NovelToon NovelToon
Cursed Cancer

Cursed Cancer

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Baron sudah muak dan mual menjadi asisten ayah kandungnya sendiri yang seorang psikopat. Baron berhasil menjatuhkan ayahnya di sebuah tebing dan berhasil melarikan diri. Di tengah jalan Baron tertabrak mobil dan bangun di rumah baru yang bersih dan wangi. Baron mendapatkan nama keluarga baru. Dari Baron Lewis menjadi Baron Smith. Sepuluh tahun kemudian, Baron yang sudah menjadi mahasiswa hukum kembali dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yg dulu sering dilakukan oleh ayah kandungnya. Membunuh gadis-gadis berzodiak Cancer. Benarkah pelaku pembunuhan berantai itu adalah ayah kandungnya Baron? Sementara itu Jenar Ayu tengah kalang kabut mencari pembunuh putrinya yang bernama Kalia dan putri Jenar Ayu yang satunya lagi yang bernama Kama, nekat bertindak sendiri mencari siapa pembunuh saudari kembarnya. Lalu apa yang terjadi kala Baron dipertemukan dengan si kembar cantik itu, Kama dan Kalia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bernard

Akira yang masih duduk di kamarnya, langsung menelepon Jenar, "Aku baru saja menelepon pihak forensik"

"Kamu di Paris saat ini?" Tanya Jenar Ayu sambil meletakkan teh hijau bikinannya di depan suaminya yang sedang bersiap pergi ke klinik pribadinya. Antares memiliki klinik pribadi di setiap rumah pribadinya. Dia membangun bangunan di samping rumah pribadinya menjadi klinik terapi psikologis.

"Tidak. Aku menyuruh anak buahku mendesak pihak forensik untuk segera memberikan laporan mereka" Jawab Akira.

"Lalu, apa hasilnya?" Tanya Jenar dengan tidak sabar.

"Siapa?" Tanya Antares sebelum ia menyeruput teh hijau bikinan istri tercintanya.

"Akira" Sahut Jenar Ayu.

Antares lalu duduk dan menarik Jenar ke pangkuannya, "Aku ingin ikut mendengarnya" Antares menarik tangan Jenar yang sedang menggenggam ponsel lalu menempelkan ponsel itu di antara telinganya dan telinganya Jenar.

"Dia bukan pelakunya karena kakinya tidak pernah cidera meskipun tinggi dan postur tubuhnya sama dengan si pelaku" Ucap Akira dengan nada suara kesal.

"Sudah ku duga" Sahut Jenar.

Antares memeluk bahu istrinya lalu berkata ke Akira, "Itu berarti kita sekarang ini fokus ke saya, bukan begitu?"

"Iya, saya secepatnya akan ke rumah Anda untuk membahas rencana kita karena putri Anda, Kama, memiliki feeling kuat kalau pelaku yang sebenarnya sedang mengincar Anda. Apakah Anda berzodiak Cancer?"

"Iya" Sahut Antares dan Akira sontak menyemburkan, "Sial!"

...♥️♥️♥️♥️...

Kama duduk dan sontak mendelik ke Baron, "Kenapa duduk di sini?"

Baron menjulurkan dagu ke segala arah sambil berkata, "Aku tidak kenal dengan mereka semua. Aku hanya kenal sama kamu"

Kama mendengus kesal lalu membiarkan Baron duduk di kursi sebelahnya sambil mengeluarkan alat-alat tulis dan buku dari tas selempangnya. Baron melakukan hal yang sama. Lalu Baron berbisik ke Kama, "Kenapa kamu lari waktu aku nanya siapa yang kamu rindukan? Mana ada pantai.....kamu bohong, ya? Kamu merindukan aku, kan"

Kama menginjak kaki Baron cukup keras dan membuat pemuda tampan itu sontak berteriak kencang, "Ooouchhh!!!!"

Semua pasang mata mengarah ke bangkunya Kama dan Baron yang kebetulan berada di tengah.

Baron berdiri saat bapak dosen yang terhormat memintanya berdiri.

"Kenapa tiba-tiba teriak, hah?!"

"Saya diinjak Ibu tiri, Pak" Sahut Baron dan seluruh keras menggemakan tawa renyah.

Kama menghela napas panjang mendengar Baron mengatainya ibu tiri.

"Diam semuanya! Kamu maju sini! Jelaskan pembahasan nomer tiga yang saya tulis di papan ini" Dosen itu mengetuk-ngetuk whiteboard dengan wajah garang.

Baron melangkah maju dan seluruh mahasiswi yang ada di kelas saya itu langsung berbisik-bisik, "Tinggi banget, ya, mana tampan lagi"

"Aku mau jadi pacarnya" Mahasiswi yang duduk di bangku belakangnya Kama persis, membisikan itu ke teman sebangkunya dan Kama menghembuskan napas kesal saat dia bisa mendengar bisikan itu.

Kama meraup wajah cantiknya dengan kasar saat dia mendengar ada bisikan lagi di bangku belakangnya, "Aku akan minta nomer ponselnya nanti. Kalau dia sudah balik ke kursinya"

Saat Baron berhasil dengan sempurna menyelesaikan tugas dari dosen yang mengajar di hari itu seluruh kelas kembali bergema, tapi kali ini menggemakan tepuk tangan dan teriakan melengking dari para mahasiswi.

Baron terus menatap Kama dan tersenyum saat Kama mendongak dan melihat ke arahnya. Kama kembali menunduk ke bukunya dan bergumam di dalam hatinya, kenapa jantungku kemarin berdebar kencang saat di pantai dan kemarin aku sangat merindukan cowok gila itu, cih!

"Oke, kamu tidak bapak hukum karena kamu pinter ternyata. Kamu pindahan dari Paris, ya?"

Baron membungkuk lalu menegakkan kembali badannya dengan cepat untuk berkata, "Bener, Pak"

"Siapa nama kamu?"

"Baron"

"Oke, kembali ke tempat duduk kamu Baron dan jangan teriak lagi kayak orang kesurupan"

"Baik, Pak" Baron lalu melangkah kembali ke kursinya dan semua pasang mata mengikuti langkah Baron. Semua mahasiswi menatap kagum ke Baron.

Tepat di saat pantat Baron menempel di kursi, bahunya disentuh pelan dari belakang. Baron kaget dan langsung menoleh ke belakang.

Seorang cewek cantik dengan rambut lurus model Bob dan berlesung pipi berkata ke Baron, "Aku minta nomer ponsel kamu"

"Kamu harus minta ke pacarku" Sahut Baron sambil mengarahkan kembali kepalanya ke depan.

Cewek yang duduk di bangku belakangnya Baron memajukan kepalanya dan bertanya, "Pacar kamu? Kamu sudah punya pacar?"

Baron menganggukkan kepala tanpa menoleh ke belakang.

"Siapa pacar kamu?" Tanya cewek itu.

Baron dengan santainya menunjuk Kama dan Kama yang tengah asyik mendengarkan penjelasan dari bapak dosen yang terhormat, tidak memperhatikan jari telunjuknya Baron yang mengarah padanya dan Baron tersenyum senang.

Kama diam saja berarti dia mengakui kalau aku ini pacarnya? Senyum Baron semakin lebar.

"Sial! Dia sudah punya pacar" Terdengar bisikan di belakang Baron dan Baron tersenyum semakin lebar sambil terus menatap Kama dari samping.

Baron mengarahkan permen karet ke Kama saat dia melihat Kama menguap.

Kama menoleh ke Baron, "Makasih"

"Masama Cantikku"

Kama mendelik lalu berbisik ke Baron, "Mau aku injak lagi?"

Baron langsung menggelengkan kepalanya.

Baron terus menatap Kama dan itu membuat dua cewek yang duduk di belakangnya Baron mendengus kesal.

Setelah kelas usai, Kama bergegas keluar dan Baron buru-buru menyusulnya sambil berteriak, "Tunggu, Kam!"

Kama terus berlari ke arah kantin karena perutnya sudah merintih kelaparan. Hawa dingin di kota Malang membuat perut Kama sering merintih kelaparan. Jalan menuju ke kantin adalah taman yang cukup luas.

Kama menghentikan langkahnya tiba-tiba dan itu membuat Baron mengerem langkahnya secara dadakan lalu menoleh kaget ke Kama, "Ada apa, Kam?"

"Bernard ada di depan kita sekarang"

"Hah?! Bernard ada di Paris, Kam dan di depan kita nggak ada siapa-siapa" Baron berucap sambil mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin.

Kama mengangkat pelan jari telunjuk tangan kanannya ke pohon Akasia di depannya, "Bernard ada di bawah pohon itu dan duduk dengan kaki selonjor dan punggung bersandar ke pohon. Dia menangis menunduk"

Baron menggosok-gosok tengkuknya sambil menoleh perlahan ke arah tunjuknya Kama.

Pemuda tampan itu kemudian menahan lengan Kama saat gadis cantik pujaan hatinya itu hendak ke depan.

Kama mengibaskan tangan Baron dan langsung melangkah ke depan dengan langkah lebar.

Baron berdecak kesal dan bergegas menyusul Kama. Baron lalu terpaksa berjongkok di sebelah kanannya Kama saat gadis cantik itu berjongkok.

Baron menoleh kaget ke Kama saat dia mendengar Kama berucap, "Siapa yang sudah membunuh kamu?"

Baron mengangkat kedua alisnya ke atas dan menyemburkan, "Ke.....kenapa kamu bertanya seperti itu, Kam?"

Kama mengabaikan Baron dan tatapannya terus fokus ke depan. "Katakan kenapa tubuh kamu seperti itu, Bernard!"

Baron menoleh ke batang pohon di depan Kama dengan perlahan lalu berkata sambil mengusap kembali tengkuknya, "Me....memangnya apa yang kamu lihat, Kam?"

Kama mendengus kesal lalu menjawab pertanyaannya Baron tanpa menoleh ke Baron, "Aku melihat ada tiga tusukan di dada Bernard dan satu tusukan di perut Bernard"

Baron sontak terduduk di rumput saking kagetnya dan dengan wajah pucat pasi dia bergumam lirih, "Bernard sudah mati dan dia mati dibunuh?"

Kama menganggukkan kepalanya lalu melontarkan pertanyaan kembali dengan pandangan lurus ke batang pohon, "Bernard tatap aku dan katakan apa yang sudah kamu alami?!"

Makhluk astral berwajah Bernard itu mendongak dan menatap Kama lalu berkata, "Aku tidak tahu siapa yang sudah membunuhku. Pelakunya memakai Hoodie hitam dan masker. Dia menculik aku, menyekap aku, lalu membunuh aku karena aku adalah pacar kamu, Kam. Dia ingin memiliki kamu hanya untuknya"

"Apa?!" Kama berteriak kaget.

"Apa katanya?" Tanya Baron dengan tidak sabar.

"Kamu dengar kan dia bilang apa tadi?!" Kama mendelik kesal ke Baron.

Baron sontak menyemburkan, "Hei, Sayangku, Cintaku, aku bukan Indigo, ya, tapi aku In......" Baron tidak meneruskan kalimatnya dan memilih meringis di depan Kama sambil garuk-garuk kepala.

"In apa, hah?!" Bentak Kama"

Baron terkekeh geli lalu berkata, "In love with you" Baron sontak menarik kakinya saat Kama ingin menginjak kakinya.

Kama mendengus kesal lalu melotot ke Baron, "Berhenti bicara yang tidak-tidak!"

"Oke, oke, Si Bernard ngomong apa tadi?"

"Dia bilang pelakunya menculik dia, menyekap dia, lalu membunuh dia karena dia adalah pacarnya Kama dan dia tidak bisa membahagiakan Kama selama ini. Kau tahu siapa Kama yang aku maksud, kan?"

Baron menutup mulutnya yang ternganga dengan telapak tangan sambil manggut-manggut.

Kama kembali berucap, "Bernard juga bilang kalau orang yang membunuhnya ingin memiliki Kama hanya untuknya"

"Apa?!" Sembur Baron.

1
Osmond Silalahi
kasihan sih sebenarnya, tapi anak itu yg merasakan semua saat umurnya segitu
SONIYA SIANIPAR
yahhh dadadaa kamaa
Agasya
top banget
Osmond Silalahi
setuju aku
R 💤
hmm gombal
R 💤
wkwkwk kicep dia sama Kama
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
bunga iklan... 🌹👆
Osmond Silalahi
keren kawan.
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
iklan like👆👍
Osmond Silalahi
wuih ... sedap romansanya
Osmond Silalahi
setuju aq
Osmond Silalahi
mama pasti percaya anaknya
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget 😍
total 1 replies
R 💤
like komen iklan Thor.. smngttt
R 💤
weeehhh siapa nihhhh
SONIYA SIANIPAR
kalau sempat ceritanya ada di dunia nyata, gila. Betapa malangnya yg lahir cancer
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya 🥰
Elisabeth Ratna Susanti: iya bener banget, kak dan kebetulan aku cancer 😁
total 2 replies
anggita
bunga🌹...ng👍 like pertama
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya selama ini 🥰🤗🫶
total 1 replies
SONIYA SIANIPAR
nitip sampai sini dulu Thor
SONIYA SIANIPAR
beuhh sadiss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!