NovelToon NovelToon
PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

PEMILIK HATI TUAN MUDA MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Gadis nakal / Identitas Tersembunyi / CEO / Mafia / Romansa / Iblis
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: TriZa Cancer

"𝘽𝙧𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. 𝙗𝙚𝙣𝙜.. "
𝘼𝙙𝙪𝙝 𝙖𝙬𝙖𝙨... 𝙝𝙚𝙮𝙮𝙮... 𝙢𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞𝙧.. 𝘼𝙡𝙖𝙢𝙖𝙠..

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠𝙠...

Thalia putri Dewantara gadis cantik, imut, berhidung mancung, bibir tipis dan mata hazel, harus mengalami kecelakaan tunggal menabrak gerbang, di hari pertamanya masuk sekolah.

Bagaimana kesialan dan kebarbaran Thalia di sekolah barunya, bisakah dia mendapat sahabat, atau kekasih, yuk di simak kisahnya.

karya Triza cancer.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TriZa Cancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEMAN

Bel istirahat berbunyi nyaring, disambut sorakan lega dari para murid. Kursi berderit, suara langkah riuh memenuhi lorong. Semua berbondong-bondong ke kantin, berebut tempat duduk dan antrean makanan favorit.

Tapi tidak dengan Thalia.

Gadis itu masih duduk santai di kursinya, menunduk sambil membalas pesan di ponselnya. Pesan dari Daddy-nya, tentu saja.

Superhero :

“Pagar sekolahnya aman gak?”

“Motornya gak jatuh, kan?”

Thalia memandangi pesan itu beberapa detik, lalu melotot kecil.“Bukan putrinya yang ditanya, malah pagar sama motor?!” gumamnya kesal sambil mengetik cepat.

Thalia“Dasar Daddy aneh, lain kali tanya dulu anaknya sehat apa enggak baru nanyain pagar sama motor!”

Ia mendengus. “Awas aja ya, Pak Rian Dewantara, kalau pulang nanti aku protes.”

Setelah dirasa suasana mulai sepi, Athar berdiri dan keluar dari kelas tanpa sepatah kata pun, diikuti empat sahabatnya Doni, Dion, Raka, dan Rafi. Satu geng paling populer di sekolah itu berjalan santai, meninggalkan aroma misterius dan tatapan kagum dari siswi-siswi lain.

Begitu Athar hilang dari pandangan, dua gadis menghampiri Thalia dengan wajah ramah.

“Hai! Kenalin, aku Felishia Gunadi, tapi panggil aja Cia,” ucap gadis berambut cokelat lembut.

“Dan aku Sasa Setiawan!” sambung gadis berkacamata yang tampak ceria.

Thalia menatap mereka bergantian, lalu tersenyum manis.

“Thalia Putri. Senang kenal kalian.”

Cia memiringkan kepala. “Kamu gak ke kantin?”

“Gak ah,” jawab Thalia santai.

Sasa ikut nimbrung, “Kami bawa bekal dari rumah, jadi gak ke kantin. Mau makan di taman belakang, apa kamu mau ikut.”

Thalia berpikir sejenak, lalu mengangguk kecil. “Boleh deh.”

Mereka bertiga pun berjalan menyusuri koridor. Beberapa siswa yang lewat melirik, sebagian berbisik pelan, tapi Thalia menanggapinya dengan wajah datar dan senyum ringan, seperti biasa, santai tapi berwibawa.

Dalam perjalanan, Cia tiba-tiba menatap Thalia penasaran.“Eh, kamu gak ke kantin karena... gak punya uang, ya?”

Thalia berhenti sejenak, lalu tersenyum kikuk.

“Iya, aku gak punya uang,” jawabnya jujur tapi tidak juga.

Padahal dalam hati, Thalia sudah misuh-misuh "Gak punya uang cash iya, tapi saldo kartu black card di dompet bisa bikin satu kantin jadi milikku sebulan penuh. Berabe kalau dipakai jajan, nanti banyak orang bermuka dua deketin aku.

Thalia ingin menjadi murid biasa di MIS ini tidak mau orang lain tau kalau dia putra Rian Dewantara pengusaha sukses kedua. KarnaThalia tidak ingin banyak orang mendekatinya apalagi untuk memanfaatkan kekayaan dan status Thalia sebagai anak pengusaha terkenal.

Sasa dan Cia saling pandang, terlihat kasihan.

“Oh... ya udah nanti kita patungan aja ya kalau mau jajan,” kata Sasa lembut.

Thalia cuma menatap mereka dengan mata bulatnya, sedikit terharu.

“Eh... makasih, tapi gak usah, aku gak apa-apa kok,” jawabnya sambil nyengir.

Sampai di taman belakang, suasananya teduh dan sepi. Angin berhembus lembut, daun-daun berguguran, dan aroma rumput basah membuat tempat itu terasa damai.

Mereka duduk di atas rumput hijau, membuka bekal masing-masing.

“Gimana kalau kita makan bareng dua bekal ini aja?” usul Cia.

Thalia menatap mereka ragu. “Gak ah, kalian aja yang makan. Aku gak enak.”

Padahal perutnya sudah bunyi lirih. Kruukkkk.

Sasa tertawa kecil. “Udah, gak usah sungkan, makan aja. Kita masih banyak.”

Akhirnya Thalia menyerah. Ia mengambil sepotong ayam goreng dari bekal Sasa dan mencicipinya pelan. Begitu rasa gurih dan pedas menyentuh lidahnya, matanya langsung berbinar.

“Hmm! Enak banget! Ini kamu yang masak, Sa?”

Sasa mengangguk bangga. “Iya, aku masak sendiri.”

Thalia menunjuk dengan sendok, wajahnya serius tapi menggemaskan. “Kalau kamu buka warung ayam goreng, aku bakal jadi pelanggan tetap.”

Cia tertawa. “Tapi katanya gak punya uang?”

Thalia terdiam sepersekian detik, lalu menepuk dada sendiri dramatis.

“Tenang. Aku bayar pakai doa terbaik di dunia.”

Tawa mereka pecah, menggema di taman yang sepi.

Dan sejak hari itu, Sasa dan Cia tahu murid baru absurd bernama Thalia Putri bukan cuma cantik dan ceria, tapi juga… unik dan penuh kejutan.

Setelah makanan mereka habis Cia menatap Thalia "Lia kita ke kantin yuk.. "Ajaknya.

"Pake uang aku dulu aja nih.. Gak apa kok..!" Ucap Sasa menyodorkan uang 100rb.

Thalia menatap mereka "Gak ah aku udah kenyang.. Makasih ya kalian kalau mau ke kantin gak apa, aku masih mau di sini.. "

Sasa dan Cia saling pandang"Kamu yakin gak mau ikut..?"Tanya Cia kembali memastikan.

Thalia mengangguk dan tersenyum "Yakin udah sana keburu masuk.. "

Thalia membuka ponselnya yang bergetar dan mendapati pesan dari asistennya.

Kak Lili

"Nona hari ini ada balapan, apa anda mau turun."

Thalia menegakkan tubuhnya "Balapan"Thalia memandang pesan yang di kirim Lili kembali. "Tapi gimana cara izin sama daddy ya, udah lama banget gak ikut balapan, huh galau kan." gumamnya lesu hingga satu ide melintas di benaknya.

"Kak Lili nanti jemput aku ya ke masion dan bilang sama Daddy kalau kakak ngajak aku nginep."Balasan pesan Thalia kirimkan pada Lily.

Kak Lily :

"Baiklah nona saya akan jemput jam 7 malam"

Setelah membalas pesan Thalia merasa bosan dan melirik jam di ponselnya "Masih ada 20 menit lagi, lumayan kalau tidur sebentar."

Thalia menggeser kursi taman hingga berada tepat di bawah pohon, dan kini tiduran dengan kaki menjuntai ke bawah. Angin yang sejuk membuai Thalia hingga membuatnya terlelap.

Sedangkan di kantin, sejak bel istirahat berbunyi, semua murid membicarakan anak baru kelas 12 IPA 1 yang cantiknya luar biasa. Beberapa murid yang belum melihatnya merasa penasaran secantik apakah gadis itu.

"Sil kayaknya ada saingan lo, yang bakal jadi primadona sekolah.. " Ucap Leni aksara mengompori Sesil Wijaya.

"Alah secantik apapun dia, gak akan pernah bisa ngalahin pamor gue." Cuek Sesil

Leni kembali mengompori Sesil "Lo yakin Sil, baru pertama masuk aja, tuh anak udah di puji loh... " Leni paling suka mengompori Sesil, apalagi jika Sesil sampai membuly murid di sekolah nama Sesil akan jadi jelek karena selalu berbuat jahat.

Dan Leni akan berlagak baik di depan semua orang, meminta maaf atas kesalahan Sesil dan semua orang akan berbalik memujinya karena meminta maaf atas kesalahan Sesil. Pada dasarnya Leni tidak suka semua murid memuji orang lain kecuali dirinya.

"Nanti kita lihat seberapa cantik dia"Ucap sesil dan kembali melahap makanannya.

Di bangku lainnya 5 pemuda yang tak lain Athar, Rian, Rafi, Dion dan Doni juga heboh membicarakan Thalia yang cantik dan celetukan absurdnya, kecuali Athar yang sibuk dengan ponselnya.

Dion nyeletuk"Gak heran sih kalau semua murid ngomongin tuh cewe, aslinya emang cantik, dan cantiknya alami bukan dempul kayak mereka.. "Kode Dion ke arah Sesil dan Leni.

"Yah lo mah nyamain si Thalia sama tuh dua ondel-ondel beda jauh lah pasti.. " Timpal Raka

Rafi mengangguk "Mana tuh anak absurd banget lagi, yang gue kagum dia gak takut sama Athar".

" Iya lo bener kita aja kadang merinding denger suara Athar lah dia mah malah melotot, bukannya serem malah gemesin.. "Ungkap Raka.

Athar diam-diam menyimak percakan semua sahabatnya, memang benar baru kali ini ada yang berani menatapnya, dan memarahinya sekilas Athar mengangkat sudut bibirnya mengingat wajah kesal Thalia. "gadis aneh"gumamnya.

Semua sahabat Athar saling pandang karena mendengar gumaman Athar. Dion berbisik pada mereka "Kenapa dia tiba-tiba berkata begitu, apa dia lagi mikirin si Thalia juga?"

Mereka serempak mengangguk, "Mungkin.." Kompak suara mereka terdengar, membuat Athar menegakkan tubuhnya menatap Doni, Dion, Raka dan Rafi dengan alis terangkan seakan bertanya "Kenapa liatin gue?"

Doni paling berani nyeletuk "Lo lagi mikirin si Thalia juga ya.. "

"Gak.. " Jawab singkat Athar.

"Balapan.. "Satu kata yang keluar dari bibirnya sebelum beranjak meninggalkan kantin. Dan para sahabatnya hanya bisa menghela nafas "Dia itu ngasih tau kita kalau ada balapan? Atau nanya ada balapan?." Keluh Rafi

"Kayaknya ngasih tau deh" Jawab Dion memperlihatkan ponselnya, yang menampilkan pesan dari penyelenggara balapan"

Raka mengangguk dan nyeletuk"Kebayang gak sih kalau dia jadi guru Biologi?, pasti bikin orang gagal paham karena ucapan singkatnya."

Semua mengangguk dan beranjak mengikuti Athar. Ternyata Athar melipir ke taman belakang, untuk menerima telpon namun saat akan beranjak Athar tak sengaja menatap seseorang yang sedang tidur.

Hembusan angin yang menyapu rambut si gadis membuatnya dengan jelas melihat kecantikan gadis itu, Thalia tau jika ada orang di sekitarnya, tapi karena ngantuk dia tidak membuka mata membiarkan orang itu.

"Cantik.. " batin Athar sepersekian detik sebelum tersadar dan beranjak dari taman.

1
Nagisa Furukawa
Gak sabar nih nungguin kelanjutannya, update cepat ya thor!
TriZa Cancer: siap kak di tunggu ya😍
total 1 replies
🌻🍪"Galletita"🍪🌻
Nggak sabar buat lanjut ceritanya!
TriZa Cancer: makasih kak sudah mampir di tunggu ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!