NovelToon NovelToon
Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Terjebak Dalam Dunia Pria Yang Mengaku Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Time Travel / Dokter Genius / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Dark Romance
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Azida21

bijak dalam memilih bacaan!


"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.

Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."

*****

Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.

Kecuali satu hal, kini ia punya suami.

Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”

Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...

Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 :Kamu Tidak Akan Ingat Bahwa Kamu Pernah Bertanya

Ares membuka pintu rahasia di ruang kerjanya,sebuah panel tersembunyi di balik rak buku berisi jurnal kedokteran tua dan dokumen usang. Dengan tenang, ia menempelkan jarinya ke pemindai kecil di bawah meja. Suara bip pelan terdengar, disusul dengan desisan mekanis saat pintu logam perlahan membuka ke samping.

Udara dingin langsung menyergapnya.

Sebelum masuk, Ares menggantung jas kerja hitamnya dan mengenakan jas dokter putih bersih. Gerakannya rapi, tenang, nyaris seperti ritual yang ia lakukan setiap malam. Ia lalu melangkah masuk ke laboratorium bawah tanahnya,tempat di mana semua rencananya disusun.

Lampu-lampu putih menyala otomatis, memperlihatkan ruangan penuh alat kimia, layar pemantau, dan catatan riset yang tersusun sistematis. Di tengah ruangan, meja panjang stainless steel bersinar dingin.

Tangannya mengenakan sarung tangan hitam lateks, gerakannya presisi dan penuh kehati-hatian. Di sisi meja, terlihat dua catatan terbuka. satu berisi rumus kimia kompleks, satunya lagi... adalah catatan harian. Goresan tangan miring khas Ares tampak jelas di sana.

Ia menulis pelan, tanpa ragu:

 'Progres Z-oblivion sudah mencapai 92 %. Efek nya mengikis memori jangka pendek dalam pola acak,terutama yang berkaitan dengan trauma,rasa takut dan identitas asli.'

'Target : Zeya.

'Alasan : Subjek mulai menunjukkan pola investigatif.kemungkinan ia mengakses memori awal transmigrasi.

'Resiko : Jika ia sadar sebelum fase ikatan permanen sistem berlangsung,keberadaan dunia ini akan retak.

Ares menutup jurnal itu perlahan, lalu mengangkat botol kaca bening kecil yang bergetar lembut saat disentuh. Label di sisinya tertulis:

Z-Oblivion.3__Forget to be Mine.

Ia berjalan ke kulkas logam di sudut ruangan, membukanya dengan kode manual. Di dalam laci pendingin, tersimpan beberapa vial...tiga di antaranya kosong, satu retak, dan hanya satu yang masih utuh. Cairannya bersinar lembut dalam warna biru keperakan, seolah hidup di dalam botol.

Ares menatapnya lama, sebelum tersenyum kecil.

Tapi bukan senyum hangat.

Itu senyum dingin milik seseorang yang siap memotong akar agar bunga tidak pernah tumbuh tinggi.

 “Sayang…” bisiknya lirih. “Kamu terlalu pintar untuk tubuh yang bahkan belum sepenuhnya beradaptasi di dunia ini.”

Ia mengangkat vial perlahan dan menempatkannya ke alat injeksi dosis mikro.

 “Aku tak ingin menyakitimu, sayang. Tapi aku juga tidak bisa membiarkanmu tahu terlalu cepat…”gumam nya lagi.

Ia menghentikan kalimatnya, lalu bergumam lebih dalam, matanya tak lepas dari botol kecil itu.

“Aku akan membuatmu melupakan apa yang tidak perlu kamu pikirkan,Tunggulah Sayang... sebentar lagi kamu akan menjadi istri yang manis.Tidak banyak bertanya, tidak penuh curiga,kamu Hanya akan tersenyum… dan mencintaiku selama nya.”ujar nya dengan senyum mengembang.

Ares mencampurkan cairan itu ke dalam tabung kecil khusus berbentuk pipet mini. Ia lalu menyimpannya ke dalam kotak logam bersegel.

'Oblivion.3

Dosis cukup...gunakan dua tetes untuk melupakan percakapan.tiga tetes untuk menghapus keraguan dan lima tetes untuk membuat dia tidak pernah tahu bahwa dia pernah menyelidiki segala nya.'

Ares berjalan ke lemari kecil dan mengambil satu sachet cokelat susu kesukaan Zeya. Tangannya bergerak tenang saat menyiapkan air panas, mencampur bubuk dengan gerakan lambat, penuh perhitungan.

Ketika uap mulai naik dari cangkir, ia membuka pipet.

Satu tetes.

Dua tetes.

Tiga.

Dan lima

Cairan bening itu larut sempurna, tanpa aroma, tanpa warna.

 “Selamat menikmati susu hangat mu, Sayang,” gumamnya sambil meniup permukaan susu yang mengepul. “Besok, kamu akan bangun sebagai dirimu yang paling patuh.”

Ia menutup vial sisa, menyimpannya kembali ke ruang pendingin, lalu melepas sarung tangan dan mengganti jas lab dengan pakaian biasa.

Senyumnya kembali, lembut namun menusuk.

Dan saat ia keluar dari laboratorium, membawa cangkir susu itu naik ke lantai atas, hanya satu hal yang tertulis di halaman terakhir jurnalnya:

 'Dosis pertama di berikan malam ini.

Efek akan muncul salam waktu 10 -12 menit.

Pemantauan ketat di perlukan.

Jika ia mulai menangis tanpa sebab atau bingung dengan hari, berarti obat bekerja dengan sempurna.jika tidak berhasil,maka Dosis kedua akan di berikan esok hari.'

*****

“Sayang...”

Zeya menoleh cepat ke arah sumber suara. Suara itu pelan tapi dalam,seperti seseorang yang memanggil bukan hanya dengan nama, tapi dengan klaim atas seluruh tubuh nya.

Ares berdiri di ambang pintu ruang baca. Ia mengenakan pakaian rumah sederhana, tapi tetap tampak rapi dan tenang. Di tangannya, sebuah cangkir keramik putih dengan uap yang masih mengepul pelan.

“Kamu sedang apa?” tanyanya sambil berjalan perlahan mendekat, lalu meletakkan cangkir itu di meja kecil di sebelah tempat Zeya duduk.

Zeya menatap cangkir itu sejenak, sebelum menoleh ke Ares. “Aku lagi baca buku.”

Ares menunduk sedikit, melirik halaman terbuka di pangkuan Zeya. “Buku filsafat? Kamu memang selalu pilih bacaan yang berat, ya.” Ia tersenyum pelan, lalu duduk di kursi seberangnya. “Aku bawakan susu hangat untukmu.Susu Cokelat, yang kamu suka.”

Zeya mengernyit, meski senyum tipisnya tetap muncul. “Kenapa kamu repot-repot? Aku bisa buat sendiri nanti.”

Ares menggeleng pelan. “Sayang, sudah berapa kali aku bilang kalau kamu sama sekali tidak merepotkan ku?, Aku suka melakukan hal-hal kecil untukmu. Itu bentuk caraku membahagiakan mu .”

Zeya terdiam sejenak. Lalu mengangguk, menyentuh sisi cangkir yang masih hangat dengan jemarinya. “Terima kasih, ya.”

Ares memperhatikan wajahnya dalam diam beberapa saat, lalu bersuara, nadanya lebih tenang dan pelan. “Apa kamu masih memikirkan tentang perkataan orang-orang tentang dirimu?”

Pertanyaan itu membuat Zeya langsung mengangkat pandangannya. Matanya bertemu dengan mata Ares. Tatapan laki-laki itu terlihat penuh perhatian, tanpa kilatan ancaman seperti biasanya. Hanya tenang... seperti langit mendung yang belum menurunkan hujan.

“Mereka bilang aku mati karena bunuh diri di rumah ini...” suara Zeya pelan, nyaris seperti gumaman. “Apa itu benar?”

Ares tak langsung menjawab. Matanya meredup sedikit. Ia menarik napas panjang sebelum menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

“Kamu percaya pada mereka?” tanyanya akhirnya.

Zeya menunduk. “Aku ragu... Aku... aku cuma ingin jawaban yang memuaskan. Aku ingin tahu kenapa semua orang menghindari ku. Kenapa teman-temanku menjauh. Kenapa mereka melihatku seolah-olah aku hantu...”

Suara Zeya bergetar. Ada luka yang nyaris tak bisa dia beri nama. Luka karena ketidaktahuan. Luka karena kehilangan arah dalam tubuh yang bahkan ia sendiri tidak sepenuhnya kenal.

Ares menggeser duduknya sedikit, mendekat. Suaranya berubah menjadi lebih sendu, nyaris seperti bisikan luka yang lama dipendam.

“Sayang... Kamu tahu?, pertanyaan itu menyakitkan untukku,Tapi aku juga sadar,kamu berhak tahu soal ini.”

Zeya mendongak perlahan.

Ares menatap matanya dalam-dalam, lalu berbicara dengan nada rendah dan nyaris mengandung luka pribadi.

 “Beberapa bulan yang lalu... seseorang dengan sengaja menyebarkan kabar keji itu setelah mengetahui kamu mengalami kecelakaan dan mungkin tidak akan selamat dari kematian,Mereka bilang kamu bunuh diri di rumah ini,menyebarkan gosip bahwa kamu menderita hidup bersamaku dan tidak sanggup lagi tinggal bersamaku dan pada akhirnya kamu memilih untuk bunuh diri"cerita Ares dengan hati hati.

Zeya membeku di tempat duduknya. Ia menatap Ares, tak berkedip,menanti kelanjutan dari cerita itu.

“Lalu... kenapa aku ada di sini sekarang?, Kenapa aku merasa masih hidup kalau aku mungkin saja tidak selamat dalam kecelakaan itu?"

Ares menarik napas pelan.

“Karena aku berhasil menyelamatkan mu sayang,kamu memang hidup, Kamu hidup. Tapi ada pihak-pihak yang tidak tahu soal hal ini,makanya semua orang masih menganggap kamu sudah mati"lanjut nya dengan nada penuh keyakinan.

“Siapa yang melakukan itu?” tanya Zeya cepat.

Ares memejamkan mata sejenak sebelum membuka lagi. “Seseorang yang sangat membenciku. Seorang rekan yang iri. Dia ingin merusak nama baikku sebagai dokter, sebagai dosen... sebagai manusia.”

Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara lebih berat.

“Mereka menyebarkan rumor itu di media sosial, di forum universitas, bahkan kepada teman teman mu sendiri Tujuannya jelas,mereka ingin membuatku terlihat bersalah. Membuat orang berpikir bahwa aku gagal menyelamatkanmu. Bahwa kamu... meninggal di bawah pengawasanku.”jawab nya tanpa ragu sama sekali.

Zeya menggenggam erat lengan bajunya. “Tapi... kenapa aku nggak ingat apa-apa? Bahkan aku nggak tahu siapa diriku sebenarnya.”

Ares mengusap dahinya pelan, seolah menahan beban besar.

"kepala mu terbentur sangat keras,aku bisa menyelamatkan mu dari kematian tapi...aku gagal membuat ingatan mu kembali."ujar nya pelan.

Zeya diam. Ada sesuatu di dalam dadanya yang bergerak campuran antara keraguan dan... rasa bersalah.

Ares mengulurkan tangan, menyentuh jemari Zeya yang menggigil.

“Aku tahu kamu masih bingung. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, Sayang...”

“Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitimu lagi. Tidak orang-orang itu. Tidak masa lalumu. Bahkan... tidak dirimu sendiri.”sa"Kamu Tidak Akan Ingat Bahwa Kamu Pernah Bertanya"

mbung Ares berusaha membuat Zeya percaya.

Zeya menggigit bibir bawahnya. “Kalau begitu... kenapa aku tetap merasa seolah-olah aku sedang dikejar oleh sesuatu? Aku nggak tahu apa itu... tapi rasanya seperti... aku harus lari dari kenyataan ini.”

Ares menggeleng pelan. Wajahnya tetap tenang.

Ares menghela napas sebelum menjawab dengan yakin. “Itu hanya respons dari tubuhmu yang belum sepenuhnya stabil. Sebuah pertahanan. Tapi lambat laun... semua itu akan hilang. Kamu akan merasa tenang di sini, di tempatmu seharusnya berada. Bersamaku.”

Zeya masih menatap matanya.

“Bersamamu?”

Ares tersenyum kecil. “Bukankah ini rumahmu juga sekarang? Kamu istri yang kupilih. Dan aku akan melindungi mu… dengan caraku sendiri.”yakin kan Ares benar benar sangat ahli.

Zeya menarik tangannya perlahan, memeluk dirinya sendiri. Wajahnya menunduk, tenggelam dalam pikirannya yang mulai keruh.

Ares berdiri, lalu mengambil cangkir susu dan menyodorkannya dengan lembut.

“Minumlah. Biar malam ini kamu tidur nyenyak... tanpa perlu memikirkan apa pun lagi.”

Zeya ragu sejenak. Tapi akhirnya ia menerima cangkir itu. Menyesap perlahan.

Susu hangat itu menyusup ke tenggorokannya, lalu ke perutnya... dan tanpa ia sadari, juga ke pikirannya.

Ares menatapnya diam-diam.

“Lupakan rasa ragu mu, Sayang,” batinnya. “Karena besok pagi, kau tak akan ingat percakapan ini sepenuhnya. Dan ketika kamu mulai mencintaiku... sistem akan mengikatmu selamanya.”sambung nya sambil menyeringai penuh kemenangan.

1
Gedang Raja
bagus
Azida21: terimakasih🥰
total 1 replies
Kem mlem 🍨🍨🍨
Gimana sih thor, nggak sabar ni...
Azida21: Sabar yah,Author usahain update bab nya banyak hari ini❤️
total 1 replies
Kami
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Azida21: terima kasih sudah baca,di tunggu kelanjutan nya yah🤭
total 1 replies
kawaiko
Jauh melebihi harapanku.
Azida21: terima kasih☺️,Author senang kalau kamu puas dengan karya nya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!