Menjadi Baby Sitter Anak CEO

Pagi ini. Laura bangun lebih awal. dia memandikan Ella seperti biasanya lalu baru dirinya. Setelah itu dia memasuki kamar Grayson berniat membangunkan pria itu.

namun saat masuk dia sudah mendapati Grayson yang sudah membuka matanya menatap lurus padanya.

" kenapa lama sekali? " tanya Grayson.

Grayson sudah menunggu sedari tadi. dia sudah greget sendiri karena Laura tidak kunjung masuk ke kamarnya. Entah lah, rasanya Grayson ingin melihat Laura terus.

" maaf tuan, tadi saya harus memandikan Ella terlebih dahulu" ujar Laura meminta maaf " apa tuan juga butuh di mandikan pagi ini?" tanya Laura.

" apa kau mencium bau busuk dari tubuh ku?" tanya Grayson kesal sudah seperti cewek datang bulan saja. Grayson sendiri tidak mengerti kenapa dia bisa seperti ini hanya karena Laura telat datang dan membuat nya menunggu lama. Padahal salahnya sendiri, siapa suruh nungguin dia dari pagi pagi buta.

" tidak tuan" jawab Laura Jujur " apa tuan ingin sarapan?" tanya Laura.

" yaa, aku ingin sarapan sup tulang ayam. tapi harus kamu yang masak. Aku tidak mau jika kau meminta pelayan untuk memasaknya " ujar Grayson.

Laura mengangguk" baik tuan "

Laura pun segera pergi ke dapur. dia menyiapkan bahan bahan Dan alat untuk pembuatan sup ayam seperti yang dia bisa.

Awalnya Laura fokus memasak. namun saat sup nya hampir jadi dan aromanya menguar memasuki indera penciuman membuat kilasan ingatan nya kembali ke masa lalu.

" ini sup sepesial untuk gadis istimewa" ujar seorang pria memberikan semangkok sup tulang ayam pada Laura yang saat itu masih duduk di bangku SMA.

" waw... Rasanya sangat enak. Kakak harus mengajarkan ku untuk membuat nya" pinta Laura memakan sup itu dengan lahap.

" tentu, aku akan mengajari mu sampai kamu bisa dan aku akan menjadi orang pertama yang memakan nya"

Tanpa Terasa air mata Laura menetes keluar. buru buru Laura menghapus air matanya lalu mematikan kompor dan memasukan sup tersebut Delam mangkuk.

Laura menatap semangkuk sup yang masih mengumpulkan asap panas. Aromanya sangat mengiurkan membuat Laura kembali ke masa lalu.

" sekarang aku sudah menguasai ilmu masak dari mu kak. tapi kau tidak bisa lagi mencoba masakan ku" batin Laura sendu

Laura tersenyum menyemangati dirinya menghilangkan rasa sedih dan rindu di hatinya. Lalu mulai mengambil nampak meletakkan mangkuk tersebut di atas nampan bersama dengan segelas air putih dan segelas kopi.

" kenapa kau lama sekali? kau hobi sekali membuat ku menunggu" ujar Grayson begitu Laura masuk.

Laura mendelik malas. Rasanya dia ingin menuangkan sup panas itu ke wajah Grayson. namun dia menahan nya dan hanya tersenyum" maaf tuan " ujarnya.

" suapi aku" pinta Grayson.

Laura menurut tanpa banyak bicara. dia mengambil mangkuk sup tersebut dan meniup nya sebentar sebelum menyuapkan untuk Grayson.

byurrr!

Grayson menyemburkan sup yang sempat masuk ke mulut nya dan membakar lidah nya. dia menatap tajam Laura.

" kau gila!! Kau ingin membunuh ku?" pekik Grayson marah.

" yaa aku sangat ingin membunuh mu"

" maaf tuan, saya tidak sengaja" ujar Laura panik lalu mengambil tisu membersihkan baju Grayson yang sedikit basah. dia juga membersihkan leher Grayson yang terkena kuah sup nya.

" maaf saya tidak cukup, kau harus bertanggung jawab. kau harus mengobati lidah ku yang terbakar" ujar Grayson.

Mengobati lidah yang kebakaran karena sup panas? Bagaimana caranya? Mengoleskan salep? atau gimana? Laura belum pernah melakukan nya sebelumnya.

" bagaimana caranya? apa tuan memiliki obat nya? biar aku ambilkan" ujar Laura.

Grayson menatap Laura dalam. lalu mulutnya terbuka dan berucap pelan namun tegas. entah dia sadar dengan ucapan nya atau nggak.

"cium aku"

" APA!!" pekik Laura terkejut.

Cium? dia tidak salah dengar? Grayson yang berstatus sebagai suami orang meminta ciuman padanya? Haa? Serius?

belum sempat Laura protes. Grayson lebih dulu menarik Laura hingga bibir mereka bersentuhan. Grayson melumat bibir Laura dengan lembut.

Setiap sentuhan, setiap isapan. Grayson menikmatinya. Matanya menatap mata Laura yang tadinya melotot terkejut kini perlahan terpejam terbawa suasana. Bahkan perlahan membalas ciuman Grayson.

Dejavu. lagi lagi Laura kembali ke masa lalu. Dia teringat saat pertama kali dia berciuman dengan seseorang. dia teringat bagaimana orang itu mengajari nya dengan lembut.

" aku.... aku belum pernah melakukan nya kak" ujar Laura lirih pada pria yang duduk di depannya menatapnya penuh cinta.

" aku akan mengajari mu, kamu cukup lakukan apa yang ku lakukan dan nikmati setiap sentuhan ku" ujar pria itu lembut.

" Daddy....!"

Panggil Ella yang tiba tiba masuk ke kamar Grayson. Refleks Grayson mendorong Laura pelan dan Laura pun segera menjauh.

Pipi Laura memanas, dia memegang pipinya yang dia yakin sudah memerah tomat. Malu? tentu saja. Bisa bisanya dia terbawa suasana dan malah membayangkan masa lalunya.

" sayang, lain kali kalo masuk kamar orang itu ketuk pintu dulu" ujar Grayson berusaha untuk tenang.

Ella naik ke tempat tidur Grayson dan melihat Daddy-nya yang sedang berbaring tidak bisa bangun.

" maaf Daddy" ujarnya " tapi kan biasa ya Ella boleh Langsung masuk" ujarnya

" sekarang jangan gitu lagi oke?" ujar Grayson mengusap rambut putri nya lalu mencium kedua pipi Ella.

" iyaa Daddy, tapi Ella kesini karena butuh kak Laura. Ella mau ke kamar mandi. Perut Ella sakit" ujar Ella memegang perut nya.

" tentu saja boleh " jawab Grayson.

Ella turun dari ranjang lalu menarik tangan Laura untuk segera masuk ke kamar mandi. Laura kira Ella beneran sakit perut namun ternyata Ella berbohong.

Ella mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya. Sebuah amplop berwarna biru muda yang terdapat stiker pokemon lucu di tengahnya.

" kata bibi ada seorang anak kecil yang menitip ini untuk ku. Ella yakin ini dari vino, tapi Ella tidak bisa baca. boleh tolong kakak bacakan untuk ku?" tanya Ella dengan suara pelan takut ayahnya mendengarkan nya.

Laura membuka amplop tersebut. Di dalam nya ada sebuah jepitan rambut lucu berwarna ungu berpadu putih. serta ada sebuah surat.

Laura mengambil surat itu dan membaca nya. Ella menunggu dengan jantung berdegup kencang. dia ingin tahu kabar tentang ibunya.

" Ella, ini aku vino. aku minta maaf karena tidak bisa menepati janji ku untuk datang kerumah mu dan menemui mu. Aku tidak pernah melihat mommy setelah hari itu. Daddy ku juga sudah mencarinya namun sampai sekarang Daddy tidak pernah pulang"

" aku minta maaf, tapi aku harus pergi bersama ibu ku. maaf aku tidak bisa membantu mu lagi. Mungkin kita tidak akan bertemu lagi dan ini sebagai hadiah terakhir ku"

" see you Ella, kau adik ku yang paling ku sayangi. Terimakasih telah pernah hadir di hidup ku, vino"

Ella menangis, satu satunya temannya kini telah pergi. mommy nya tidak pernah pulang lagi setelah haru itu.

" tenang, jangan menangis. Kakak ada disini untuk mu. Jangan nangis lagi nanti Daddy mu bisa curiga" bisik Laura memeluk Ella