.
" Baik bu" keduanya pun beranjak dari tempat itu, Rima mengunci kamarnya dan bergegas menuju gedung.
" Aku mau bicara sebentar" Mario tiba tiba berada di depan Rima.
" Gak ada yang perlu di bicarakan, aku mau fokus pada perlombaan" jelas Rima meninggalkan Mario.
" Jangan salahkan anak-anak, hanya karena kau marah kepadaku" sambung Mario." Rim aku tau kau sangat marah padaku, jangan limpahkan pada mereka" jelas Mario. Rima terus berjalan tanpa mengatakan sepatah katapun.
*****
Tiba di gedung waktu telah menunjukkan pukul 16.00 tepat, sesi kedua pun di mulai, karena Sekolah Rima mendapatkan urutan nomor terakhir mereka menjadi agak sedikit bosan menunggu penampilan itu.
Rima hadir dalam gedung itu duduk di samping Sakinah sambil melafalkan lagu yang dibawakan Sakinah sedangkan Mario duduk bersama anak anak yang lain.
Tibalah penampilan terakhir akhirnya di serukan juga, Sakinah dan Nanda menaiki panggung siap berduet. mereka membawakan lagu yang berjudul Rahasia Cinta by Element.
Saat Sakinah dan Nanda diatas panggung mengalunkan alunan lagu itu, Mario hanya menatap Rima dengan tatapan yang sangat mendalam. Alunan Suara Sakinah dan Nanda membuat Semuanya terhanyut menikmati lagu itu.
" Baik, tepuk tangan buat peserta terakhir kita, semangat para peserta membuat para juri bingung mana yang akan menjadi juara satu, karena bagus bagus semua. Baik berakhirnya peserta terakhir kita maka berakhir juga perjumpaan kita pada perlombaan ini. Pada setiap Perwakilan Sekolah dapat meninggalkan lokasi siap Makan malam karena masih di sediakan jatah makan malam, baik wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" Mc menutup kegiatan itu dengan begitu meriah diiringi musik yang indah.
Sakinah pun memeluk Rima karena telah berhasil membawakan lagu tersebut dengan Indah " Alhamdulillah saya berhasil buk" kata Rima.
"Iya Alhamdulillah, ya sudah kalau begitu kita ke penginapan, bersih bersih dan mandi" kata Rima
Sakinah dan Rima pun beranjak dari tempat duduknya itu, meninggalkan gedung tersebut dengan cepat.
" Lagu ini saya persembahkan pada orang pernah saya sakiti hatinya" langkah Rima berhenti mendengar suara yang sangat familiar di balikkannya badannya melihat sumber suara itu.
Suara Mario yang begitu merdu menyanyikan lagu dari band D'bagindas yang berjudul maafkan aku melukis luka. sakinah sangat senang melihat penampilan gurunya itu.
"Buk pak mario nyanyi buk" teriak sakinah, ia menarik tangan Rima menuju keramaian. Rima terpaksa ikut dalam keramaian tersebut mendengar lagu dari Mario.
Rima sesekali melirik ke arah panggung, Mario hanya bernyanyi menutup matanya kali ini tidak sekalipun ia menatap Rima. Setelah selesai, Mario pergi meninggalkan panggung itu terlihat ada rasa kecewa dalam hatinya yang tak terluaskan matanya berbinar.
Setelah Mario turun dari panggung banyak orang bernyanyi secara bergantian Sekolah Rima akhirnya beranjak dari tempat itu. Mata Rima tak berhenti Mencari Mario dari sudut ke sudut yang tak ia temukan.
Sesampainya di depan penginapan Vivi dan yang lainnya sudah berada di depan pintu kamar penginapan, tak tanggung tanggung Vivi memeluk Rima erat sambil menangis.
" Buk maafkan Vivi" isaknya.
" Sudah sudah, ibu sudah maafkan kok jangan seperti itu lagi yah" kata Rima membalas pelukan Vivi.
Andri, Fadli dan meli pun ikut memeluknya dari belakang Vivi, " maafkan Andri buk, ini kesalahan Saya buk" ucap Andri berlinang air mata.
" Kami melakukan ini karena ibu murung, kami kehilangan sosok ibu yang ceria jadi kami berfikir pendek" jelas Meli.
" Maaf buk ini semua ide saya buk, saya memang anak yang bandel" kata Fadli menangis sesenggukan.
" Iya, ibu sudah maafkan kok yag terpenting kalian tidak ada yang luka, ibu khawatir kalau benar kalian berantem ada yang luka atau apa ibu takut!" Kata jelas Rima meneteskan air matanya
"Janji buk gak ulang lagi" Vivi masih menangis
" Iya, ibu juga minta maaf yah, karena sikap ibu membuat kalian jadi begini kan, udah hapus air matanya, sekarang kalian mandi bersihkan diri, udah pada bau matahari" Rima menyeka air matanya dan mengejek anak anak di depan pintu penginapan itu .
" Oke siap buk" kata fadli menghormat.
"Ada apasih, kok rame rame gini" Adlin yang tidak tau apa apa heran sambil menyeruput kopi panasnya.
"Iya kok pada nangis" tanya Fatma
" Ah kepo lu ah" kata Andri
" Ada apa buk?" Tanya lidia
" Bukan apa-apa kok, dah kalian mandi sana nanti malam kita ketemu di ruang makan sekarang istirahat dulu" perintah Rima.
"Siap, perintah di laksanakan" kata fadli.
Anak anak itu pun akhirnya tersenyum kembali dan beranjak ke kamar masing masing untuk membersihkan diri.