Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Purnama datang
"Bin ke toilet dulu yuk temani aku." ajak Lula.
Bintari segera bangkit untuk menemani teman nya yang mau pergi ke toilet, tidak ada firasat apa pun dan gaya nya juga masih sangat cantik sehingga sejak tadi membuat Arka kepanasan saja di buat nya. makan satu piring berdua dengan Digo, iya Digo nya sangat puas dan bahagia setelah bisa sama sama dengan Bintari.
Orang yang di depan nya ini sangat kepanasan sehingga tidak sadar sendok yang di pegang saja sampai bengkok, semua itu tidak lepas dari pengamatan nya Lula yang diam diam memperhatikan Arka. tidak mau dan tidak terima rasa nya bila di buat begini, sebab Arka sudah menunjukan sinyal cinta pada dia sejak lama.
Malah sekarang dia seolah jatuh cinta dan juga cemburu dengan Bintari yang asik berdua dengan Digo, sebagai seorang wanita maka perasaan cemburu jelas sangat lah besar. mana mungkin bisa di tahan begitu saja, tapi untung nya tak lama ponsel Arka malah berdering.
"Mama!"
"Ah mati lah, Mama muda yang menghubungi mu?!" kaget Digo.
"Tenang, aku akan mengangkat nya dulu." Arka berdehem agar tidak ketahuan.
"Jangan gugup, bilang saja kita keluar berdua." Digo juga takut kena marah nanti oleh Mama muda yang garang itu.
"Hallo, Ma?"
"Assalamualaikum, Arka! kamu lagi di mana sekarang?" tanya Purnama.
"Lagi di luar sama Digo, Ma. kenapa memang nya, Ma?" Arka berusaha untuk tidak gugup.
"Mama sudah di kost kamu ini sama Ayah juga, kamu kalau urusan nya sudah selesai cepat pulang ya Mama tunggu." ucap Purnama.
"Oh ah Mama di rumah sekarang? ya sudah aku otw pulang ini." Arka segera menutup panggilan.
Arka segera membayar dan mengajak Digo pulang kerumah saat ini juga, dia juga harus menetralkan perasaan Digo agar pemuda ini tidak kepikiran terus bahwa mereka usai bertemu dengan Bintari. nanti kalau sempat terbaca pikiran nya maka akan jadi masalah pula, jadi lebih bagus mereka tidak memikirkan soal itu.
"Mereka enggak di kabari ini?" tanya Digo.
"Kamu kabari pakai ponsel aku lah ini." Arka memberikan ponsel nya.
"Ya kamu kabari lah Lula, aku mau mengabari Bintari saja." jawab Digo.
Arka mengerut bingung karena di sini Digo jelas menunjukan sikap kalau mereka punya pasangan masing masing yang harus di beri kabar, tidak perlu hanya dengan ponsel Arka saja. memang seolah olah mereka sudah saling pacaran, Bintari pacar Digo dan Lula yang pacar Arka, namun hati Arka malah tidak terima akan masalah itu sehingga dia pun agak berang juga pada sahabat nya ini.
"Sudah." Digo segera naik motor dan Arka juga.
"Pikirkan apa yang sudah kita rencanakan tadi, penuhi otak mu dengan tugas kuliah kita!" tegas Arka.
"Iya, ayo cepat lah aku tidak mau kena sasaran nanti." Digo segera meluncur pergi.
"Dasar tidak sabaran, aku pasti bisa dan jangan pikirkan soal di sini lagi." Arka menarik nafas dan segera pergi.
Jadi ketika para gadis sudah kembali dari toilet, mereka semua sudah tidak ada dan gadis dua ini hanya melihat pesan di ponsel masing masing. Bintari mengira kalau Lula akan mengajak pulang, lagi pula saat ini Kendal sudah keluar saat tau dua pria itu pulang.
"Kamu enggak buru buru kan? main dulu lah ya mumpung aku libur." Lula memasang wajah manja.
"Boleh lah, baru jam enam juga ini." angguk Bintari santai.
"Pulang jam sembilan atau sepuluh gitu, kan kita sekarang tinggal di kota sehingga tidak ada yang julid." Lula tersenyum sambil mengambil tas nya.
Bintari berdehem sungkan karena dia tersentil lagi akan ucapan julid, selama ini yang suka julid kan Ibu dia, apa pun gerakan orang selalu saja di katai. untung lah sekarang sudah tobat, bahkan gara gara itu juga Bintari sampai di kucilkan di sekolahan karena mereka tidak suka pada Bu Hasnah.
"Ayo jalan lagi, ada vila di sana punya majikan aku jadi kalau mau main boleh saja dan itu dekat pantai." Lula berkata pelan.
"Pantai?" Bintari tampak antusias karena dia suka pantai.
"Kamu suka kan, ayo kita kesana naik mobil kamu." ajak Lula semangat.
"Boleh lah, ayo kita jalan." Bintari pergi tanpa firasat apa pun.
Tapi Kendal tidak mungkin melepaskan nya karena dia tau Lula bukan gadis yang baik, terlebih dia juga merasa ada sesuatu di tubuh nya namun tidak bisa memastikan itu apa. jadi Kendal masih berusaha mencari tau, tapi dia juga takut salah akan firasat nya ini pada Lula.
...****************...
Purnama dan Arya memang sudah santai di rumah kost putra nya ini, yang di huni Arka dan teman teman agak besar karena mereka kan bertiga sehingga kalau kecil nanti nya akan sempit dan tidak nyaman pula. jadi memang sengaja di ambil yang kamar tiga, ini sudah seperti rumah karena lengkap ada dapur juga.
Memang yang terbaik lah di berikan untuk anak agar anak juga merasa nyaman, Riski yang menerima tamu agak kikuk dan juga takut karena dia tau bagai mana marah nya Purnama kalau sedang mengamuk. bisa bisa nanti rumah ini ambruk di buat nya, mana berani mau macam macam.
"Sudah lama ya mereka keluar?" tanya Arya pada Riski.
"Sekitar satu jam lah tadi, Mas." jawab Riski sambil mengambil minuman.
"Itu mereka pulang, pasti langsung pulang tadi setelah di kabari." ujar Purnama tersenyum melihat ponakan yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.
"Assalamualaikum, ya Allah datang kok ngasih kabar Mama sama Ayah." Arka langsung mencium tangan mereka berdua.
Digo juga melakukan hal yang sama untuk menutupi rasa gugup nya, kalau Arka memang susah mau di baca pikiran nya karena dia juga bisa membaca pikiran seperti Purnama. maka nya dia jadi bisa tau kalau kita tidak memikirkan masalah nya, maka lawan pun tidak akan tau apa yang kita pikirkan.
"Mama datang karena mau mengantar kan Nana agar menemani kamu." ujar Purnama.
"Ah, Ma! kita sudah sepakat untuk tidak membahas ini lagi, aku ingin seperti pemuda lain yang hidup tenang tanpa bayang bayang setan." Arka langsung bad mood.
"Itu kalau kamu mau, tapi kalau kamu memang tidak mau ya sudah." Arya membuka suara.
"Lagian kan aku cuma menemani saja, tidak ganggu kamu." ujar Nana.
"Enggak, pokok nya aku tidak mau! aku ingin mandiri, soal kecemasan Mama maka itu tidak perlu di pikirkan lagi." Arka berkata serius.
Purnama menarik nafas karena dia juga di lema, antara mau memberikan kebebasan atau memang perlu memberikan penjaga, jujur saja dia memang tidak percaya dengan Arka. namun di sisi lain juga dia kasihan, karena mungkin Arka ingin hidup normal seperti anak anak lain nya.
Bab kedua meluncur guys, hari ini mau kontrak jadi tolong like dan komen kalian yang banyak ya sayang ku.
Kaka othor,, semoga cepat sembuh sakit giginya yaa,, ya Allah,, aq pernah rasain ...,, sakitnya tuh 😭
mau apa kau disini pangeran ulo yunior???
Kau hanya boleh mendekati Bintari jika kau sudah memantapkan hatimu pada Bintari.Jika hanya ingin menyakiti hati Bintari,jangan harap kau bisa dekat2 dengannya.