Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Awal mula masalah
"Bagai mana?" Maharani menatap adik nya yang keluar dari kamar rumah sakit.
"Iblis itu kabur, dia belum berani menampakan diri secara nyata." jawab Arya.
"Sialan, selalu saja begitu! tapi sudah jelas memang kalau dia bukan lah iblis pemberani, terbukti hanya bisa sembunyi di tubuh Meri saja kan." ujar Maharani ikut geram.
"Ini bukan pesugihan kok." Arya berkata yakin sekali.
"Serius? jadi karena apa lah, apa mungkin ada dendam masa lalu ya!" tebak Maharani karena biasa nya juga begitu.
"Kita akan tau saat sudah menelusuri nya dengan benar, sekarang masih mengambang karena baru di mulai juga." sahut Arya yang akan mengurus kasus ini.
Maharani juga berpikir bagai mana cara nya mengungkap semua kasus yang sedang menghantui keluarga ini, susah nya nanti kalau sudah di selidiki tapi malah dari mereka yang kurang terbuka pula sehingga main rahasia dan susah pula mau mengungkap nya, biasa nya memang begitu karena mereka malu untuk mengakui dosa.
Di kira nya mereka tidak tau apa yang sudah terjadi kalau mereka tidak cerita, padahal yang akan menangani bukan lah orang biasa, tapi untuk sekarang Arya memang belum banyak bertanya karena dia juga masih belum tau mau mulai mengusut nya dari mana dulu dan agak bingung dengan iblis di tubuh Meri itu.
"Kalau ada yang perlu di tanya, silahkan saja ya, Mas." Ernan menghampiri Arya.
"Nanti nya bakal banyak yang saya tanya, namun untuk sekarang masih bingung." jawab Arya.
"Tolong lah ya, Mas! tolong kembali kan Meri seperti dulu, kami akan siap membantu andai memang bisa." pinta Ervan memelas.
"Apa saat mertua kalian meninggal dia langsung begitu, ada kah jarak nya?" tanya Arya menatap dua pria ini.
"Iya mulai nya dari hari itu, kematian Mama masih belum di pastikan karena apa." jawab Ernan.
"Misteri?"
"Kami menemukan Mama di dalam kamar mandi nya dan berlumuran darah, tapi tidak ada luka di tubuh." jelas Ervan juga membantu ipar nya bercerita.
Arya mengerut bingung dengan cerita nya mereka berdua, kalau tidak ada luka maka dari mana darah yang keluar itu, sayang nya Arya tidak melihat langsung. Maharani juga sedang membayangkan bagai mana keadaan nya saat itu, apa memang Mama Ajeng di bunuh atau dia meninggal karena penyakit lain.
Tapi penyakit apa yang bisa membuat dia berdarah darah sebanyak itu tanpa ada luka di tubuh nya, kalau banyak luka maka pasti nya bisa dengan jelas. ini sakit pun tidak pernah, luka luka juga tidak ada sehingga semua kematian terasa begitu aneh bagi anak anak mereka dan polisi juga tidak menemukan petunjuk sampai saat ini.
"Hasil otopsi juga bagus, tidak ada yang aneh dari tubuh Mama." ujar Ervan lagi.
"Maka nya sampai saat ini kami masih tidak tau Mama meninggal karena apa." imbuh Ernan sedih.
"Ini di mulai dari kematian Mama nya, ku rasa ini ada sangkut paut nya memang." ujar Maharani sambil bersandar dinding rumah sakit.
"Mertua laki laki masih ada?" tanya Arya lagi.
"Papa sudah meninggal juga karena kecelakaan, sudah mau setahun lah seperti nya." jawab Ernan.
"Saat dia meninggal apa Mama kalian menunjukan gelagat yang aneh juga?" tanya Arya ingin tau detail.
"Tidak seperti nya, namun kami tidak tau pasti juga karena yang tinggal serumah adalah Bang Devan dan juga Meri. kami sudah di rumah masing masing, Mas!" jawab Ervan.
"Tolong ajak lah Devan itu kemari, aku akan bertanya pada nya." pinta Arya pelan.
"Beliau sudah meninggal karena di tepis Meri, belum ada tujuh hari meninggal nya." sahut Ernan.
Arya menarik nafas panjang karena sudah banyak yang mati, mungkin saja selama ini kematian mereka saling bersangkutan satu sama lain. hanya saja mereka tidak paham sehingga tidak tau apa yang sudah terjadi, hingga itu semua berakhir dan jatuh di tubuh nya Meri.
Orang kota mana lah mau paham dengan hal hal ghaib, ini saja awal nya mereka semua tidak percaya dan keluarga juga menentang keras. baru setelah di tunjukan dengan jelas mereka bisa percaya, sampai Tante Rindu pun ikut pingsan karena syok akan penampakan Sadewa, kalau tidak begitu maka dia tidak akan percaya.
"Bisa jadi awal mula ini di mulai dari kematian Papa mereka." tebak Maharani.
"Papa kalian murni karena kecalakaan?" tanya Arya menatap dua pria itu.
"Iya kecelakaan tunggal, menabrak pembatas jalan dan tubuh nya terjepit habis." angguk Ervan pelan.
"Menabrak pembatas ada dua kemungkinan, dia melihat sesuatu yang seram atau bisa juga sedang mabuk." sahut Maharani yang tidak bisa mau di dengar oleh Ervan dan Ernan.
Arya mengangguk karena mungkin saja bisa begitu, kalau mabuk suka menabrak apa saja karena pengaruh kepala yang sedang puyeng. namun kadang kala mata seseorang bisa melihat sesuatu yang melintas secara tiba tiba sehingga oleng dan menabrak pembatas jalan, jadi masih belum bisa juga mau di simpulkan.
Tapi yang jelas ini semua permulaan nya dari sana, entah apa yang sebelum nya keluarga ini lakukan atau mungkin saja sebagai pengusaha ada yang mengirim kan santet. tidak semua keluarga kita bisa berpikiran jernih, masih ada juga yang main dukun untuk merobohkan lawan nya.
"Nanti tolong antarkan saya kerumah yang di huni oleh Meri." pinta Arya.
"Tunggu istri saya datang dulu ya, Mas." pinta Ervan karena Mai belum datang.
""Nanti biar sama aku saja pulang kerumah, kau jaga lah dengan Mai ya." sahut Ernan.
"Kak Mela sudah baik baik saja kan?" tanya Ervan pelan.
"Sudah membaik, cuma dia masih agak takut takut juga." jawab Ernan.
Ervan mengangguk paham apa yang di katakan oleh ipar nya, lagi pula siapa yang tidak takut karena habis di hajar begitu oleh sosok yang sama sekali tidak terlihat oleh mata. tentu nya meninggal kan trauma yang sangat berat, tidak mungkin bisa mau tidur dengan nyenyak walau hanya sebentar saja.
"Assalamualaikum." Mai datang tergopoh gopoh karena mau cerita.
"Walaikum sallam, kenapa buru buru begitu." Ervan menyambut istri nya.
"Aku dan Bik Inah baru saja melewati bahaya, kami berdua terkunci di kamar Mama dan air di kamar mandi warna nya hitam di sertai belatung." Mai sangat serius bercerita.
Ervan tentu nya kaget bukan main, pantas saja Mai terlihat sangat ketakutan karena dia baru melewati masalah serius, untung lah masih bisa selamat dan kembali lagi kesini, keanehan demi keanehan kian menjadi saja sehingga membuat mereka tidak bisa mau bernafas lega.
Selamat siang besty, jangan lupa like dan komen nya ya.
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁
semakin penasaran...
ko Maharani sampai ragu gitu ya ..
apa bener2 bahaya resikonya ya...
semoga Arya bisa mengatasinya sendiri ...
seperti dulu dia memnasmi juragan adi sendirian saat mba Purnama melawan Nino apa ya.
ayo semaangat Arya..
heran ya hantu aja bisa nguping...