Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...Happy Reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
"SEKALI LAGI, DI BERITAHUKAN KEPADA SISWA DAN SISWI BERNAMA ALFA, RENI, KIRA DAN ZENA, DI HARAPKAN SEGERA KE KANTOR SEKARANG!" suara pengeras suara dari kantor terdengar keras dan jelas, memecah keheningan di ruang kelas.
Meskipun perdebatan mereka belum selesai, tapi mereka harus beranjak dari kursi mereka dan menuju ke kantor.
Kira dan Zena menatap Alfa dengan senyum sinis di wajah mereka. "Setelah kita berhadapan dengan kepala sekolah, kau akan tahu nanti, kalau kau sudah membuat kesalahan besar," ucap Kira, sambil menggelengkan kepala.
Alfa sendiri terlihat tenang, meskipun dia tahu bahwa dia akan menghadapi masalah besar di kantor kepala sekolah. Dia menatap Kira dan Zena dengan mata yang dingin, lalu menganggukkan kepala. "Aku siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi," kata Alfa, sambil berjalan menuju ke kantor.
Keempat siswa itu berjalan menuju ke kantor kepala sekolah, dengan perasaan yang berbeda-beda.
Berikut adalah versi yang telah diperbaiki dan dikembangkan dengan alur yang lebih menarik:
"Ayo masuk, dan langsung ke ruang kepala sekolah," ucap seorang guru mempersilahkan mereka masuk. Mereka pun berjalan menuju ruang kepala sekolah, dengan langkah yang pasti. Di dalam ruang kepala sekolah, mereka disambut oleh kepala sekolah yang duduk di belakang meja kerja, dan juga guru BK yang berdiri di sampingnya.
"Silakan duduk," ucap guru BK itu, sambil menunjuk ke kursi yang ada di depan meja kepala sekolah. Mereka berempat pun duduk di kursi, dengan wajah yang berbeda-beda. Alfa terlihat tenang, sementara Kira dan Zena terlihat percaya diri. Reni sendiri terlihat masam, karena putus dengan Soni membuat ia masih sedih.
Kepala sekolah memandang mereka berempat, lalu menghela napas. "Baiklah, kita langsung saja ke pokok permasalahan," kata kepala sekolah. "Apa yang terjadi antara kalian berempat? Mengapa Kira dan Zena melaporkan Alfa ke kantor?"
Kira dan Zena saling menatap, lalu Kira mulai berbicara. "Alfa telah melakukan sesuatu yang tidak pantas, Pak Kepala Sekolah. Dia telah menyebar foto editan kami."
Alfa memandang Kira dengan mata yang tajam. "Itu tidak benar, Pak Kepala Sekolah. Mereka memfitnah ku." Suara Alfa terdengar tegas dan percaya diri.
"Kami punya bukti jika kau sudah menyebarkan foto editan kami ke media sosial, harusnya kau ku lapor ke polisi!" ucap Zena dengan suara lantang, sambil menunjuk ke arah Alfa. Wajah Zena terlihat merah karena marah.
"Mana buktinya jika aku menyebar foto kalian?" tanya Alfa, sambil melipat tangannya. "Justru kalian sudah memfitnah ku menggunakan ilmu hitam untuk mendapatkan kekayaan," celetuk Alfa dengan nada yang sama tajamnya.
Kepala sekolah memandang mereka berempat, lalu menghela napas. "Baiklah, kita tidak akan membahas tentang tuduhan dan bantahan lagi. Kita akan melihat bukti-bukti yang ada, dan kita akan membuat keputusan berdasarkan bukti-bukti itu."
Guru BK memandang Alfa dan Kira, lalu bertanya, "Apakah kalian berdua memiliki bukti untuk mendukung tuduhan kalian?"
Kira dan Zena saling menatap, lalu Kira mengeluarkan ponselnya. "Kami memiliki tangkapan layar dari media sosial yang menunjukkan bahwa Alfa telah menyebar foto kami," kata Kira.
Alfa memandang Kira dengan mata yang tajam. "Itu bisa saja dipalsukan," kata Alfa. "Saya ingin melihat bukti asli, bukan hanya tangkapan layar."
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...