Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siti Nurbaya
Waktu menunjukkan pukul 14.00 saat Pak Alvin guru SBK memasuki ruang kelas Lola sebagai Mapel terakhir hari ini. Murid-murid hampir dalam keadaan gabut karena lelah, bosan dan juga ngantuk, tak terkecuali Lola yang duduk di bangku barisan tengah paling belakang sedang tertidur pulas.
Juwi teman sebangkunya sedang asik dengan hp-nya berburu barang flash sale 22-2 di salah satu olshop terbesar. Angga sendiri yang duduk tepat di depan Lola sesekali menengok ke arah belakang, begitu manik matanya melihat Lola yang sedang tidur pulas. Dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Dasar kebo," gumam Angga sambil tersenyum tipis.
"Makanya bro, Gue bakal kasih jajan gue sebulan buat cowok yang jadi pacar nya bro, karena siapapun cowok yang jadi pacar Lobar nggak bakal tahan walaupun cuman 1 jam, ya nggak bro." ucap Rafi sinis sambil mengangkat salah satu alisnya.
Angga menatap Rafi tajam ada rasa tidak suka dari tatapannya hingga membuat wajah Raffi seketika berubah bingung.
"Bro, kenapa lu natap gue kayak gitu. Kata-kata gue salah ya?" tanya Raffi penasaran.
" Bullshit lo, jadi cowok jangan lemes kalau punya mulut. Apalagi kalau lo nilai cewek." dengus Angga kesal lalu berbalik badan membelakangi Raffi.
"Selamat pagi semua." sapa Alvin bercanda begitu memasuki ruang kelas
"SORE PAKK!" teriak murid-muridnya seakan ingin memprotes
"Maaf kirain pada tidur, Oh ya selamat siang. pasti udah pada dengar kabar ya kalau Pelajaran Bapak pekan ini adalah seni teater atau drama. Pasti kalian sudah siap semua kan?" tanya Pak Alvin dengan bahasanya yang khas santai dan diselingi canda.
"SUDAH!!" jawab semua murid di kelas kecuali Lola yang masih tertidur pulas.
"Mut, bangun." Juwi membangunkan Lola sambil menggoyangkan pundaknya tapi sepertinya Lola sulit dibangunkan.
"Oke sekarang Kita tunjuk masing-masing ketua kelompok untuk baris pertama Bapak tunjuk Fahri maju ke depan, lalu garis tengah Bapak tunjuk Lola maju ke depan. dan baris terakhir Bapak tunjuk Sony." kata Pak Alvin
Fahri dan dan Sony sudah berdiri di depan sementara Lola masih pulas tertidur di atas mejanya.
"La! Astagfirullah bangun!" teriak Juwi tertahan sambil menggoyang-goyangkan tubuh Lola.
"Lolaa!" teriak Pak Alvin untuk yang kesekian kalinya.
"Mimpi indah dia Pak di pulau kayu hahaha!"
sahut Robi tertawa yang duduk berseberangan dengan Lola sambil matanya menatap Lola.
"Anjirr, kapan lo bisa berubah Cendol!" batin Angga geregetan dengan kecuekan Lola yang selalu jadi bahan ejekan teman-temannya.
Pak Alvin berjalan ke kursi Lola, beliau meminjam kursi Robi lalu Pak Alvin tarik mendekat persis disebelah Lola. Seluruh isi kelas pandangan matanya tertuju pada Lola sambil menahan tawa dan penasaran apa yang akan Pak Alvin lakukan untuk membangunkan Lola, tak terkecuali Anggap pun berbalik badan.
Pak Alvin mengambil bulu kemoceng yang ada di lemari perkakas Setelah dia membersihkan bulu itu, Pak Alvin gunakan untuk menggelitik hidung Lola, hal itu mau nggak mau membuat semua seisi kelas tertawa terbahak.
"Putri tidur bangunlah." suara Pak Alvin tepat di telinga Lola sambil menggelitik hidung Lola.
Lola terlihat kegelian tangannya mulai mengusap hidungnya yang terasa gatal dengan mata masih terpejam.
"Cumi, bisa diem gak lu jangan gangguin gue, mau gue tampol lo." geram Lola belum menyadari Siapa orang yang telah menggelitik inya.
Pak Alvin Makin bersemangat menggelitik hidung Lola dengan bulu kemoceng hingga membuat Lola terbangun dan langsung melotot ke arahnya sambil berteriak.
"CUM-" mulut Lola langsung diam saat mata hazel nya bertemu dengan mata koala pak Alvin.
"Masih kurang bobonya?" tanya Pak Alvin sambil memasang senyum ke arah Lola.
"Hehehe, nggak kok pak langsung on begitu melihat wajah ganteng kak Alvin." jawab sambil menyeka ujung bibirnya.
"Maju sekarang kamu ke depan!" perintah Pak Alvin pada Lola dengan wajah serius.
Wajah Lola seketika tegang dan juga serius.
"Pak Alvin kan, bukan Pak Susilo?" tanya Lola sambil menelisik wajah Pak Alvin dan mengucek kedua matanya.
"Lola Anggraini, Bapak suruh kamu maju kedepan bukannya melotot!" perintah Pak Alvin sekali lagi.
"Iya - iya Pak." Lola langsung beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan.
Pak Alvin pun bangun dari duduknya dan Berjalan ke depan kelas bergabung dengan Lola Sony dan Fahri. Begitu mata Lola bersitatap dengan mata Sony, Sony langsung membuang mukanya. Dia terlihat tidak ingin berurusan lagi dengan Lola.
"Lola, Bapak minta sama kamu lain kali pas jam pelajaran Jangan tidur di kelas. Kamu ini sudah terlalu kebiasaan tidur di dalam kelas, apa perlu Bapak kirim kamu ke guru BP agar poin kamu kembali dikurangi?" pesan ke Alvin dengan nada penegasan.
"Iya Pak maaf, gak lagi kok." Lola meminta maaf sambil menangkap kan kedua tangannya di depan dada.
"Terus saya disuruh apa pak maju ke depan kelas, mau dihukum sama mereka? Apa Fahri dan Sony juga tidur di kelas Pak?" tanya Lola belum paham kenapa mereka bertiga ada di depan kelas.
"Huhhh... udah tukang molor, loading lama lagi!" teriak Rafi dari bangku belakang.
Gerrr
Semua murid tertawa melihat kebingungan Lola kecuali Angga yang terlihat wajah kesalnya.
Pok pok pok.
"Sudah jangan berisik tenang semua!" Pak Alvin menenangkan suasana kelas dengan tepukan tiga kali.
"Lola, kamu Bapak tunjuk sebagai ketua kelompok untuk kerja kelompok seni teater atau drama mewakili bangku baris tengah, mengerti." kata Pak Alvin menjelaskan.
"Oh begitu." Lola mengangguk sepertinya dia sudah paham.
"Bapak!" Lola berteriak tertahan dengan mata membulat seperti baru menyadari sesuatu.
"Iya La." saut pak Alvin tampak tenang merespon keterkejutan Lola.
"Saya nggak mau jadi ketua kelompok Pak, pilih aja yang lain. Kalau saya jadi ketua kerkom drama bisa-bisa kita nggak main drama tapi main Lenong," protes Lola dengan keputusan Pak Alvin.
"Hahaha betul itu Pak kalau Lomut jadi ketua kerkom drama kelompok kita, bisa bubar berantakan. Pilih yang lain aja Pak," Juwi ikut menguatkan alasan Lola.
Pak Alvin terlihat manggut-manggut sepertinya alasan kedua muridnya cukup masuk akal karakter Lola yang cuek dan semaunya bisa saja membuat kelompok baris tengah akan kesulitan atau malah gagal total.
"Baiklah kalau gitu Bapak pilih Angga untuk jadi ketua kelompok baris tengah. Bagaimana kalian setuju?" tanya Pak Alvin kepada kelompok baris Tengah dan langsung dijawab dengan teriakan.
"SETUJU!!"
"Lola kamu silakan kembali duduk di kursi dan kamu Angga, maju ke depan." perintah Pak Alvin.
Keduanya lalu saling bertukar posisi, Lola terlihat girang dia bahkan sempat mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan Mengepal.
"Yes!"
Ketiga ketua kelompok pun mengambil masing-masing bola nomor dalam kotak tisu untuk menentukan judul drama yang akan mereka pentaskan, kelompok Angga mendapat naskah drama berjudul Siti Nurbaya.
Amplop pun dibagikan, dengan penasaran dan juga perasaan tegang mereka membuka isi amplop masing-masing.
"Hah gue kenapa jadi pelayan!" geram Juwi kesal dengan perannya.
Lola diam tapi tatapan matanya ingin mencari sesuatu.
" Lomut lu jadi apa?" tanya Juwi pada Lola tangannya ingin mengambil Amplop yang ada di tangan Lola.
"Datuk Maringgih?" ucap Rafi saat matanya melihat kertas yang ada di tangan Angga.
"Woi cok! Cogan kelas kita jadi Datuk Maringgih!" seru Rafi.
Deg
Jantung Lola berdetak sedikit kencang.
"Alasial boy boy, Nape pulak Ucup jadi engkong couple gue?" gumam Lola lirih sambil tepuk jidat.
Lola meremas kertas peran yang bertuliskan Siti Nurbaya.