NovelToon NovelToon
Cinta Yang Beralih

Cinta Yang Beralih

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romantis / Office Romance
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: iqueena

Aluna Maharani dan Reza Mahesa sudah bersahabat sejak SMA. Mereka kuliah di jurusan yang sama, lalu bersama-sama bekerja di PT. Graha Pratama hingga hampir tujuh tahun lamanya.

Kedekatan yang terjalin membuat Aluna yakin, perhatian kecil yang Reza berikan selama ini adalah tanda cinta. Baginya, Reza adalah rumah.

Namun keyakinan itu mulai goyah saat Kezia Ayudira, pegawai kontrak baru, masuk ke kantor mereka. Sejak awal pertemuan, Aluna merasakan ada yang berbeda dari cara Reza memperlakukan Kezia.

Di tengah kegelisahannya, hadir sosok Revan Dirgantara. Seorang CEO muda yang berwibawa dari perusahaan sebelah, sekaligus sahabat Reza. Revan yang awalnya sekadar dikenalkan oleh Reza, justru membuka lembaran baru dalam hidup Aluna. Berbeda dengan Reza, perhatian Revan terasa nyata, matang, dan tidak membuatnya menebak-nebak.

Sebuah kisah tentang cinta yang salah tafsir, persahabatan yang diuji, dan keberanian untuk melepaskan demi menemukan arti kebahagiaan yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SUNBAE!!

Setelah membereskan meja kerjanya, Aluna akhirnya turun ke lantai dasar dan melangkah keluar dari kantor.

Angin malam bertiup kencang, membawa hawa dingin yang menusuk kulit, seolah memberi tanda hujan akan segera turun. Langkahnya tenang namun pelan, menyusuri taman kecil di pinggir jalan.

Kendaraan di jalanan mulai berkurang, hanya sesekali ada motor atau mobil yang melintas. Beberapa toko di sekitar pun sudah menutup pintunya. Langit memerah gelap, dan sesekali suara petir menggema.

Di sepanjang taman, ia melihat beberapa pasangan duduk di bangku yang tersedia. Tawa mereka terdengar jelas, sederhana namun hangat. Tanpa sadar, bibir Aluna melengkung kecil.

"Indah sekali." gumamnya dalam hati.

Ia melangkah lagi, matanya terarah pada langit merah di atas sana. Cahaya rembulan yang biasanya menemani malamnya, kini tertutup oleh awan tebal.

Saat mengalihkan pandangannya ke depan, matanya menangkap satu pasangan yang tampak tenggelam dalam dunia mereka sendiri.

Dan tanpa rasa malu, mereka berciuman mesra di bangku taman. Aluna buru-buru mempercepat langkahnya, rasa tidak nyaman menyelinap di dadanya.

Namun, langkahnya melambat begitu melihat siluet pasangan lain tak jauh dari sana. Wanita itu bersandar manja di bahu sang pria. Dari pandangannya, mereka terlihat tidak asing.

"Tunggu… sepertinya aku mengenal mereka," batinnya, dan mencoba mendekat.

Belum sempat ia memastikan siapa mereka, tetesan hujan jatuh di taman itu, dan berubah menjadi guyuran yang lebih deras. Pasangan itu segera berlari menjauh, punggung mereka menghilang dalam gelap dan hujan.

Sementara Aluna hanya terdiam, tubuhnya basah kuyup, membiarkan hujan membasahi wajah dan rambutnya, tanpa sedikit pun bergerak dari tempatnya berdiri.

Tak lama setelahnya, ia langsung melangkah pergi menuju halte bus. Beberapa orang juga terlihat kebasahan sama sepertinya.

****

Keesokan harinya, ia berangkat kerja sendiri seperti biasa. Ia sengaja tidak mengaktifkan ponsel semalaman, karena takut jika harus menolak Revan lagi kalau pria itu tiba-tiba mengajaknya berangkat bersama.

Bus pagi itu tidak sepadat biasanya. Untuk pertama kalinya sejak ia bekerja, Aluna bisa duduk di bangku dekat jendela, menikmati perjalanan sambil menatap lalu lintas kota yang masih sibuk.

Setibanya di kantor, ia sempat bertegur sapa dengan Yuna yang tampak sedang asyik menikmati kopi dengan Andika di area parkir. Aluna hanya melambaikan tangan singkat sebelum melangkah masuk ke lobi.

Namun, langkahnya terhenti begitu saja.

Di balik pintu kaca, berdiri seorang pria yang sangat ia kenal. Sosok yang memiliki hobi sama dengannya, seseorang yang sudah lama tak berjumpa. Wajahnya masih sama, hanya sedikit lebih dewasa dari terakhir kali mereka bertemu. Robin.

"Sunbae!?" (senior). Serunya riang, nyaris tak percaya kalau yang berdiri di hadapannya benar-benar senior yang selama ini ia rindukan.

"Aluna." ujar Robin sambil berlari kecil mendekat.

Tanpa pikir panjang, mereka saling berpelukan erat, seperti sahabat lama yang akhirnya dipertemukan kembali. Pelukan itu penuh kehangatan, tubuh mereka sampai bergoyang ke kanan-kiri saking bahagianya.

Tak lama kemudian, mereka melepaskan pelukan itu, tapi tangan mereka masih saling menggenggam. Mata Aluna berbinar, begitu pula dengan Robin.

"Aluna, sudah lama aku nggak dengar kata Sunbae sejak aku pindah ke luar kota," ucap Robin sambil tersenyum hangat.

Aluna tertawa kecil. "Oh ya? Jadi aku satu-satunya orang yang masih manggil kamu dengan sebutan itu?"

Robin mengangguk mantap. "Betul. Cuma kamu."

Mereka lalu berjalan beriringan menuju lift. Perjalanan singkat itu penuh obrolan ringan, canda tawa yang membuat hati Aluna terasa lebih ringan.

Seolah-olah kesedihan yang semalam sempat menyesakkan dadanya benar-benar menghilang begitu saja sejak Robin muncul.

Sesampainya di ruangan, tawa mereka masih terdengar. Reza yang sedang sibuk di mejanya menoleh heran, lalu matanya melebar senang begitu melihat siapa yang datang.

"Robin!" seru Reza sambil bangkit dari kursinya.

"Rezaaa!" balas Robin dengan semangat, segera menghampirinya.

Dengan tangan kanan yang masih merangkul Aluna, Robin kini juga merangkul Reza. Mereka bertiga tampak begitu akrab, seperti masa-masa kuliah dulu.

Memang sejak kuliah hingga akhirnya bekerja di kantor yang sama, hubungan mereka bertiga tidak pernah renggang walaupun mereka adalah senior dan junior.

Ada alasan mengapa Reza tetap memanggilnya dengan nama. Robin terlalu geli jika ada lelaki yang memanggilnya dengan sebutan 'Kak' 'Bang' atau semacamnya.

"Robin, pekerjaan semakin sulit waktu kamu nggak ada di sini." keluh Reza.

"Benarkah? Kalau begitu seharusnya aku nggak kembali, supaya pekerjaan kalian semakin sulit." ucap Robin sambil tertawa, masih merangkul Reza dan Aluna.

Aluna langsung memanyunkan bibirnya, mendengus kesal. "Sunbae! Ternyata makin lama makin kelihatan jahatnya."

"Danger nih, kabur dulu ah sebelum Aluna lebih galak." serunya sambil lari kecil ke arah mejanya.

Reza dan Aluna hanya bisa tertawa melihat tingkahnya yang sama sekali tidak berubah meski sudah lama pergi.

****

Beberapa jam kemudian, suasana kantor riuh kembali. Suara keyboard dan mouse saling bersahutan, beberapa karyawan bolak balik mencetak kertas dari mesin print.

Ada juga yang bolak-balik ke ruang pantry membuat kopi agar mata tetap terjaga. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka. Sang manajer masuk dengan wajah serius, langkahnya mantap menyapu ruangan hingga semua perhatian tertuju padanya.

"Baik, semua!" suaranya lantang, membuat beberapa orang langsung menghentikan aktivitasnya.

"Saya mau ingatkan, sore ini ada presentasi dari karyawan baru. Topiknya sudah kalian terima jauh-jauh hari, jadi saya harap semua sudah siap."

Beberapa karyawan saling pandang, ada yang mengangguk kecil, ada pula yang mulai menegakkan duduknya.

Setelah manajer keluar, suasana ruangan langsung sedikit riuh. Di meja ujung, beberapa karyawan baru terdengar mengeluh.

"Bagaimana ini, Kezia yang pegang peran penting buat presentasi malah nggak masuk kerja." ucap salah satunya.

"Iya, padahal kemarin semangat banget. Sekarang malah nggak kelihatan batang hidungnya." sahut yang lain.

Reza yang mendengar itu langsung bangkit dari kursinya. Dengan langkah mantap, ia menghampiri mereka. Tangannya ia masukkan ke saku celana, ekspresinya jelas tidak suka.

"Bukannya kalian tahu kalau Kezia hari ini nggak masuk karena sakit?" tanyanya tajam.

Karyawan itu saling pandang, lalu akhirnya salah satu dari mereka menjawab dengan wajah menunduk.

"I-iya, Kak… kami tahu. Katanya Kezia demam habis kehujanan semalam."

Reza mendengus kesal.

"Kalau begitu kenapa kalian ngomong seakan-akan dia sengaja? Lain kali belajar lebih siap menghadapi tugas dari manajer, jangan nyalahin orang yang sakit." Suaranya mantap, membuat mereka semua terdiam.

Dari mejanya, Aluna yang tanpa sengaja mendengar percakapan itu hanya bisa menghela napas berat. Hatinya kembali tercabik. Rasa gembira yang tadi sempat singgah, lenyap begitu saja setiap kali Reza terang-terangan memperhatikan Kezia.

Yuna meliriknya sekilas tanpa menggerakkan kepala. Ia tahu benar, kalau sampai menanyakan apa yang dirasakan Aluna sekarang, sahabatnya itu pasti akan menangis.

Aluna menggigit bibir bawahnya. Ingatannya kembali pada kejadian malam, saat ia melihat sepasang kekasih di taman. Pasangan yang tidak asing dan nyaris ia dekati, sebelum hujan deras mengguyur dan membuat mereka lari sambil membelakanginya.

Napasnya tercekat.

"Kalau Kezia sakit gara-gara kehujanan… jangan-jangan pasangan yang kulihat semalam memang mereka?" batinnya perih.

****

Senja kini merayap masuk lewat kaca jendela, menyinari ruangan dengan cahaya jingga yang temaram. Satu per satu karyawan mulai berkemas, bergegas turun ke lantai dasar.

Aluna dan Reza adalah karyawan yang pulang paling akhir. Saat membereskan barang-barangnya, Aluna menatap sekilas ke arah Reza, hatinya gelisah.

Ia tahu, Reza mungkin akan langsung pergi ke tempat Kezia. Dan bagian dirinya yang sudah menebak Reza pasti ke sana, justru semakin penasaran.

Dengan suara hati-hati, ia mencoba.

"Za… bisa antar aku nggak?" ucap Aluna pelan, penasaran dengan jawaban Reza.

...----------------...

.... ...

.... ...

.... ...

Duh Aluna, ini namanya cari penyakit. Mending nggak usah tau deh dari pada ujung-ujungnya nyesek ngajak pembaca.

SARANGHAJA 🌹

1
Goresan_Pena421
Farhan emang secape itu si. hufft
Goresan_Pena421
Aluna menjaga dirinya.
Muffin🌸
kan Revan selalu jadi penawar sakit muuu
Muffin🌸
moveoonn alunaa
Muffin🌸
ya karena bukan kamu 🤭
Muffin🌸
yang sabarr yaaaa alunaaa . yang tenang masih ada babang revaaann 🙏🙏
mimief
wkwkkwk
kebanyakan nonton Drakor lu lun..
kali dia emang mau ngasih duit segepok,tapi nyuruh jgn ninggalin anaknya
abis....takut belok beneran
ini mumpung ada betina yg mau dan khilaf🤣🤣🤣
mimief
kayaknya Mak nya mah setuju aja dah
yg penting pasangan perempuan..
seenggaknya lega euy,anak gw ga belok
abis ga pernah ketawan gandeng cewek
di ga tau aja,udah kyk soang anknya maen nyosor Mulu🤣🤣
Iqueena: Kakkkk, aku nungguin komenmuuuu🦋🦋
total 1 replies
Jemiiima__
waduh tp udh dikasih izin jg sma revannya , yaudh gas ajadeh 😂
Jemiiima__
klo emg blm pasti suka sih memang bner jgn dlu lun kasian revan klo cuma dijadiin pelampiasan
Jemiiima__
terimakasih revan sudah hadir menemani Aluna 🥰
Jemiiima__
jd km mikirin reza atau revan? 😭
Septi Utami
jika udah sembuh kamu besok sebaiknya ikut Aluna kerja ya Farhan biar tau siapa pemilik perusahaan di sebrang perusahaan tempat kakakmu kerja🤣
Avalee
Lun, serius lo mikir begini 👀 keknya ada yg salah gak sih?
Avalee
Gwanteeeng gbgt gak sih visualnya? ☺️☺️
Goresan_Pena421
wah seleranya sangat bagus Za....
Deliathis
akkkkkhhh
Iqueena: suaranya nembus layar del 🤣
total 1 replies
Deliathis
akhirnyaa
Deliathis
eh ada si abng
Deliathis
parah bngtt
Iqueena: kenapa tengah malam terus sih munculnya ni org wk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!