kampung Gaib adalah sebuah kampung terpencil yang terletak di daerah pegunungan yang sangat jauh dari pusat kota dan kampung ini merupakan kampung sesat yang memuja sekte hitam dan setiap bulan selalu mencari tumbal untuk kampung tersebut. Adat istiadat ini telah ada sejak kepala desa tersebut ganti dengan kepala desa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kriicers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9•
Setelah menunjukan penginapan Tono pun menjelaskan tentang penginapan tersebut dan larangan - larangan yang berlaku.
"Nah ini untuk kunci penginapannya ya teman teman, untuk peraturan yang berlaku di penginapan ini cukup simpel, kalian tidak boleh menganggu ketenangan warga sekitar dengan tidak boleh menghidupkan lampu dimalam hari ataupun senter, didesa ini tidak ada listrik jadi kalian tidak bisa nge Hidupin alat - alat elektronik, kalau untuk hp boleh - boleh saja, dan kedua kalian tidak boleh melakukan ibadah di kampung ini, ini sudah peraturan yang ada sejak dulu, ya cukup itu saja peraturan di kampung ini, ada yang keberatan"? Tanya Aldi.
"Loh kok ibadah tidak diperbolehkan bang itu kan tidak menganggu ketenangan warga dan juga ibadah kan juga kewajiban kita". Bantah Jimmy yang memang sangat taat ibadahnya".
"Bagaimana ini, kata pak Slamet dia telah menguna - gunai Jimmy, tetapi kenapa dia masih seperti sadar akan kewajibannya akan ibadah". Batin Aldi yang takut jika pendapat Jimmy akan membuat teman teman lainnya ikut membantah apa yang telah dikatakan Aldi.
"Yasudah yang terpenting kalian tidak menganggu warga kampung lainnya, sekarang kalian istirahatlah masuk kedalam, didalam ada dua ruang kamar kalian bagi saja saya mau permisi ada urusan lain yang harus saya kerjakan". Akhir Aldi.
"Bang bentar bang,,
Kemudian Jimmy memberikan amplop berisi uang tips untuk bang Aldi yang telah membantu mereka menuju kampung Alas.
"ini ada sedikit uang untuk bang Aldi, anggaplah rasa terimakasih kami kepada bang Alas yang telah membantu kami". Ucap Jimmy seraya memberikan amplop tersebut kepada Jimmy.
" Terimakasih Jim aku langsung pamit saja, permisi". Kemudian Alas pun meninggalkan mereka berlima di penginapan tersebut.
"Giliran udah di kasih uang buru - buru mau pergi. Gerutu Sam sambil menyalakan korek untuk membakar ujung rokoknya.
Kemudian mereka pun memasuki penginapan tersebut. Didalam sangat bersih nampak lantai dan meja yang baru saja dibersihkan, akan tetapi hawa di rumah itu pengap dan panas. Jimmy yang sensitif terhadap hal - hal gaib merasa bahwa banyak sekali penghuni di dalam sana.
"Tadi bang Aldi bilang bahwa ada dua kamar satu untuk perempuan dan satunya untuk pria jadi ini kunci buat kalian berdua Din kalian masuk aja dulu istirahat pasti kalian capek". Jimmy memberikan kunci untuk kamar Dina dan Nisa.
"Hmm terimakasih Jim aku dan Dina masuk dulu". Nisa Gendis. Kemudian mereka pun masuk ke dalam kamar untuk beristirahat dan para lelaki masih duduk - duduk di ruang tamu sambil sebat rokok. Jimmy pun ikut Sam dan Damar duduk duduk di ruang tamu. Akhir - akhir ini Jimmy jarang melaksanakan kewajiban nya sebagai muslim yaitu sholat walaupun kadang ingat Jimmy seakan ada aura yang membuat Jimmy malas untuk melakukan ibadahnya.
Dibalik anyaman bambu rumahnya pak Slamet tertawa penuh kemenangan karena telah berhasil meng guna - gunai Jimmy.
"hahaha akhirnya guna - gunaku berhasil menghalau Jimmy untuk melaksanakan ibadahnya, ini akan membuatku semakin mudah untuk menjadikannya mereka tumbal 4 hari lagi ".
Kembali ke Jimmy dan kawan - kawan.
Waktu sudah menunjukan jam 15.00 dan mereka berencana ingin sekedar keliling kampung untuk bersua foto.
Ketika Dina ingin pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka supaya tidak mengantuk ia mendengar seperti wanita yang meminta tolong kepada Dina.
"to tolong akuu,, tolongg"
Beberapa detik kemudian Dina pun sadar dan seketika bulu kuduknya merinding mendengar suara tersebut. Pasalnya kamar mandi tersebut berada di paling belakang penginapan tersebut dan juga teman - teman Dina berada di depan rumah.
"tolong akuu,, aku kesakitann disinii bebaskan akuu". Suara minta tolong itu terdengar kembali di telinga Dina.
"si siapa itu, jangan nakut - nakutin aku ya ngak lucu". Bentak Dina kepada suara itu padahal dirinya sendiri sedang ketakutan.
Setelah beberapa saat suara itu sudah tidak terdengar kembali dan Dina pun langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Ketika Dina melihat dirinya di pantulan kaca betapa kagetnya dirinya melihat sosok wanita yang rambutnya terurai ke bawah dengan pakaian putih lusuh penuh bercak darah. Seketika itupun badan Dina susah untuk digerakkan dan mulutnya kelu tidak bisa berbicara ataupun berteriak.
"To tolong akuu, tolong cari tubuhku "
Setelah beberapa saat pun penampakan mengerikan itu hilang dari pandangan Dina, seketika itupun Dina langsung menjerit histeris.
Aaaaaaaaaaaaargggggggggg
Sontak jeritan Dina yang berada di kamar mandi pun terdengar oleh teman - temannya yang berada di depan rumah.
"eh itu suara Dina bukan sihh kenapa dia menjerit seperti itu"? Damar yang mulai kuatir dengan keadaan Dina.
"kayaknya itu bener Dina yang teriak, ayo cepet guys kita lihatt ke belakang". Ajak Nisa yang juga raut mukanya terlihat sangat kuatir dengan teman karibnya tersebut.
Kemudian mereka berempat lari memasuki rumah tersebut menuju ke kamar mandi.
Tanpa menunggu aba - aba Nusa yang khawatir dengan keadaan Dina langsung membuka pintu kamar mandi yang tidak terkunci.
"Ya ampunnnn Dinaaaa kamu kenapaa "?
Nisa yang melihat Dina yang sedang meringkuk di pojokan wastafel kamar mandi pun langsung kaget sekaligus takut terjadi sesuatu kepada Dina.
"Pergi pergiii jangan ganggu akuuu aku tidak tau apa-apaa". Dina yang masih berteriak tidak karuhan meronta - ronta mengusir Nisa dan kawan-kawan.
"Kamu kenapa Dinnn ini gueee nisaa buka matamu
"Din kamu kenapa Dinn ini kita kawan -kawanmu". Jimmy yang ikut membantu menyadarkan Dina. Kemudian Dina pun dengan ragu-ragu mulai membuka matanya dan melihat bahwa penampakan tadi sudah lenyap tidak ada di hadapannya.
"Ta tadi aku melihat penampakan wanita, dia sangat menyeramkan dan sepertinya dia meminta tolong padaku, tetapi aku sangat takut huhuhu". Kemudian Dina pun menangis karena teringat peristiwa yang menimpanya tadi.
"Udah lah Din itu hanya halusinasi lo, mana ada setan siang siang gini gentayangan aneh banget ".
Sam yang jelas nampak kesal karena menurutnya Dina berhalusinasi.
"Aku ngak bohong Sam sumpah tadi dia ada di belakangku saat gue ngaca sambil cuci muka ".
" udah - udah yang terpenting sekarang sudah tidak ada apa-apa, dan kamu Dina, sudah jangan takut kami ada disini ". Ucap Jimmy menenangkan.
"Dia adalah arwah korban dari tumbal kampung ini "
Tiba - tiba Jimmy mendengar seperti suara bisikan di telinganya.
"Siapa kamu
"Aku adalah simbah buyutmu le yang senantiasa melindungi, kamu jangan kuatir disaat kamu dalam bahaya aku akan melindungi sekuat". Sahut suara itu yang hanya bisa didengar oleh Jimmy.
Setelah beberapa saat mereka kembali ke depan dan mengurungkan niatnya untuk sekedar jalan -jalan mengelilingi kampung Jati karena waktu menunjukan sudah sekitar pukul 17.00