Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla - Season 1
Kailla Riadi Dirgantara, putri tunggal Riadi Dirgantara pemilik RD Group. Berusia 20 tahun, cantik, manja, kekanak-kanakan dan sangat menyayangi ayahnya yang biasa dipanggil daddy. Demi ayahnya, dia terpaksa menerima perjodohannya dengan Reynaldi Pratama ( Pram ), lelaki yang sudah dianggap seperti Om-nya sendiri.
Pram, lelaki matang berusia 40 tahun. Tampan, dewasa, bertanggung jawab dan sangat sabar menghadapi Kailla. Pram adalah anak yatim piatu, yang diasuh dan dibesarkan oleh ayah Kailla ( Riadi ) sejak berusia 10 tahun.
Karena komitmen dan tanggung jawabnya kepada kedua orang tua Kailla, dia bersedia menikahi Kailla yang terpaut 20 tahun darinya dan berjanji menjaga dan membahagiakan Kailla seumur hidupnya.
Bagaimana perjuangan dan kesabaran Pram menaklukan cinta Kailla, mendidik Kailla yang manja dan tidak dewasa menjadi wanita dan istri seutuhnya.
Bagaimana perasaan sayang yang sudah terbentuk selama 20 tahun diantara Kailla dan Om-nya Pram, berubah menjadi cinta seutuhnya.
Ikuti kehidupan rumah tangga Om Pram dan Kailla yang berbeda usia dan karakter.
Visual di novel diambil dari berbagai sumber di internet. Hak cipta milik pemilik foto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Beraninya Kamu!
Sejak pertemuannya dengan Anita di perayaan ulang tahun RD Group beberapa hari yang lalu, perasaan Pak Riadi menjadi tidak tenang sehingga sedikit mempengaruhi kesehatannya. Ia masih mengingat jelas bagaimana perlakuannya dulu kepada perempuan itu dan keluarganya sewaktu datang menemuinya. Semakin mengingat, kekhawatirannya pada Kailla semakin bertambah.
Tanpa sepengetahuan Pram, Pak Riadi menghubungi David langsung untuk mencari tahu mengenai kontrak kerja sama perusahaannya dan perusahaan Anita. Dan betapa marahnya Pak Riadi begitu mendapat informasi kalau Pram sendiri yang meminta David untuk mengurus kontrak kerja sama itu. Walaupun sebenarnya ia sudah mencurigai, tetapi ia masih berharap kalau Pram tidak terlibat dengan kerja sama ini. Pak Riadi merasa kecewa dan dikhianati Pram, di mana ia berharap Pram bisa menjaga perusahaan dan putrinya malah melakukan hal sebaliknya.
PLAKK!
Pak Riadi melayangkan tamparan keras ke wajah Pram di dalam ruang kerja. Ia sengaja meminta Pram datang ke rumah begitu mengetahui semuanya. Kemarahannya sudah tidak bisa ditahan dan ia butuh penjelasan langsung dari Pram.
“Bagaimana bisa kamu membawa kembali perempuan itu, Pram? Beraninya kamu!” bentak Pak Riadi sambil melempar salinan berkas kerja sama itu ke tubuh gagah Pram yang sedang berdiri mematung tanpa perlawanan. Pram hanya bisa menatap kertas-kertas itu beterbangan dan berhamburan di lantai.
“Maafkan aku, Dad.” Hanya itu saja kalimat yang bisa keluar dari bibir Pram. Ia masih berdiri dan menatap Pak Riadi, siap menerima pelampiasan kemarahan ayah mertuanya. Ia tahu, ia memang salah dalam hal ini. Makanya ia menerima kemarahan Pak Riadi padanya tanpa membela diri.
Sekarang jelaskan apa tujuanmu? Bukannya kamu tahu bagaimana hubungan kita dengannya? Bisa-bisanya kamu membawa perempuan itu masuk ke perusahaan. Kamu masih mencintainya? JAWAB!” Pak Riadi menatap tajam dengan rahang mengeras, menunjukkan kemarahannya pada Pram.
“Tidak, Dad. Sebenarnya proyek kita yang di Bandung itu bermasalah karena campur tangan perusahaaan Anita. Tu..”
“Jangan pernah menyebut namanya di hadapanku, Pram!” teriak Pak Riadi mencoba untuk duduk, karena emosi membuat kepalanya sedikit sakit. Terlihat ia menghela napas, memijat tengkuknya untuk mencoba mengatur emosinya.
“Pram, tidakkah kamu berpikir apa yang kamu lakukan itu bisa saja membahayakan Kailla. Kita tidak tahu perempuan seperti apa dia sekarang. Bisa saja dia menyakiti Kai, untuk membalas semua perbuatanku padanya dulu,” ucap Pak Riadi setelah merasa sedikit tenang.
“Dad, jangan khawatir. Semua yang aku lakukan ini untuk melindungi perusahaan dan Kailla. Aku berjanji sebisa mungkin menjaga Kailla dan memastikan Anita tidak akan mendekati Kailla,” jelas Pram lagi.
Untuk saat ini, hanya itu yang bisa dilakukan. Ia tidak akan membiarkan Anita atau siapa pun menyakiti Kailla.
“Kamu boleh keluar, Pram.” Pak Riadi terlihat memijat pelipisnya berulang kali. Berbicara dengan Pram dalam kondisi seperti ini hanya akan membuat emosinya bertambah.
***
Setelah keluar dari ruang kerja Pak Riadi, Pram segera bergegas kembali ke kantor. Ia tadi buru-buru ke sini begitu Pak Riadi memintanya datang sehingga harus meninggalkan pekerjaannya. Tiba-tiba di ruang tamu ia berpapasan dengan Kailla yang baru saja pulang kuliah.
“Astaga Om, itu ... kenapa?” tanya Kailla sambil menunjuk ke arah wajah Pram.
Pram baru tersadar, bekas tamparan Pak Riadi mungkin masih berbekas di wajahnya.
“Ayo duduk di sini, aku akan bantu mengompresnya.” Kailla segera berlari ke dapur setelah melempar tasnya ke sofa. Tak lama ia datang membawa es batu yang sudah dibungkus kain tipis.
“Om bikin salah apa sama Daddy?” tanya Kailla sambil mengompres wajah Pram yang memerah.
“Anak kecil tidak boleh ikut campur urusan orang dewasa,” jawab Pram sambil menyentil kening Kailla.
“Ah, kebiasaan deh. Nanti aku mau pasang tarif di keningku. Sekali sentil harus bayar.” Kailla terkekeh.
“Bagaimana kuliahmu, Kai? Hari ini beneran kuliah, kan? Bukan cuma sampai gerbang kampus seperti biasanya?” goda Pram.
“Kuliah dong, Om. Biar cepat wisuda, habis itu aku mau kerja. Biar bisa seperti teman-teman yang lain. Lelah harus dikawal terus oleh Sam. Kalau aku sudah bekerja, tidak mungkin kalau ke mana-mana masih diikuti Sam, kan?" Kailla menjawab dengan polosnya, sepertinya ia lupa kalau sebentar lagi akan dinikahi Pram.
“Bukannya sebentar lagi akan jadi istrinya, Om. Kenapa harus capek-capek kerja?” Pram mengingatkan.
Deg—
Kailla tertunduk lemas. Sebenarnya kalau bisa memilih, ia masih ingin menghabiskan masa mudanya seperti teman-teman yang lain. Bekerja dan berkarir. Jujur saja, ia iri dengan teman-temannya yang setiap hari membicarakan cita-cita. Sedangkan ia hanya bisa menerima nasib, menunggu detik-detik dinikahi Pram.
“Om, nikahnya apa tidak bisa ditunda sampai aku selesai kuliah?” tanya Kailla ragu - ragu.
“Tidak! Kita menikah secepatnya. Nanti setelah kamu menyelesaikan kuliahmu, baru kita pikirkan untuk punya bayi," sahut Pram, tersenyum.
“Hah! Aku harus hamil juga?” tanya Kailla polos sambil mengusap-usap perutnya.
“Tentu! Aku menginginkan anak yang banyak darimu, Kai.” jawab Pram terkekeh. “Aku akan berusaha, Kai!” lanjut Pram lagi. Melihat ekspresi Kailla saat ini sungguh menenangkan hatinya. Lelah dan sakit bekas tamparan Pak Riadi langsung menguap begitu saja.
Membayangkan hamil, Kailla langsung resah dan gelisah. Di usianya sekarang, di mana teman-temannya masih sibuk menata masa depan tetapi ia dituntut harus hamil anaknya Pram.
“Jangan kebanyakan mikir yang aneh-aneh. Kuliah yang serius, belajar jadi istri yang baik. Om harus balik ke kantor, masih banyak pekerjaan menunggu," ucap Pram berdiri dari duduknya dan mengecup puncak kepala Kailla.
Kailla hanya menatap punggung Pram yang berlalu pergi. Ia masih memikirkan masalah kehamilan yang baru dibahas Pram. Menerima pernikahannya saja sudah cukup berat apalagi kalau nanti ia harus hamil dan melahirkan.
****
Di lobi gedung RD Group nampak Pram turun dari mobil dan segera berjalan cepat menuju ke ruangannya. Beberapa karyawan tampak menyapa Presdir mereka yang baru. Ada banyak berkas yang harus ia periksa dan ditandatangani. Begitu sudah ada di ruangan, segera Pram melepaskan jas hitamnya dan mengantungkannya di kursi kerja.
Entah sudah berapa lama ia berkutat dengan berkas-berkas yang menumpuk di meja sampai akhirnya ia mendengar suara ribut-ribut di luar ruangannya yang berakhir dengan diketuknya pintu ruang kerja.
“Masuk,” ucap Pram singkat.
“Maaf, Pak, di luar ada yang mau bertemu dengan Bapak, dia... “
Belum selesai sekretarisnya berbicara, tampak dari belakang seorang wanita menerobos masuk dan menyenggol tubuh sang sekretaris dengan kasar.
“Pram,” sapa sang tamu sambil duduk dengan lancang di depan Pram dan melepas kacamata hitamnya.
“Mau apa kamu ke sini?”
Dibonusin visual om pram lagi ngantor ya😀
***
Terima kasih dukungannya Bantu like, komen dan rate ya jika berkenan. thanks a lot.