NovelToon NovelToon
Istri Sang Presdir

Istri Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Tamat
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla -Season 2

Ini adalah kelanjutan dari Novel dengan Judul Istri Kecil Sang Presdir.

Kisah ini menceritakan seorang gadis, Kailla yang harus mengorbankan masa mudanya dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang sudah dianggap Om nya sendiri, Pram.

Dan Pram terpaksa menyembunyikan status pernikahannya dari sang Ibu, disaat tahu istrinya adalah putri dari orang yang sudah menghancurkan keluarga mereka.

Disinilah masalah dimulai, saat sang Ibu meminta Pram menikahi wanita lain dan membalaskan dendam keluarga mereka pada istrinya sendiri.

Akankah Pram tega menyakiti istrinya, di saat dia tahu kalau kematian ayahnya disebabkan mertuanya sendiri.

Akankah Kailla tetap bertahan di sisi Pram, disaat mengetahui kalau suaminya sendiri ingin membalas dendam padanya. Akankah dia tetap bertahan atau pergi?

Ikuti perjalanan rumah tangga Kailla dan Om Pram.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Istri Muda Ketinggalan

“Kai..., aku belum memceritakan semuanya tentang orang tuaku.” Pram berkata.

Dia sebenarnya bingung, harus menceritakan kebenarannya pada Kailla atau tidak. Tapi suatu saat istrinya akan mengetahui juga.

“Apa lagi yang kamu sembunyikan dariku?” tanya Kailla mendongak, menatap Pram.

“Sebenarnya... mama mengenal daddy..,” ucap Pram pelan.

“Daddy mengenal mama? Bagaimana bisa?” tanya Kailla heran.

Pram memutar otak, mencari jawaban yang paling mendekati dengan kenyataannya tapi tidak menyakiti hati istrinya.

“Masih ingat dulu waktu pertama kita bertemu mama di Bali, aku pernah bercerita kalau perusahaan mama dan daddy itu dulu pernah bekerjasama.”

Kailla mengangguk.

"Iya, aku ingat sekarang. Pantas saja seperti tidak asing. Lalu?"

“Sepertinya kerjasama itu tidak berjalan lancar. Dan hubungan keduanya memburuk,” cerita Pram.

“Kenapa ?” tanya Kailla pelan.

Pram menggeleng, memilih bungkam. Dia tidak mau Kailla mengetahui kenyataan, yang akan membuat daddy terlihat buruk di mata putri kesayangannya.

“Aku juga tidak tahu jelas. Biarkan saja, itu urusan mereka. Yang penting saat ini, kamu istriku,” sahut Pram.

Apalagi saat ini daddy masih koma. Pram tidak bisa mencari tahu dari daddy kejadian yang sebenarnya dari sisi Riadi. Selama hidup bersama Riadi, mertuanya menperlakukannya dengan baik. Lagipula Pram tidak mau istrinya kecewa ataupun terluka saat mengetahui yang sebenarnya.

“Kai, aku takut, kalau mama mengetahui kalau istriku adalah putri Riadi, dia akan semakin tidak menyukaimu. Bahkan menyakitimu."

“Jadi??"

"Bisakah kita menutupinya sementara ini?" pinta Pram.

"Jadi maksudmu, aku harus berbohong?” tanya Kailla.

“Tidak, bukan begitu Kai. Cukup untuk sekarang tidak perlu memberi tahu mama. Sampai aku bisa membujuk mama berdamai dengan daddy.” Pram menjawab, tersenyum menatap bola mata cantik yang tadi sempat membulat menatapnya.

“Kalau mama bertanya padaku, aku harus berbohong. Begitu maksudnya?” tanya Kailla lagi memastikan.

Ada nada ketidaksukaan dengan permintaan Pram. Dia tidak suka, harus menutupi jati dirinya. Dia putri Riadi dan dia bangga dengan nama Riadi Dirgantara yang tertulis di belakang namanya.

“Bukan berbohong, Sayang. Cukup tidak perlu memberitahunya saat ini,” jelas Pram.

“Aku tidak suka dengan situasi ini!” gerutu Kailla.

“Aku tidak peduli bagaimana hubungan mama dengan daddy, mama tetap harus tahu siapa orang tuaku!” lanjut Kailla tegas.

“Kai, aku mohon. Menurutlah denganku, jangan keras kepala. Aku mengkhawatirkanmu, Sayang,” ucap Pram, membelai rambut panjang yang tergerai acak-acakan.

“Aku pikir-pikir lagi. Aku mau tidur sekarang,” sahut Kailla, mengeratkan pelukannya di pinggang sang suami.

“Iya Sayang,” ucap Pram, mencium pucuk kepala istrinya.

***

Malam berganti pagi, saat rembulan mulai sembunyi di peraduannya. Matahari yang masih malu-malu menampakan diri, bersembunyi di ufuk timur. Sepasang suami istri itu masih saling memeluk, melupakan pertengkaran yang sebenarnya hanya terucap di bibir. Tidak pernah benar-benar bertengkar dari dalam hati.

Kailla, bukanlah sosok yang sulit ditaklukan. Dia hanya butuh sedikit kelembutan dan pengertian untuk setiap kenakalan yang dibuatnya. Kailla, dia bukanlah sosok yang tidak bisa menerima alasan, hanya terkadang dia butuh waktu untuk menikmati kekerasan hatinya.

“Sayang...,” panggil Pram, sedikit menggoncang Kailla yang masih lelap dalam tidurnya.

“Kai, kamu terlambat!” panggil Pram lagi, menggesekkan dagunya ke wajah mulus istrinya. Cara membangunkan yang paling mudah dan efektif.

“Ah......! Itu kenapa tidak dicukur!” jerit dan protes Kailla seperti biasa, mengusap pipi yang terkena tajamnya bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di dagu Pram.

“Bangun Kai, kamu terlambat,” ujar Pram, menunjuk jam yang tergantung di dinding.

“Ha?!” Kailla langsung duduk, menatap sekeliling kamar dengan wajah bantal sambil merenggangkan otot tangannya.

Mata mengantuk itu menyipit menatap jam di dinding, sambil menggarukan rambut panjangnya yang acak-acakan.

“Aku masih mengantuk, Sayang!” gumam Kailla, menjatuhkan tubuhnya tiba-tiba ke atas guling empuknya.

“Kamu harus menyiapkan sarapanku, Kai.” Pram mengingatkan.

“Ah... tidak bisakah sekali-sekali kamu sarapan dengan buatan Bu Ida atau Bu Sari?” pinta Kailla mengeluh.

“Tidak! Ini tugasmu. Hanya tugas sekecil ini saja kamu masih mengeluh!” Pram berkata sambil menepuk lembut kepala istrinya.

“Aku tidak mengeluh, tapi berharap sesekali diliburkan. Apa kamu tidak rindu dengan sarapan lezat buatan Bu Ida dan Bu Sari?” tanya Kailla lagi, masih menikmati empuk gulingnya.

“Aku akan tetap sarapan dengan buatanmu, yang terkadang tidak sesuai dengan SNI dan protokol kesehatan. Apalagi jauh dari empat sehat lima sempurna," sahut Pram tertawa.

Bagaimana tidak, empat tahun menikah, Pram hampir setiap hari disuguhkan nasi putih dan telur ceplok hanya beda di topingnya saja. Kalau sedikit beruntung, Pram bisa menikmati telur dadar dengan irisan daun bawang dan cabe di dalamnya.

Itupun sungguh jarang terjadi. Seperti menanti lebaran Idul Fitri yang datang setahun sekali.

Tapi setidaknya itu lebih baik dibandingkan Kailla menyuguhkan menu ala restoran bintang lima. Bisa dipastikan semua akan berakhir dengan perjuangan Pram menghabiskannya. Kalau tidak hangus, pasti rasanya jauh dari ekspektasi.

Ya, istrinya memang tidak berbakat dengan penggorengan. Hanya lulus mengeksekusi telur saja. Itu pun butuh bertahun-tahun berlatih untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

“Ayo Sayang, cepat bangun! Tugasmu ini terbilang ringan. Hanya menyiapkan baju kerja dan sarapanku saja,” ucap Pram.

“Hanya ringan di pagi hari, tapi setiap malam tiba aku harus bekerja keras!” dengus Kailla. Mendelik menatap suaminya yang melotot padanya.

“Kai...!” Pram menegur kembali, melihat jarum jam semakin mengarah ke angka enam.

“Iya.. iya aku bangun sekarang!” ucap Kailla kesal, bergegas berlari ke kamar mandi.

***

Kailla tergesa-gesa keluar dari kamar tidurnya dengan Pram yang mengekor di belakangnya. Berlari turun menapaki anak tangga, mengantarnya menuju ke dapur.

“Sayang, mau sarapan apa hari ini?” tanya Kailla berbalik menatap Pram yang berada di belakangnya.

“Nasi uduk!” sahut Pram asal, sambil memutar-mutar dasi di tangannya yang belum sempat di pasang Kailla.

“Huh! Aku serius bertanya,” gerutu Kailla.

"Seperti koki hebat saja! Bertanya menu segala," celetuk Pram, tertawa.

Kailla sudah melangkah masuk ke area dapur, tempat Bu Ida dan Bu Sari berkolaborasi.

“Masak apa Bu?” tanya Kailla, meraih penggorengan dan mentega, memanaskannya di atas kompor.

“Ibu masak nasi goreng seperti biasa Non,” sahut Ibu Ida singkat.

“Sarapan Non Kailla, sudah ibu siapkan di meja makan ya,” lanjutnya lagi, tersenyum melihat majikannya yang sudah rapi sedang menyiapkan sarapan suaminya.

“Iya Bu, setelah aku menyiapakan sarapan Pak Pram,” sahut Kailla, memecahkan telur di dalam lelehan mentega yang sudah cair di atas penggorengan.

Tidak butuh waktu lama, Kailla sudah berjalan menuju meja makan dengan sepiring nasi putih dan telur yang diberi lelehan kecap malika seperti biasanya.

“Ini Sayang, sarapanmu!” ucap Kailla menyodorkannya ke depan Pram yang sedang menunggu di meja makan sambil mengecek ponselnya.

Tanpa melihat pun, Pram sudah bisa menebak menu sarapannya pagi ini. Istrinya hanya lulusan menggoreng telur dan mie instan.

“Terimakasih,” sahut Pram meletakan ponsel di meja, kemudian menarik piring yang disodorkan Kailla mendekatinya.

“Sarapan bersamaku,” pinta Pram, menepuk kursi kosong di sampingnya. Menatap sepiring nasi goreng yang sudah disiapkan asisten rumah tangga untuk istrinya.

Pram sebenarnya tidak masalah sarapan dengan buatan siapapun atau menu apapun. Lagipula dia sudah menyiapkan dua asisten rumah tangga yang mengurus semua kebutuhannya dan Kailla.

Tapi dia merasa perlu mendidik istrinya untuk belajar bertangungjawab dan mengerti tugas-tugasnya. Untuk itu dia harus berkorban menikmati menu yang jarang berganti setiap harinya.

“Sayang.. aak!” pinta Kailla, menyodorkan sendok berisi nasi goreng ke dalam mulut Pram.

“Terimakasih,” ucap Pram, membuka mulut, menerima suapan nasi goreng.

“Kai, tolong siapkan bunga untuk papa. Dan belikan sesuatu untuk dibawa ke tempat mama,” pinta Pram tiba-tiba.

“Mama? Aku harus menyiapkan apa?” tanya Kailla bingung.

“Pikirkan saja apa yang kira-kira cocok di bawa kesana,” sahut Pram.

“Aku sengaja memintamu menyiapkannya. Karena ini kunjungan pertamamu,” lanjut Pram.

“Baiklah, aku akan membawakan mama bom molotov!” ucap Kailla, usil.

“Sebenarnya kalian berdua itu kalau akur, adalah pasangan yang cocok. Sama keras kepalanya,” ucap Pram, tersenyum.

“Tidak, aku tidak semengerikan itu!” gerutu Kailla.

"Habiskan sarapanmu. Aku harus ke kantor sekarang,” pamit Pram, menyodorkan dasinya pada Kailla.

“Huh! Memasang ini saja kamu harus menyusahkanku!” keluh Kailla, terpaksa berhenti menikmati sarapannya karena dasi Pram.

“Eitss.. jangan mengikatnya kencang-kencang!” protes Pram, saat Kailla dengan sengaja menarik dasi itu hingga mencekik lehernya.

“Sudah! Aku membencimu Tuan!” ucap Kailla, merapikan kerah kemeja suaminya.

“Tapi aku mencintaimu Nyonya,” pamit Pram, mengecup kening dan kedua pipi istrinya.

“Aku berangkat sekarang, habiskan sarapanmu. Donny akan bersamaku, Bayu yang akan mengantarmu ke kampus.” Pram mengingatkan kembali.

“Iya, aku tahu,” sahut Kaila kesal dengan kebawelan Pram.

“Jangan nakal, kalau tidak aku akan menggantungmu di pohon mangga yang berbuah semangka kemarin itu,” ucap Pram usil, kembali mengecup pucuk kepala istrinya.

“Ah.. sudah! Berangkat sana. Aku tidak bisa menghabiskan sarapanku, kalau kamu mengomel terus,” keluh Kailla, mengibaskan tangannya mengusir Pram.

“Ingatkan kedua asisten tampanmu itu, mereka harus menunggu daddy di rumah sakit!” ucap Pram bergegas meninggalkan Kailla.

Tak lama Pram kembali.

“Ada apa lagi?” tanya Kailla kesal melihat Pram yang sudah berdiri di sampingnya.

“Istri mudaku ketinggalan!” sahut Pram tersenyum, meraih ponselnya yang tertinggal di atas meja.

****

Thank You

1
Ellya Muchdiana
bagus begitu Kailla, laki laki egois harus diberi pelajaran
Siska Oktavia
ok
Khairul Azam
ceritanya bagus, tp klo berlebihsn jg gak bagus
Ratna Dewi
disini yg keren autornya... kata2nya selalu tertata rapi dan menyayat hati... lanjut terus tour kutunggu karya2 terbarumu.. /Heart//Heart/
Arye Ghad'iz BinAngun
nangis nangis Bombay aku 😭😭
E
Luar biasa
Suprawani Mami
baca yg ke 4xnya tetep asyikk
Abiy Dewa
Luar biasa
Wiji Lestari
Bayu keren bisa menyadarkan sisi egonya kayla
Maftu Chah
Luar biasa
Siti Saja
Buruk
Linda Liddia
Udh baca dari season 1 2 3 bagus bgt critanya Thor..Thor gak ada season 4 utk kelanjutan crita pram kailla & anak2nya Thor..
Casanova: ada kak. di aplikasi pena hijau
total 1 replies
Rosanti
Luar biasa
an
baaguuuss
Noor Jannah
Kecewa
Noor Jannah
Buruk
zira
kaila ga ada hormatnya dgn suaminya yg ekstra sabar...dia lupa klo dia juga berhubungan dgn pria lain, pakai pelukan lagi
zira
seharusnya Kaila bisa menjaga dirinya, tidak asal main peluk, tidak ada suami dan di tempat umum
Beby Toy
baguss banget udah baca yg ketiga kalinya 🥰
zira
Kaila kualat...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!