Bagaimana jadinya kalau niat hati hanya ingin membantu malah di pintai menjadi ibu bagi anak yang baru kamu kenal belum ada 24 jam?
Ingin tau bagaimana keseruan dan ceritanya, mari merapat sayang. kita baca bareng bareng, siapkan kopi😄😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rmauli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
0024
“ oohh… kekasihku soswet bangat bahkan sekarang sudah panggil ku dengan sebutan kekasihku lagi. Kau juga tidur nyeyak ya sayang juga mimpi indah jangan lupa mimpikan kekasihmu ini. Bye jangan begadang nggak baik sama kesehatan” chat balasan dari Reyhan, hingga membuat Zela berbunga bunga pipi nya bahkan sampai merona hanya membaca pesan singkat Reyhan yang sangat perhatian.
Zela pun meletakkan hp nya di samping lampu tidur yang berada di samping kasur nya. Sebelum ke kasur Zela sudah mematikan lampu kamar nya hingga saat ini ruangan itu sedikit remang karena hanya di hiasi oleh lampu tidur miliknya. Zela pun menarik selimut hingga batas dada nya lalu bergumam sebelum tidur sambil mulai memejamkan mata nya.
“ selamat tidur Reyhanku sayang, I love you” gumam Zela sambil tersenyum lalu menutup matanya memasuki alam mimpi.
Tidak beda jauh dari Zela Reyhan juga bergumam hampir sama dengan Zela.
“ selamat tidur Zela kecilku, I love you more” gumam Reyhan tersenyum. Ia mengaku telah kalah dari Zela jika dulu ia mengatakan tidak akan pernah jatuh cinta pada siapa pun kecuali ayudia sekarang ia sudah menjilat ludah nya sendiri karena sekarang ia mengaku sudah jatuh cinta kepala Azela.
****
Pagi hari di kediaman Celsi
“Kak…” panggil Bima adik bungsu Celsi, saat ia melihat Celsi yang baru saja keluar kamar dengan pakaian rapi
“ iya kenapa Bima” jawab Celsi saat melihat wajah mendung sang adek
“ kak, kemarin Bima di panggil ke kantor kata nya anak kelas 3 harus punya hp sedangkan Bima nggak punya kak” ucap Bima sambil tertunduk kemarin ia bahkan sampai di ejek teman teman nya yang lain hanya karena ia tak sanggup membeli hp. Ia tak ingin menyusahkan kakak perempuan mereka satu satu nya itu, tapi guru memaksa harus memiliki hp.
“ maafin kakak ya belum bisa mencukupi kebutuhan sekolah kalian.” Ucap Celsi merasa bersalah ia yang paling besar belum bisa membuat keluarganya bahagia
“ enggak, sehars nya Bima lah yang minta maaf. Bima hanya tau meminta saja. Bahkan Bima sudah tau kakak sudah berjuang keras untuk kita” ucap Bima sambil tertunduk ia bahkan sampai menitihkan air mata nya.
“ hei, kok nangis. Kedua adik kakak adalah pria kuat. Tapi kedua nya masih perlu menyimpan dan mengasah kekuatan kalian sampai kalian besar nanti. Kalian hanya perlu belajar dan belajar hingga membuat ibu dan kakak bangga.” Ucap Celsi
“ apakah nanti kalian akan memakai hp” Tanya Celsi setelah nya
“ nggak kak, besok baru bawa hp lagi” terang Bima
“ baiklah, nanti kita pergi ke konter cari hp untuk Bima” ucap Celsi yang membuat Bima mengangkat kepala nya menatap sang kakak
“beneran?” Tanya Bima memastikan dan di angguki Celsi
“ tapi hp mahal kak” cicit Bima
“ semalam kakak dapat rejeki lebih jadi uang nya cukup beli Bima hp” ucap Celsi berbohong
“ makasih kakak” ucap Bima melompat memeluk kakak erempuan kesayangan nya itu
“ sama sama adik kecil kakak. Sekarang siap siap gih nanti keburu telat sekolah nya” kata Celsi. Bima pun pamit kembali kekamarnya ia sangat senang kakak nya mau membelikannya hp.
Selain bekerja di kafe Azela, Celsi juga membunyai usaha sendiri yaitu menjual pakaian, ia menyewa bangunan kosong dan menjual baju baju di sana dan maupun dengan cara online sehingga makin banyak yang membeli pakaian yang ia jual. Ia sudah menjalankan usaha nya sejak 7 bulan lalu dengan uang yang selama ini ia sisihkan.
Rumah yang mereka tempati ini juga sudah ia beli dari Zela sahabat nya 1 setengah tahun yang lalu. 3 bulan lalu Celsi sudah membelikan bian hp tapi tidak dengan Bima karena kemarin uang nya hanya cukup untuk membelikan satu hp jadi karena bian yang paling besar juga sudah duduk di bangku kelas 3 sma jadi Celsi memberikan nya kepada bian sedangkan Bima belum makanya ia akan membelikannya nanti. Ia paham kelas 3 membetuhkan yang nama nya hp untuk ujian ujian triout.
Sedangkan seseorang yang tadi mendengarkan percakapan Bima dan Celsi merasa sedih ia merasa ia gagal menjadi seorang ibu untuk anak anak nya. Ya orang itu adalah ibu erja.
“ maafkan ibu Celsi. Ibu hanya bisa menyusahkan mu sedari kamu kecil. Ibu sangat tidak berguna” lirih ibu erja setelah kembali menutup pintu kamarnya.
Ibu erja menangis dalam diam ia mendekap mulut nya sendiri agar suara isak tangisnya tak terdengar keluar. Karena terlalu lama menangis penyakit asma ibu erja pun kambuh, nafas ibu erja sudah tersenggal senggal ia berusaha mencari di mana letak obatnya hingga tampa sengaja menyenggol gelas yang ada di nakas.
Brak.. ( suara pecahan gelas)
Ibu …” Celsi yang mendengar suara pecahan kaca dari kamar sang ibu langsung saja berlari kesana, di depan pintu kedua adeknya sudah berdiri menggedor gedor pintu kamar ibu nya
“ bian dobrak saja pintu nya dek” ucap Celsi cepat saat ia tidak mendengar suara sautan dari ibu mereka
Brak…
Karena tidak mendapat sautan dari dalam bian pun mendobrak paksa pintu kamar sang ibu dengan di bantu bersama Bima. Dan alangkah terkejutnya mereka saat melihat ibu yang sangat mereka sayangi itu sudah tergeletak di lantai dengan serpihan kaca di sekitarnya.
Ibu…” Celsi seketika histeris saat melihat ibu yang sangat ia cintai itu tak bergerak walau ia menggoyang goyang nya.
“ dek cepat angkat ibu. Kita kerumah sakit sekarang.” Ucap Celsi tergesah gesa
“ Bima hidupkan kereta, kalian bonceng tiga dengan ibu di tengah kakak akan menyusul” sambung Celsi
Mereka pun langsung melarikan sang ibu kerumah sakit yang jaraknya lumayan jauh. Celsi jauh ketinggalan di belakang bian dan juga Bima ia membawa kereta miliknya dengan ngebut, karena tadi dia mengambil dompet dan hp miliknya dan juga ia lah yang menutup pintu rumahnya. Celsi tidak henti hentinya menangis dan berdoa dalam hatinya agar ibunya tidak apa apa.
“ bian, Bima, ibu mana?” Tanya Celsi setelah ia sampai di ruang ugd di mana ia dapat melihat kedua adiknya duduk terdiam.
“ ibu sedang di periksa kak. Kak apakah ibu tak akan kenapa kenapa” ucap Bima lirik menatap sang kakak
“ ibu taka pa apa. Berdoalah agar ibu baik baik saja” ucap Celsi membawa bian dan Bima kepelukannya, ia memeluk kedua adek yang sangat ia sayangi itu. Mengatakan ibu merekaakan baik baik saja walaupun ia juga sangatlah khawatir sama dengan kedua adiknya.
Clekek…
“ keluarga pasien” ucap sang dokter menunjuk mereka bertiga
“ iya dokter kami anak anak ya” ucap Celsi mewakili
“ pasien memanggil, silahkan masuk” ucap dokter dan di angguki oleh Celsi, bian dan Bima
Merekapun masuk dan melihat sang ibu yang terbaring tak berdaya di atas kasur tersebut.
“ ibu…” panggil Celsi sambil menggenggam lembut tangan ibu yang sangat ia sayangi itu
“ nak,.. maafkan ibu yang selalu menyusahkanmu sedari kau masih kecil.” Ucap ibu erja dengan suara yang terdengar sangat lirih bahkan Celsi harus mendekatkan telinganya untuk mendengarkan kata kata sang ibu