NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: tamat
Genre:Duda / Cerai / Ibu Pengganti / Ibu Tiri / Tamat
Popularitas:819.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pijat

“Bapak kenapa?” Nesa menatap aneh Arthur yang sedang menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali. Gadis itu melepas kedua earphone dari telinga.

“Hah… Ah tidak apa-apa. Tadi saya hanya sedikit pusing.” Arthur gelagapan lagi. Lelaki itu berpura-pura memijat kepalanya seolah sedang kesakitan.

“Itu tandanya Bapak masih noob dalam dunia mie instan.”

“N-noob… apa itu?”

“Sejenis pemain baru yang belum pro makan mie instan. Mungkin belum terbiasa dengan micinnya” Jelas Nesa.

Arthur jadi betul-betul pusing, memangnya ada istilah pro makan mie instan. Ada-ada saja gadis ini. Pembahasannya selalu agak lain tapi lebih agak lain lagi Arthur menanggapinya dengan serius. Meski terdengar asal-asalan, penjelasan Nesa selalu dapat diterima oleh akal sehatnya.

“Bapak mau saya ambilkan obat sakit kepala?”

“T-tidak perlu, sepertinya saya mengonsumsi terlalu banyak obat hari ini.” Arthur mencari alasan lagi, kepalanya tidak benar-benar sakit. Untuk apa memakan obat.

Nesa mengangguk, benar juga. Tidak baik sedikit-sedikit minum obat jika rasanya tidak terlalu sakit.

“Mau saya pijat kepalanya?” Tanya Nesa menawarkan. Setiap berhadapan dengan orang yang kesakitan, jiwa keperawatannya selalu muncul secara alamiah. Yah, semacam tuntutan tapi munculnya dari dalam diri sendiri. Kadang melelahkan, tapi Nesa selalu percaya perbuatan baik selalu menghasilkan kebaikan juga entah balasannya itu kita dapatkan hari ini atau diterima oleh keturunan kita kelak. Yang pasti tidak ada perbuatan baik yang sia-sia. Satu kebaikan yang kita lakukan hari ini mungkin menjadi seribu kebaikan bagi orang lain.

Arthur melihat Nesa ragu.“ Bisakah?”

“Tentu, sebaiknya Bapak berbaring di sofa saja. Sebentar saya ambil minyak dulu.” Arthur menurut. Pria itu berbaring di atas sofa.

Nesa kembali dengan sebotol minyak urut di tangannya. Dia terlebih dahulu menyarankan posisi kepala Arthur lebih ditinggikan. Pria itu baru saja selesai makan, nanti bisa asam lambung kalau langsung berbaring.

“Itu minyak apa? Saya tidak mau. Bau…” Arthur menutup hidungnya menghindar.

“Ini minyak urut dari Bangkok Pak, tidak bau kok. Aromanya beda dengan minyak urut Indonesia. Coba deh cium…” Nesa memberikan minyak urut tepat di depan hidung Arthur. Benar, tidak bau seperti yang Arthur bayangkan.

Nesa berdiri di belakang kepala Arthur. Dia sedikit paham mengenai pijat relaksasi. Video callnya dengan anak-anak masih terus dinyalakan. Mereka masih tertidur dengan lelap.

Arthur memejamkan mata rileks. ‘Boleh juga dia’ Ujar Arthur dalam hati.

Tangannya cukup terampil. Tidak terlalu kuat namun terasa sangat nyaman. Ini sangat menenangkan. Hari ini sangat melelahkan bagi mereka berdua. Bagi Nesa anggap saja ini sebagai balasan karna bosnya sudah membantu menggantikan tugasnya menjaga anak-anak saat ketiduran. Sedangkan bagi Arthur pijatan ini mengobati kelelahannya hari ini. Arthur masih beradaptasi dengan perannya sebagai seorang ayah.

“Besok saya akan meminta orang untuk memasang CCTV di kamar kalian. Tenang, saya tidak bermaksud apa-apa. Di CCTV kamu bisa mendengar suara lebih jelas, memindai seluruh kamar dan dilengkapi dengan sensor. Anak-anak akan jauh lebih aman.”

“Saya sangat senang mendengarnya Pak.”

“Apa ada lagi yang kamu butuhkan?”

“Sebenarnya saya ingin Arav memiliki box bayi seperti di mansion. Supaya saya bisa lebih tenang jika pun harus meninggalkannya tidur di kamar.”

“Tidak masalah, besok bisa sekalian diantar orang saya.”

“Apa tidak lebih baik pakai yang di mansion saja Pak? Sayang, toh kami tidak akan lama disini.”

Kelopak mata Arthur terbuka, ada perasaan tidak rela saat membicarakan anak-anak akan meninggalkan rumah ini. Walau merepotkan, sejujurnya Arthur cukup menikmati waktu bersama.

“Nesa…”

“Mmmm?”

“Saya dulu melakukan kesalahan sehingga mantan istri saya meninggalkan kami.”

……… Hening

Arthur tersenyum mengingat masa-masa mereka bersama dulu. “Saya sangat mencintainya, kita menikah dan memiliki anak. Saya pikir saya harus memberikan apapun yang dia inginkan dengan hasil kerja keras dan usaha saya sendiri. Bukan dari orang tua saya. Tapi tanpa saya sadari saya mengabaikan keluarga kecil saya. Bodohnya saya baru menyadarinya setelah mantan istri saya meminta cerai.”

……… Hening

“Kamu mendengarkan saya?” Arthur bangkit dari tidurnya. Nesa menghela nafas, mengambil sehelai tissue membersihkan tangannya dari sisa minyak urut yang menempel. Gadis itu mengambil tempat duduk di ujung sofa yang Arthur sempat tiduri. Posisinya tepat saling berhadapan namun masing-masing berada di ujung sofa.

“Bapak berharap saya berespon seperti apa?”

Keheningan kembali menemani.

Arthur bersandar di sofa lalu menatap langit-langit “Saya… juga tidak tau.”

“Sejujurnya saya tidak bisa memberi komentar apapun tentang rumah tangga Bapak. Apalagi saya tidak mendengar dari dua sisi. Tapi yang saya tau burung tidak bisa terbang hanya dengan satu sayap. Sekuat apapun dia berjuang untuk terbang pasti akan jatuh juga. Begitu juga dengan pernikahan, tidak bisa satu orang yang berjuang. Cinta saja tidak cukup Pak. Keduanya harus saling mengusahakan, saling menghargai, saling percaya, saling melengkapi, saling intropeksi diri, Saling komunikasi, saling meminta maaf, tidak lupa mengucapkan tolong dan terimakasih. Banyak kata saling, ya karna memang selalu dua arah. ‘Saling’ sangat penting untuk memupuk cinta yang tadi Bapak bilang.”

Arthur menoleh pada Nesa, menanti kata-kata lebih lanjut yang akan keluar dari mulut Wanita itu.

“Sebagai suami sudah seharusnya Bapak intropeksi diri, peran suami dan ayah dalam keluarga itu apa. Jangan sampai kata-kata Bapak ‘ingin memberikan apapun yang dia inginkan dari hasil kerja keras saya bukan dari orang tua’ semata-mata adalah ego. Ego yang belum selesai dengan diri Bapak sendiri. Saat itu mungkin anda masih mencari pembuktian bahwa anda bisa melakukan apa yang anda mimpikan.”

Pembuktian ego… bayangan masa kecil Arthur mulai berputar di kepala. Sejak kecil daddynya Austin Wijaksono selalu menekankan apa yang Arthur punya adalah buah dari kerja kerasnya. Setiap kali Arthur tidak memenuhi ekspektasi daddynya, daddynya selalu mengatakan Arthur bodoh atau idiot. Daddynya berpikir bawha Arthur tidak bisa apa-apa. Hanya bisa menikmati apa yang sudah daddynya capai. Hal itu yang menyebabkan Arthur menolak untuk mewarisi Wijakson Group. Dia ingin membentuk identitasnya sendiri melalui PT AAA Group. Sayangnya karna ambisi dan egonya yang belum terpuaskan istri dan anaknya menderita.

“Di sisi lain mungkin mantan istri Bapak menanggapinya berbeda namun tidak dikomunikasikan. Mungkin saja rumah tangga anda masih bisa diselamatkan andai saat itu mantan istri anda terbuka dan mengutarakan apa yang dia rasakan. Saat menikah ada masalah yang perlu disimpan untuk kebaikan dan ada masalah yang harus segera dicari solusinya sebelum cinta itu mati. Tapi sekali lagi, kejadian itu sudah berlalu. Saran saya tidak perlu stuck disana Pak. Perbaiki apa yang bisa diperbaiki dan belajarlah dari sesuatu yang tidak bisa diperbaiki lagi.”

1
Yo Iku
aduhhhh ngakak gue
Yo Iku
kegedean gengsi gagal makan mi
Yo Iku
mgkin gitu y perasaan anak2 ku sm bapaknya yg super cuekkkk
Yo Iku
kl otornya begini smua kita yg baca makin pinter y kn
Yo Iku
daddy nya sontoloyo
Yo Iku
dah mulai suka y pak
Yo Iku
sombong nya euuyyyy
Yo Iku
ntar yg ada arthur cmburu sama anaknya sndiri
Yo Iku
persis saya suka ngomel dibelakang sm kryawan laen , kl nggak dikeluarin tuh keluhkesah, bakal mengendap smpe hari berikutnya
Yo Iku
peletnya g usah dibawa2 napa sus, ntar malah ganti judul
Yo Iku
fibes nya positif bgt deh thor
Yo Iku
pengennya si arthur yg bucin duluan ke nesa
Yo Iku
karna kamu mulai nyaman aron
Yo Iku
kl soal pemikiran aaron trkesan trlalu dewasa diusianya, tp kl dr gaya bicaranya banyak kok tipical anak yg cerdas brbicara
Yo Iku
ntar bapaknya jg sama sukanya sm yg empuk2
Yo Iku
ilmu yg othor smpaikan ngena banget
Yo Iku
nesa psti melongo kan,, ngiler kan dia
Yo Iku
bapaknya kok cuek gitu prasaan saya, sok sibuk bgt , anak masih kecil2 jg
Yo Iku
ntar pas lg happy2 nya mamanya dateng ngeganggu kan ,, aahhhh
Yo Iku
sama thor ,, yg pnting chuaaannn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!