Anjani, seorang aktris multitalenta yang terpaksa menerima pinangan kakak angkatnya atas perjodohan yang diatur orang tua. Sekian tahun menikah, tak ada sentuhan apapun yang terjadi. Pria bernama Mahaka Wiratama itu sibuk dengan wanita yang ia cintai.
Di tahun ke 5 pernikahan, Anjani nekat kabur dan hidup sendiri. Semua itu berkat bantuan Devan, sahabat Mahaka, tetapi masalah baru justru hadir dalam hidupnya.
Hampir setiap malam ia merasakan kehangatan seorang pria dalam tidurnya. Ia bahkan harus kehilangan mahkotanya, tapi Anjani tak pernah tahu siapa yang melakukannya.
Semuanya semakin rumit saat dirinya dinyatakan hamil dan vidio asusilanya dengan seorang pria misterius tersebar di jagad maya. Hidup Anjani hancur dalam sekejap, lalu apa yang akan ia lakukan demi bisa memperoleh harga dirinya kembali.
Follow Instagram El khiyori
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El khiyori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Amelia yang semula duduk kini berdiri di hadapan Mahaka.
"Kau bilang apa?!" serunya, namun di tengah-tengah ketegangan seorang pelayan datang membawakan makanan yang sudah dipesan.
Amelia pun diam sesaat sampai pelayan pergi dari sana. Begitu mereka tinggal berdua saja, bibirnya kembali berseru ke arah Mahaka.
"Kau jangan gila Mahaka ... aku tidak mau!!"
"Tapi aku tidak bisa melanjutkannya. Anjani hamil dan aku tidak mungkin menyakiti apalagi meninggalkannya."
"Omong kosong .... " sahut Amelia dengan senyum sinis terukir di bibirnya.
"Selama ini kau sudah menghancurkan wanita itu. Sudah saatnya kau menyingkirkannya dari hidup kita, jika kau tidak bisa melakukannya maka aku yang akan melakukan itu," ujar Amelia lagi yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Mahaka.
"Ohhh ... apa sekarang kau membelanya?! atau jangan-jangan kau sudah mulai tergoda?! Jadi ... apa pria dalam vidio itu benar-benar kau?!"
"Ya," jawab Mahaka singkat namun berhasil membuat wanita di hadapannya semakin marah.
Amelia pun mulai mengungkit semua kalimat Mahaka yang mengatakan kalau Anjani adalah wanita murahan dan tak pantas ia sentuh tapi ternyata sekarang ia justru meng as kui kalau sudah menyentuhnya.
"Dasar!! kau tak ada bedanya dengan pria-pria hidung belang di luar sana yang hanya suka mencari kepuasan!!"
"Jaga bicaramu Amelia .... "
Mahaka yang turut terbawa emosi karena hinaan yang Amelia arahkan padanya akhirnya ikut berteriak, dan itu membuat Amelia menangis sambil terus mengungkapkan kekecewaannya.
"Kau yang memintaku menunggu, kau buat aku tak bisa mencintai pria lain selain dirimu, dan sekarang lihatlah! kau membuangku begitu saja tanpa peduli padaku setelah merusak semua yang ada padaku."
Mahaka jelas tak terima saat Amelia berkata demikian. Selama ini tak sedikit uang yang ia berikan pada wanita itu. Tak hanya ratusan juta, jika semuanya ditotal mungkin sudah milyaran rupiah. Semua itu ia berikan secara cuma-cuma.
Ia juga tak pernah mengajak Amelia untuk berhubungan layaknya suami istri. Hanya sebatas ciuman saja yang ia lakukan. Semua itu ia lakukan untuk menjaga Amelia karena ia begitu mencintainya.
"Kau benar-benar membuang waktuku Mahaka!! aku tidak akan terima ini. Aku akan membuatmu menyesal!!"
Amelia kembali melontarkan kemarahan.
"Apa selama ini aku merugikanmu? aku bahkan menjagamu lebih dari apapun. Aku percaya padamu Amelia. Aku rela meninggalkan istriku untuk menuruti semua kemauanmu, tapi ternyata justru istriku yang menjaga dirinya untukku bukan kau!!"
Amelia terkejut mendengar apa yang baru saja Mahaka katakan. Sudah bertahun-tahun mereka bersama, selama itu pula Mahaka tak pernah mencaritahu apapun tentangnya. Semuanya aman tapi kenapa tiba-tiba sekarang Mahaka berkata demikian.
Amelia mulai ketakutan. Beberapa hari yang lalu ia memang mengalami mabuk berat saat pulang dari rumah sahabatnya. Tak seperti biasanya ia seperti itu, karena biasanya Amelia memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap alkohol.
Pagi harinya ia bangun tanpa busana, tapi ia juga tak ingat akan apa yang terjadi padanya. Dengan wajah mulai memucat karena ketakutan Amelia pun bertanya.
"Apa maksud dari ucapanmu itu? aku tak mengerti."
"Kau pikir saja sendiri! Awalnya aku tetap ingin mempertahankanmu dan mencari solusi atas hubungan kita. Aku tak ingin kau merasa sakit hati, tapi ternyata kau justru menghancurkan semuanya. Entah sejak kapan kau membohongiku."
Amelia semakin tak mengerti. Di bagian mana ia melakukan kesalahan sampai Mahaka bersikap seperti sekarang. Dengan masih berpura-pura polos Amelia akhirnya kembali memohon, namun kali ini Mahaka dengan tegas menyatakan rasa kecewanya.
"Kau bahkan rela tubuhmu dijamah oleh pria lain, padahal aku begitu menjagamu, tapi Anjani ... wanita yang selama ini kukira murahan dan tak bermoral ternyata justru masih menjaga kesuciannya untukku. Apa kau masih tak mau mengakui itu?"
Suara Mahaka memang pelan tanpa beban, namun tatapan sinisnya sudah mewakili semuanya.
Amelia sudah bisa mengerti kalau saat ini ia sudah ketahuan dan membuat dirinya kalah telak dibanding dengan Anjani. Ia hanya tak menyangka kalau Mahaka sampai mengetahui hal itu, tapi bukan Amelia namanya kalau ia menyerah begitu saja.
"Aku tak merasa melakukan semua yang kau tuduhkan, bilang saja kalau kau sendiri yang memang tergoda pada Anjani!!"
Mahaka justru berdecih sinis mendengar itu. Ia tak lagi membalas semua ucapan Amelia, tapi ia kembali menegaskan kalau hubungan diantara mereka sudah berakhir.
"Terserah kalau kau tak mau mengakui, yang pasti bukan kau yang dirugikan dalam hubungan ini tapi aku .... " ujar Mahaka.
"Apa?! aku yang menunggumu dan rela menjadi simpanan. Bisa-bisanya kau berkata seperti ini?!"
Amelia masih saja tak terima, tapi Mahaka sudah malas meladeni.
Sebelum pergi ia kembali mengingatkan agar mantan kekasihnya itu berhenti.
"Kau sudah memanfaatkanku habis-habisan, jadi jangan pernah menggangguku lagi."
Setelahnya Mahaka benar-benar pergi. Ia tak lagi peduli walaupun Amelia terus memohon hingga kembali memakinya. Tekadnya sudah bulat, meskipun ia tahu kalau kedepannya hubungannya dengan Anjani tidak mudah, ia akan tetap memperjuangkan semuanya.
Satu persatu kesalahan akan ia perbaiki dan ia akan berusaha membuat Anjani kembali mencintainya seperti dulu. Ia ingin memilki wanita itu seutuhnya.
Sebelum sampai di rumah, Mahaka menyempatkan diri membeli bunga. Ia mungkin sering melakukan itu tapi untuk Amelia dan sekarang ia ingin bersikap jauh lebih manis pada Anjani. Sayangnya saat tiba di rumah ia justru tak mendapati wanita itu.
"Dimana dia?!! berani sekali kalian membiarkan Anjani pergi. Dia sedang sakit!! dengan siapa dia keluar dari rumah ini?!" teriak Mahaka seperti orang kesetanan membuat semua pelayan menunduk ketakutan karenanya.
Sebenarnya ada diantara mereka yang hendak menjelaskan karena Mahaka juga tak pernah berpesan untuk melarang Anjani keluar. Pria itu hanya sering mengatakan kalau sang nyonya harus benar-benar dijaga, namun setiap kali hendak memberikan penjelasan, Mahaka langsung menyela. Mereka semua sama sekali tak diberi kesempatan untuk bicara. Semuanya baru berhenti saat Anjani hadir di tengah-tengah mereka.
"Ada apa ini?" tanya Anjani bingung saat melihat semua pelayan dikumpulkan dan beberapa benda nampak berantakan. Mendengar suara itu serta merta Mahaka menoleh. Raut wajah garang yang semula ia tunjukkan perlahan memudar.
"Kau dari mana?" tanyanya gugup sekaligus salah tingkah.
"Aku ... baru membeli makanan kesukaanku. Memangnya kenapa?"
Anjani masih tampak bingung, membuat Mahaka mengusap tengkuknya sendiri karena ia juga kebingungan saat hendak menjelaskan sampai akhirnya tangannya terangkat untuk memberikan kode pada para pelayan agar pergi dari sana.
"Kau pergi sendiri?" tanya Mahaka kemudian.
"Tidak ... aku diantar supir dan pelayan. Bukannya tadi aku sudah mengirim pesan untuk meminta izin, kau juga sudah membacanya."
"Oya?!" sahut Mahaka sambil buru-buru mengecek ponselnya.
Melihat itu Anjani hanya geleng-geleng kepala.
"Apa mungkin Amelia yang membukanya? Mungkin kalian terlalu asyik sampai-sampai tak mempedulikan pesan dariku," ujarnya kemudian sebelum melenggang pergi meninggalkan Mahaka yang kini tak terima dengan apa yang ia katakan barusan.
"Bukankah tadi kau yang menyuruhku menemuinya?!!" seru Mahaka, sedangkan Anjani memilih tak menanggapi. Ia hanya terus berjalan mendekati lift yang menuju ke lantai tiga. Dengan langkah cepat Mahaka pun mengikutinya masuk ke dalam. Tanpa diminta pria itu mulai menjelaskan sembari menyerahkan buket bunga yang tadi sempat ia beli. Ada ucapan terimakasih yang Anjani lontarkan, namun hanya sebatas itu.
"Tadi aku memang bicara terlalu serius sampai tak sadar telah membuka pesan darimu."
Mahaka mulai angkat bicara.
"Hmm ... tidak apa-apa," sahut Anjani yang membuat Mahaka semakin kesal.
"Kau ini kenapa? kalau tidak suka katakan tidak suka!! kalau cemburu katakan cemburu, kau bisa marah padaku seperti biasanya."
"Bukankah sudah kukatakan kalau aku sudah tak mau seperti itu lagi. Apapun yang kau lakukan dengan Amelia itu bukan urusanku, terserah kalian mau berbuat apa."
"Hari ini aku mengakhiri hubungan kami!!" ucap Mahaka gamblang di depan wajah Anjani.
Kali ini wanita itu terdiam tak ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya meski ada debaran di hatinya, dan itu membuat Mahaka gemas. Begitu pintu lift terbuka diangkatnya tubuh Anjani lalu mengukungnya ke atas sofa.
"Mahaka kau mau apa?! aku masih sakit dan baru minum obat," lirih Anjani sambil berusaha mendorong Mahaka yang mulai menyingkap gaun bawahnya.
"Mahaka tunggu ... kita tidak bisa sering-sering melakukannya, aku sedang ham _ hmphhh .... "
Bibir Mahaka kembali menari-nari, mengabsen satu persatu rongga mulut Anjani sampai wanita itu kehabisan nafas dan terengah. Disaat itulah Mahaka baru melepaskannya.
"Kau sudah gila .... "
"Hmm ... mungkin," sahut Mahaka yang kembali menahan kedua tangan Anjani lalu menyatukan bibir mereka lagi dan lagi sampai ia merasa puas.
"Jangan memancingku dengan bersikap cuek seperti tadi jika ingin selamat dari sentuhanku," bisik Mahaka di telinga Anjani sebelum ia membasahi bagian itu dengan bibirnya.
agak lama Shok terapi Thor biar dia merasakan apa yg di rasakan Anjani 👍👍👍👍