NovelToon NovelToon
Tiba-tiba Menikah

Tiba-tiba Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Hardianti

Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .


Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 ~ Istri Shalehah

Sore hari sekitar jam 4 , Gaffi dan Zira memutuskan untuk pulang ke apartemen. Walau berat namun Zira juga tidak bisa membiarkan suami nya pulang sendiri dalam keadaan kurang sehat .

" Maaf ya dek nanti lain kali kita main kesini lagi " , Ucap Gaffi yang melihat Zira langsung cemberut ketika diajak pulang .

" Atau kamu mau disini dulu ya udah gapapa " , ucap Gaffi lagi memberi pilihan.

Zira menggelengkan kepalanya namun masih memajukan bibirnya.

" Aku ikut pulang aja sama Abang " , jawab Zira seraya menundukkan kepalanya.

" Anak pintar " , balas Gaffi seraya mengelus lembut kepala Zira yang terbalut hijab .

Keduanya langsung keluar kamar dan berpamitan kepada semua orang .

" Gak tidur disini lagi aja nak ? " , tanya Ayah Syahdan yang mengkhawatirkan kondisi menantu nya .

" Lain kali saja yah , kebetulan besok ada pertemuan dikantor " , jawab Gaffi tersenyum.

" Itu bisa diwakilkan pak bos bisa santai aja " , timpal bang Ziddan seraya menaik turunkan kedua alisnya .

" Ga bisa gitu dong semua sudah mempunyai tanggung jawabnya masing-masing bos " , timpal Gaffi seraya menepuk pelan bahu bang Ziddan .

" Okedeh Siap pak bos " , balas Bang Ziddan seraya tangannya hormat.

" Apaan lagi bos bos ? " , timpal Gaffi menggelengkan kepalanya.

Ayah Syahdan dan bunda Zoya hanya menggelengkan kepalanya melihat anak dan menantunya yang memang sudah terjalin persahabatan sejak lama bahkan kini keduanya sudah mempunyai usaha masing-masing dan terjalin kerja sama juga .

" Oh ya nak , ini ibu sudah buatin untuk kalian nanti kalau mau makan tinggal hangatkan saja ya " , Ujar bunda Zoya seraya menyodorkan tas paperbag berukuran sedang.

" Apa ini Bu ? " , tanya Zira senang .

" Itu rendang sama ada beberapa cemilan kesukaan kamu " , jawab bunda Zoya tersenyum.

" Ya Allah Bu maaf jadi merepotkan " , timpal Gaffi tidak enak .

" Ngga sama sekali " , jawab bunda Zoya tersenyum.

Keduanya langsung menyalami semua orang , dan masuk ke dalam mobil .

" Assalamualaikum " , salam Gaffi dan Zira berbarengan.

" Wa'alaikum salam " , jawab semuanya kompak .

Mobil yang dikendarai Gaffi mulai meninggalkan pekarangan rumah Ayah syahdan.

Zira menunduk lesu , pasti nanti ia akan merasa kesepian lagi diapartemen apalagi ketika ditinggal kerja oleh Gaffi.

" Kenapa dek ? " , tanya Gaffi seraya meraih satu tangan Zira .

Zira sedikit kaget , ia langsung menatap Gaffi sekilas dan kembali menunduk.

" Jangan sedih kaya gitu dong " , ucap Gaffi menatap Zira sekilas dan kembali fokus dengan jalanan .

" Ngga , Zira ga sedih kok " , jawab Zira berbohong.

" Lalu kenapa mukanya kaya gitu ? , pas waktu mau berangkat perasaan kamu semangat bener " , timpal Gaffi seraya memainkan satu tangan Zira yang ia genggam.

" Ii geli tahu " , keluh Zira seraya menarik satu tangannya namun sayang Gaffi sudah kembali menggenggam nya dengan erat .

" Mau mampir dulu buat jajan gak ? " , tanya Gaffi seolah sedang membujuk anak kecil .

" Ngga ah aku mau langsung pulang aja " , jawab Zira seraya menyandarkan kepada pada kursi .

Gaffi melepaskan genggaman tangannya dan satu tangannya membenarkan posisi kursi biar Zira bisa nyaman bersandar.

" Makasih " , ucap Zira seraya memaksakan tersenyum.

Gaffi memang perhatian dan sangat peka orang nya .

Zira memutuskan bermain ponsel , dan ketika baru menyalakan ponselnya ternyata ada notifikasi pesan baru masuk . Zira langsung tersenyum sumringah ketika membaca isi pesan itu .

Ia langsung membenarkan posisi duduknya dan menatap ke arah Gaffi , ingin mengatakan sesuatu namun Zira ragu-ragu.

" Kenapa dek ? " , tanya Gaffi seraya fokus mengemudi namun ia tahu gerak-gerik istrinya.

" Abang boleh gak besok Zira pergi sama teman-teman ? " , tanya Zira pelan .

" Pergi ke mana ? " , tanya Gaffi melihat Zira sekilas .

" Itu ke kampus , mereka ngajakin buat lihat-lihat kampus sekalian minta brosur sama cari-cari info pendaftaran " , tutur Zira panjang lebar .

" Kan di Internet juga sudah ada dek infonya atau kamu bisa kunjungi website dan sosial medianya disana sudah jelas kok " , jawab Gaffi menjelaskan.

" Hmmm ya tapi kan beda dengan datang langsung ke sana " , balas Zira yang mulai bete karena takut Gaffi tidak memberi izin .

" Ya udah boleh " , timpal Gaffi yang memang tidak bisa melihat Zira merajuk.

" Yee makasih banyak Abang " , ucap Zira seraya memeluk satu tangan Gaffi .

Gaffi hanya tersenyum melihat tingkah Zira .

Sebelum waktu shalat magrib tiba mereka sudah sampai diapartemen , keduanya langsung membersihkan diri dan bersiap-siap untuk shalat .

Jangan tanya , sudah pasti Gaffi membersihkan diri menggunakan kamar mandi dapur dan membiarkan Zira menggunakan kamar mandi yang ada dikamar .

Keduanya menunaikan kewajibannya di mushola dengan khusu.

Dan setelah nya Zira langsung menuju dapur , entah dapat angin dari mana Zira mempersiapkan untuk makan malam , mulai dari menghangat rendang dari bunda Zoya , memasak sayur kuah capcay baso , tak tertinggal dengan sambal goreng , lalu ia menyiapkan semuanya dimeja makan .

" Abang ayo makan dulu " , ajak Zira dan kebetulan Gaffi tengah membaca buku diruang tv .

Gaffi mengangguk dan ia mengikuti Zira ke meja makan .

" Waw ini semua kamu yang masak dek Masya Allah ternyata istrinya Abang pintar masak " , kagum Gaffi tidak menyangka .

" Ya Zira belajar sedikit-sedikit dari bunda " , Jawab Zira jujur .

Zira langsung mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan juga lauk pauk lalu Zira menyerahkan nya pada Gaffi .

" Terimakasih banyak istri Sholehah ku " , ucap Gaffi seraya memuji Zira .

Zira menunduk entah setiap Gaffi menyebutnya istri shalehah menjadi tamparan tersendiri bagi Zira karena ia masih jauh dari apa yang Gaffi sebutkan , dan kini Zira ingin memulai semua nya sesuai apa yang diajarkan bunda Zoya .

Keduanya makan dengan tenang dan Gaffi benar-benar menikmati makanan hasil tangan istrinya, walau ia belum benar-benar pulih namun entah kenapa melihat Zira yang semangat menyiapkan makanan untuk nya selera makan Gaffi langsung kembali bahkan bertambah berkali lipat .

Tak lama keduanya sudah menyelesaikan makannya , Zira langsung berdiri dan mengambil piring dan juga gelas kotor .

" Dek udah kamu istirahat aja , biar semua ini Abang yang bersihkan " , cegah Gaffi lembut .

" Tapi Abang kan masih sakit " , tolak Zira .

" Ngga apa-apa lagian Abang sudah lebih baik kok " , balas Gaffi tersenyum.

" Beneran gapapa ? , atau Zira bantu aja ya ? " , tanya Zira dan memberikan tawaran .

" Ga usah dek biar Abang aja sendiri lebih baik kamu istirahat aja dikamar" , tolak Gaffi yang kasihan seharian ini Zira sudah cape .

" Ya udah deh " , jawab Zira dan akhirnya ia menurut pada Gaffi .

Zira pergi ke kamar , sementara Gaffi ia yang membereskan meja makan dan mencuci piring dan juga gelas kotor.

Gaffi benar-benar bersyukur mempunyai istri seperti Zira ternyata ia benar-benar wanita yang baik dan Gaffi tidak menyangka ternyata sepulang dari rumah Ayah syahdan banyak sekali perubahan yang terjadi pada Zira .

~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!