Jodoh Tak Terduga D & D

Jodoh Tak Terduga D & D

Bab 1

Pagi itu, kediaman keluarga Ningrat berubah seperti medan perang kecil. Para pembantu mondar-mandir dengan wajah panik, pelayan dapur berteriak karena panci rebusan hangus, dan Mama Dewi berkali-kali menekan ponselnya dengan suara tinggi penuh kecemasan.

Di balik pintu kamar megah bergaya klasik, seorang gadis dengan rambut berantakan sedang berdiri di depan cermin sambil mengernyit. Matanya membelalak membaca pesan dari sang mama yang baru saja masuk ke ponsel.

> “Sayang, siapkan diri. Besok keluarga calon suamimu akan datang. Mereka ingin bertemu sebelum tanggal pertunangan ditetapkan.”

“Calon suami? Besok?” gumam Dewi, wajahnya berubah pucat. “Hah?!”

Kertas undangan pertunangan yang belum tercetak seakan sudah menjerat lehernya.

Dewi Ayu Ningrat, gadis ningrat berdarah biru, seharusnya bersikap anggun dan menerima semua yang ditetapkan keluarganya. Tapi dia berbeda. Meski lahir dari keluarga terpandang, sikapnya jauh dari kata “bangsawan”. Ia blak-blakan, jenaka, dan berani bicara. Sopan, iya. Tapi bukan berarti dia bisa dipaksa menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia lihat.

“Katanya dia pebisnis sukses,” keluh Dewi sambil duduk di pinggir ranjang. “Tapi usianya… empat puluh lebih? Bau tanah, dong?!”

Gemetar bukan karena takut menikah, tapi karena harga dirinya menolak dijadikan hadiah politik atau aliansi bisnis. Ia menatap koper merah di pojok kamar, mengembuskan napas panjang, lalu berdiri.

“Udah cukup. Hidupku bukan papan catur.”

Tangannya cekatan meraih baju secukupnya, skincare favorit, beberapa kaus, dan sepatu kets andalan. Ia bahkan sempat menyelipkan satu kebaya mewah—karena siapa tahu dunia luar tetap menuntutnya tampil elegan. Setelah rapi, ia menulis sepucuk surat di atas meja rias.

"Mama, Papa... maaf. Aku sayang kalian, tapi kali ini aku nggak bisa ikut permainan ini. Aku ingin memilih sendiri siapa yang menemaniku seumur hidup. Doakan aku baik-baik saja. Jangan cari aku. Aku akan baik-baik saja"

– Dewi

Ia menatap ruangan kamarnya untuk terakhir kali. Dinding berornamen ukiran emas, lukisan leluhur keluarga, tempat tidur ratu yang empuk… Semua tak lagi menarik jika hatinya terkekang. Sambil membawa koper kecil dan mengenakan hoodie favorit, Dewi menyelinap keluar lewat pintu belakang, naik taksi online yang sudah dipesan sebelumnya.

Tujuannya? Jakarta. Tempat Naya—sahabatnya sejak kuliah tinggal seorang diri. Tempat ia bisa mulai dari nol dan hidup sebagai orang biasa.

Mobil mulai melaju, meninggalkan halaman besar yang selama ini membatasi langkahnya.

Dewi menatap ke luar jendela, senyumnya tipis tapi mantap.

“Aku bukan kabur karena takut. Tapi karena aku berani. Dan ini... awal hidupku yang baru.” gumam Dewi dalam hati.

Saat di perjalanan ia baru ingat jika ia ingin menghubungi sahabatnya.

(Grup Chat: Duo Gila – Dewi & Naya)

Dewi: " NAYA....! AKU.DI JODOHKAN" 😭😭😭

Naya: "APAAA??? Sama siapa??

Oke, napas dulu, kita urai masalah ini" 😳

Dewi: Katanya sih pengusaha kaya raya, temen bisnisnya Bapak...

TAPI UMURNYA 40++

Aku nggak mau jadi istri pria bau tanah! 😤

Naya: 🤣 ' Dew, plis... jangan gitu.

Mungkin dia wangi?"

Dewi: "Wangi balsam, Naya! Aku yakin!

Dan tau nggak???

Aku udah kabur dari rumah! 😎

Naya: "HAH?! KAMU SERIUS?"

Dewi: Lagi duduk manis di mobil menuju Jakarta.

Goodbye rumah bergaya keraton, hello dunia bebas! 😌

Naya: "Dewi Ayu Ningrat... kamu ningrat rasa receh 🤦‍♀️

Terus kamu mau ngapain di Jakarta?"

Dewi: " Ngilang... Cari kerja, makan seblak, hidup normal.

Pokoknya, aku mau jadi rakyat biasa!"

Naya: "Kamu pikir ini sinetron?"

Dewi: "Kalau ini sinetron, aku perannya tokoh utama cewek yang kabur dari perjodohan dan akhirnya ketemu cinta sejatinya.

Yang penting jangan bos galak ya..."

Naya: "Awas ntar malah jatuh cinta sama bos sendiri " 😏

Dewi: "HAHAHA. Plis lah.

Aku cukup trauma sama pria 'kaya raya tapi tua'.

Gila aja kalau sampai jatuh cinta lagi"

Naya: "Jangan jumawa dulu, Dew. Kadang cinta itu...

Datangnya dari lift kantor" 🤭

Dewi: NOOO—

Eh, bentar, busnya berhenti.

Aduh... kayaknya aku salah turun...

Naya: " KAMU DI MANA LAGI, WEH?"

Dewi:

Chat ended. Dewi left the chat.

Jakarta.

Panas. Ramai. Padat. Berisik.

Dan Dewi? Berdiri di pinggir trotoar sambil menyeret koper kecil, menatap peta di ponsel dengan ekspresi seperti baru tersesat di dunia antah-berantah.

“Jakarta keras, men,” gumamnya, lalu melanjutkan jalan sambil menyeruput es teh jumbo dari abang-abang kaki lima.

Setelah nyasar dan hampir turun di terminal yang salah, Dewi akhirnya berhasil mencapai tujuan: rumah sahabatnya yang paling setia, Naya.

Naya tinggal sendiri di rumah mungil bergaya minimalis, jauh dari kesan ningrat. Tapi bagi Dewi, rumah itu serasa surga setelah drama perjodohan dan kekacauan keluarga.

"Aku chat dia dulu takut bukan rumah ya kan malu" ujar Dewi lalu membuka grup chat miliknya.

(Grup Chat: Duo Gila - Dewi & Naya)

Dewi: "NAYAAAAAAAA

AKU DI DEPAN GERBANG.

Buka pintunya sebelum aku berubah pikiran dan pulang ke neraka! 😫

Naya:

Gerbang? Itu pagar, Dew. Rumahku bukan istana 😒

Tunggu, aku keluar.

(10 menit kemudian)

Dewi:

Nay.

10 menit.

Aku bisa masak mie instan + nonton sinetron 3 episode.

Mana kamu?

Naya:

Bentar! Aku lagi bersihin piring bekas seminggu 🙈

Kamu tuh datang tiba-tiba kayak hantu gentayangan.

Dewi:

Lebih baik jadi hantu daripada istri pria 40 tahun 🙃

Setelah menjadi menunggu hampir satu jam akhirnya yang di tunggu keluar juga.

Di depan pintu berdiri seorang cewek berambut pendek yang langsung memeluk Dewi begitu melihatnya.

“NINGRAT PALSU!” teriak Naya, setengah ketawa setengah nangis.

Dewi terkekeh sambil memeluk balik. “Warga jelata siap bergabung!”

Setelah itu mereka pun masuk rumah,

"Kamu bawa apa aja sih itu?

Kenapa koper kamu isinya 80% skincare dan 20% kebaya?" tanya Naya heran

"Karena walau aku rakyat biasa, aku tetap glowing.

Dan siapa tau kerjaanku nanti butuh dandan cantik. Jangan remehkan kebaya!" jawab Dewi

"Oke, Putri Turun Tahta.

Ngomong-ngomong, kamu mau kerja di mana?" tanya Naya

"Belum tahu...

Pokoknya besok aku mau cari kerja. Asal jangan jadi ART aja." jawab Dewi asal

"ART tuh mulia, Dew.

Tapi aku ngerti, kamu takut disuruh nyapu pake sarung batik emas... Hehehe" ujar Naya

"Lah iya! Aku tuh biasanya nyuruh orang, masa sekarang harus nyuruh diri sendiri?

Eh tapi aku serius ya Nay...

Aku mau mandiri." jelas Dewi dengan sungguh-sungguh.

Dalam hati Naya ada rasa haru dan juga geli melihat sahabat terbaik nya ini,

Dewi terlahir dengan sendok emas keluarga berdarah biru, tapi ia tetap memilih menjadi darah merah putih katanya.

Setelah mendapatkan kamar untuk ia tinggali, Naya menyuruh Dewi istirahat dulu dan akan di bangunkan waktu makan siang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

begini yang sangat aku suka cerinya gak serius banget ada bar-bar dan buat senyum-senyum sendiri..terlepas senyum ngakak terus kan best buang stress🤣🤣🤣🤣🤣

2025-06-17

0

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃

Othor dirimu netesin karya cepet mamat sih

2025-06-18

0

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

darah merah putih dong, merdeka Indonesia 😎

2025-06-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!