NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Terduga D & D

Jodoh Tak Terduga D & D

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dewi Ayu Ningrat, gadis ningrat yang jauh dari citra ningrat, kabur dari rumah setelah tahu dirinya akan dijodohkan. Ia lari ke kota, mencari kehidupan mandiri, lalu bekerja di sebuah perusahaan besar. Dewi tidak tahu, bosnya yang dingin dan nyaris tanpa ekspresi itu adalah calon suaminya sendiri, Dewa Satria Wicaksono. Dewa menyadari siapa Dewi, tapi memilih mendekatinya dengan cara diam-diam, sambil menikmati tiap momen konyol dan keberanian gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Tiga hari setelah konferensi pers Dewi, kantor Kala Kita kembali bergairah. Telepon berdering tanpa henti, email penuh undangan, dan salah satunya—datang dari luar negeri.

Subject: Women of The Future Asia — Official Invitation

To: Dewi Ayu Ningrat

We are honored to invite you as a keynote speaker at the Women of the Future Conference in Singapore. Your voice inspires resilience. Your journey empowers women across generations.

Dewi menatap layar laptopnya lama. Tangannya tak bergerak, tapi hatinya gemetar.

Naya, yang sedari tadi berdiri di belakangnya, akhirnya bersuara, “Kenapa bengong? Ini undangan dari dunia.”

“Aku deg-degan,” bisik Dewi. “Biasanya aku cuma ngelawan netizen. Sekarang aku harus bicara di hadapan ratusan tokoh dunia?”

“Dan mereka justru ingin dengar kamu. Karena kamu bukan dibuat-buat, Dew. Kamu nyata.”

---

[Ruang Meeting Kala Kita — Sore Hari]

Dewa memimpin rapat bersama tim utama. Rencana ekspansi, kolaborasi dengan desainer lokal dari Sulawesi hingga Papua, dan persiapan fashion week internasional dibahas serius.

Namun, sebelum rapat usai, pintu diketuk.

Asisten Dewa masuk membawa sebuah map coklat.

“Mas… ini dikirim langsung oleh pengacara keluarga Wicaksono.”

Dewa menegang.

Ia membuka map itu dan membacanya dalam diam. Lalu mendesah berat.

“Mereka mengajukan gugatan.”

Naya berseru, “Apa? Gugatan apa?”

“Pemalsuan merek dan penyalahgunaan dana modal awal.” Dewa meletakkan dokumen itu di meja. “Mereka menuntut agar Kala Kita dibekukan sebelum pengadilan berlangsung.”

Ruangan sunyi.

Dewi menatap Dewa. “Tapi kita sudah lepas dari mereka sejak awal, kan?”

“Secara hukum, iya. Tapi mereka bisa manipulasi laporan keuangan lama. Mereka punya celah untuk mengganggu kita.” Mata Dewa tajam, “Ini bukan soal benar atau salah. Ini tentang siapa yang punya kuasa menyerang lebih dulu.”

---

[Malam Hari — Rumah Naya]

Dewi duduk termenung di dapur, secangkir susu hangat di tangan. Naya mengintip dari balik pintu, lalu ikut duduk.

“Gugatan itu… bisa membuat kita kehilangan semua yang udah kita bangun.”

Dewi diam sejenak. Lalu pelan berkata, “Mereka boleh rebut nama Kala Kita. Tapi mereka nggak bisa rebut maknanya.”

“Kalau Dewa? Kamu nggak takut dia jadi hancur gara-gara keluarganya sendiri?”

“Aku takut,” jawab Dewi jujur. “Tapi yang lebih aku takuti… adalah diam.”

“Diam?”

“Kalau aku diam, aku jadi Dewi yang dulu. Yang tunduk. Yang dijodohkan. Yang dibungkam. Aku nggak mau jadi dia lagi.”

---

[Esok Hari — Rumah Dewa]

Dewa duduk sendiri di ruang tamu, map-map hukum berserakan. Wajahnya letih, tapi matanya tajam. Ia sudah berubah. Bukan lagi pria yang berdiri di bawah bayang-bayang nama besar Wicaksono.

Dewi datang tanpa suara.

“Aku mau tetap berangkat ke Singapura,” katanya langsung.

Dewa menoleh.

“Dan aku mau kamu ikut,” lanjut Dewi.

Dewa berdiri. “Tapi bagaimana dengan gugatan ini? Kalau kita pergi, mereka bisa gunakan ketidakhadiran kita sebagai alasan ‘menghindar’.”

Dewi melangkah mendekat. “Kalau kita tinggal, mereka tetap serang kita. Kalau kita pergi, paling tidak… kita bawa cerita kita ke dunia. Kita tidak kabur, Dewa. Kita maju—tapi bukan ke arah yang mereka tentukan.”

Dewa tersenyum kecil. “Kamu luar biasa.”

Dewi menatapnya lekat. “Jadi… kamu mau ikut?”

Dewa menggenggam tangannya.

“Selama kamu melangkah, aku ikut.”

---

[Bandara Soekarno-Hatta — Dua Hari Kemudian]

Dewi dan Dewa berdiri di ruang tunggu keberangkatan internasional. Wartawan membanjiri pintu masuk, kamera menyorot, tapi Dewi berjalan tanpa ragu.

Sambil tersenyum, ia sempat berbisik ke Dewa, “Kamu tahu apa yang paling aku suka dari kita?”

“Apa?”

“Kita bukan pasangan sempurna. Tapi kita tahu cara saling bertahan.”

Pesawat lepas landas.

Sementara itu, di balik layar, kuasa keluarga Wicaksono mulai menyusun langkah baru. Mereka tidak tinggal diam. Mereka ingin Dewi gagal di panggung internasional. Mereka ingin menghancurkan nama Dewa di negeri orang.

Mereka tidak tahu…

Dewi dan Dewa, bukan hanya bertahan. Mereka sedang bersiap untuk menyerang balik.

bersambung

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 𝑻𝒉𝒐𝒓 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒎𝒖 𝒏𝒈𝒆𝒏𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒌𝒆 𝒉𝒂𝒕𝒊 👍👍👍👏👏👏😍😍😍😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒏𝒈𝒆𝒏𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒏𝒊𝒉 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒏𝒅𝒊𝒆𝒏 𝒎𝒖𝒔𝒖𝒉 𝒅𝒍𝒎 𝒔𝒆𝒍𝒊𝒎𝒖𝒕 😤😤
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑵𝒂𝒅𝒊𝒓𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒍𝒐𝒌
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒈 👏👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒄𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒂𝒘𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒊𝒕𝒖
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑮𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒍𝒎 𝒏𝒊𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒑 𝒌𝒐𝒌 𝑫𝒆𝒘𝒊 𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒂 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒐𝒌 𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒆𝒏𝒈𝒐𝒌 𝑫𝒆𝒘𝒊 𝒔𝒊𝒉 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒐𝒐𝒅 𝒋𝒐𝒃 𝑫𝒆𝒘𝒊 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒚𝒖𝒌𝒖𝒓𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒆𝒘𝒂 𝒕𝒐𝒍𝒂𝒌
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒓𝒂𝒉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝒌𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒈𝒐𝒎𝒐𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒔 𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒓𝒕𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒚𝒂 😏😏 𝒌𝒐𝒌 𝒄𝒖𝒎𝒂 𝑫𝒆𝒘𝒊 𝒂𝒋𝒂 𝒉𝒓𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒘𝒂 𝒋𝒈 𝒏𝒐𝒏𝒈𝒐𝒍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔 𝑫𝒆𝒘𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒘𝒊 😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑 𝑫𝒆𝒘𝒊 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 👍👍👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑵𝒂𝒅𝒊𝒏𝒆 𝒍𝒊𝒄𝒊𝒌 𝒋𝒈 𝒚𝒂 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝑫𝑹 𝒅𝒐𝒏𝒌 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒏𝒊𝒉
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!