Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Percayalah padaku
Mata Luciana melebar begitu melihat video tentang dirinya bersama Noah masuk ke dalam apartemen.
"Mas Billy... A..aku bisa jelaskan..." ucap Luciana.
"Mau menjelaskan apa...? Hah...? Apa kamu mau menjelaskan kalau kamu baru saja menghabiskan waktu dengan mantan pacarmu...? Kamu mau menjelaskan kalau kamu baru saja tidur dengannya, begitu...!" tanya Billy kembali mencengkeram kedua lengan Luciana.
"Ti..tidak mas...tidak... Tidak seperti itu. Aku tidak melakukan itu mas...percayalah. Aku istrimu mas, mana mungkin aku melakukan hal itu dengan orang lain...." Sofia berusaha menyakinkan sang suami bahwa dia tidak melakukan apa yang Billy tuduhkan padanya.
"Aku hanya bicara sama dia untuk tidak menemuiku lagi. Karena aku sudah menjadi istri kamu mas, aku meminta dia agar melupakanku dan membuka hatinya untuk perempuan lain..." sambung Luciana.
"Kamu pikir aku akan percaya dengan kata- katamu...!" seru Billy sambil mendorong tubuh Luciana hingga hampir saja jatuh ke belakang kalau saja Luciana tidak menahannya.
"Tapi itulah kenyataannya mas... Aku tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan..." sahut Luciana.
"Diam kamu Luci...! Aku sudah muak dengan semua alasan kamu...! Kamu pikir aku bodoh...! Kalau kamu hanya mau bicara sama dia, kenapa harus ke apartemen, hah...!'' seru Billy.
"Tapi kalau aku nggak datang menemuinya, dia mengancam akan datang ke sini. Aku nggak mau mas... Aku takut mama salah paham dan berpikiran macam- macam...hik..hik..." Luciana menangis.
",Cukup Luci...! cukup...! Aku tidak mau mendengar alasan gila kamu..!'' bentak Billy kemudian keluar dari dalam kamar.
Iya, lagi...lagi dan lagi...Billy pergi ketika sedang bertengkar dengan Luciana. Luciana lalu mengejar Billy menuruni anak tangga.
"Mas...tolong jangan pergi mas, kamu harus percaya dengan penjelasanku. Aku dan Noah tidak melakukan apa yang kamu tuduhkan mas, percayalah padaku... Aku dan Noah...
"Jangan sebut nama laki- laki itu di depanku...!" Billy kembali berteriak begitu dia sampai dia lantai bawah.
"Baiklah mas...ku minta maaf... Aku salah... Tolong maafkan aku...hik..hik...tolong percaya padaku mas..." Luciana menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada memohon agar Billy mau mempercayai kata- katanya.
Sedangkan Billy terdiam sambil menatap tajam Luciana.
"Kamu sudah terlalu banyak mengecewakanku Luci, tapi kelakuanmu semakin berani. Bagaimana caranya aku bisa percaya lagi padamu..." ucap Billy kemudian bergegas keluar dari rumah.
"Mas... Kamu mau ke mana lagi...? Kamu baru pulang kan mas...? Kenapa kamu pergi lagi...? Kamu mau pergi ke mana...?'' lagi- lagi Luciana mengejar sang suami.
Namun Billy tetap tidak mau memperdulikan Luciana. Dia segera naik ke mobil dan melajukannya ke jalanan raya. Luciana hanya bisa menangis menatap mobil sang suami keluar dari halaman rumahnya. Tubuhnya merosot begitu saja ke lantai.
"Hik..hik...mas Billy... Kenapa kamu tidak percaya padaku mas... Hik..hik..." Luciana menangis sambil terduduk.
"Dasar p*lac*r....!'' tiba- tiba dari arah belakang Natasya menendang kaki Luciana.
Luciana yang sedang menangis pun kaget. Lalu dia berdiri dan menatap tajam pada adik iparnya.
"Natasya... Pasti kamu kan yang mengirimkan video itu ke Billy...?" tanya Luciana yang terlihat kesal pada Natasya.
"Iya... memangnya kenapa...!"" sahut Luciana sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
Mendengar jawaban dari Natasya tentu saja Luciana semakin geram pada adik iparnya.
"Apa...! Berani kamu sama aku hah, dasar pe*ac*r murahan ...!" Natasya menantang Luciana.
"Plak..." Luciana menampar Natasya.
Namun dengan cepat Natasya membalas tamparan di pipi Luciana. Bahkan dua kali dia menampar kedua pipi Luciana.
"Plak...plak...!"
Luciana meringis merasakan kedua pipinya panas akibat tamparan tersebut.
"Berani kamu macam- macam sama aku ya Luci...!dasar perempuan tidak tahu diri...! Menjijikan...!! Tukang zina...! Aku heran kenapa kakakku masih saja mempertahankan perempuan hina sepertimu...!!" ucap Natasya dengan wajah penuh amarah.
"Perempuan kotor sepertimu tidak pantas untuk dijadikan istri... Dasar p*lac*r...!!'' sambung Natasya.
"Cukup Natasya...! kamu tidak tidak tahu apa- apa tentang aku...! Jadi aku mohon sama kamu... Jangan menilai seenaknya tentang aku...!!" seru Luciana.
"Mudah- mudahan kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan Natasya...!!" sambung Luciana lalu segera masuk ke dalam rumah menuju kamarnya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Seminggu berlalu Billy sama sekali tidak pulang ke rumah. Seperti biasa, dia juga tidak menghubungi Luciana dan tidak mau juga dihubungi olehnya. Baik telpon maupun pesan dari Luciana terus diabaikan olehnya. Luciana pun tidak tahu selama Billy pergi dari rumah dia tinggal di mana. Namun menurut sekertaris Billy, setiap hari Billy tetap pergi ke kantor seperti biasa. Hal itu pun membuat Luciana merasa lega karena keadaan Billy ternyata baik- baik saja.
Sementara sejak Luciana mengatakan pada Noah untuk tidak menghubunginya lagi, dia menuruti apa kata Luciana. Noah sama sekali tidak menelponnya. Luciana pun merasa lega. Tapi Luciana tidak tahu bagaimana kabar Noah setelah itu. Luciana pun tidak ingin tahu, karena tidak mau terjadi masalah lagi karena Noah.
Malam minggu pun tiba, bagi sebagian muda- mudi malam minggu adalah malam yang panjang. Mereka biasa menghabiskan malam ini dengan makan malam di restauran, belanja di mall, nonton ataupun hanya sekedar nongkrong di cafe ataupun di taman. Namun itu semua tidak berlaku buat Luciana. Billy sang suami belum juga mau pulang ke rumah. Dan malam ini Luciana merasa tidak enak badan. Sejak sore tadi kepalanya terasa pusing dan badannya sedikit demam.
Tentu saja Luciana merasa sedih, di saat seperti ini tidak ada suami yang menemaninya. Dia hanya sendirian di dalam kamar. Mau meminta tolong pun dia tidak tahu minta tolong pada siapa. Minta tolong pada ibu mertua ataupun adik ipar jelas tidak mungkin karena mereka berdua begitu membencinya. Dan para pembantu di rumah ini pun dilarang membantu Luciana dalam bentuk apapun oleh nyonya Lidya.
Luciana pun hanya berdiam diri saja sambil berbaring di tempat tidur. Bahkan ketika dia haus dia harus mengambil minuman sendiri ke dapur. Luciana harus jalan perlahan menuruni anak tangga dalam keadaan kepalanya yang pusing.
Sebenarnya bi Tini, pembantu di rumah ini tidak tega melihat Luciana yang apa- apa harus sendiri, dia ingin membantunya. Tapi dia takut nyonya Lidya akan marah dan dia akan kehilangan pekerjaan. Bi Tini pun memilih untuk diam.
Luciana mengoleskan minyak angin di leher dan dahinya berharap bisa meredakan sakit kepalanya. Dan perlahan dia memejamkan mata karena sakit di kepalanya sudah sedikit berkurang.
Tiba- tiba ponselnya berdering menandakan telpon masuk. Luciana yang sedang tidur pun membuka matanya dan mengambil ponselnya di atas nakas.
Ternyata yang menelponnya adalah Karin teman Luciana sewaktu kerja di toko kue. Semenjak Luciana menikah, dia tidak pernah bertemu lagi dengan Karin. Dan malam ini tiba- tiba Karin menelponnya.
"Tumben Karin nelpon... Ada apa ya..." ucap Luciana sambil menatap layar ponselnya yang bertuliskan nama Karin memanggil.
Luciana lalu membenarkan posisi duduknya lalu dia segera mengangkat telpon dari Karin.
"Halo Karin...." ucap Luciana.
"Ah, akhirnya kamu angkat telpon juga. Lama banget sih..." sahut Karin di ujung telpon.
"Maaf Karin tadi aku ketiduran..." jawab Luciana.
"Ada apa Karin...? Tumben kamu nelpon aku malam- malam...?'' tanya Luciana.
"Ehmm..itu Luci... Aduh bagaimana ya..." jawab Karin terdengar ragu.
"Ada apa...?" Luciana penasaran.
"A...aku tadi lihat suami kamu, mas Billy..." ucap Karin.
"Kamu lihat mas Billy... ? Di mana...?'' tanya Luciana.
"Di hotel...?" jawab Karin.
"Di hotel...? Jadi selama ini mas Billy nginap di hotel..." gumam Luciana.
"Maksud kamu apa Luci...?'' tanya Karin.
"Ehm... " sahut Luciana.
Lalu Luciana menceritakan pada Karin jika sang suami sudah satu minggu tidak pulang ke rumah karena dia sedang ada pekerjaan di luar kota. Iya, Luciana terpaksa berbohong pada Karin, dia tidak mau menceritakan yang sebenarnya jika sang suami marah padanya dan langsung pergi begitu saja tanpa mengabarinya sampai berhari- hari.
"Kamu yakin kalau suamimu di luar kota Luci....?'' tanya Karin.
"I..iya Karin..."
"Tapi aku tadi lihat suami kamu di hotel...." ucap Karin.
"Dan dia tidak sendirian tapi dia..."
"Tapi dia kenapa Karin...?" tanya Luciana penasaran.
"Tapi dia.... Aduh gimana ya... Tapi kamu jangan kaget ya Luci..."
"Ih kamu ini bikin aku penasaran aja deh, cepat katakan kamu lihat suamiku kenapa...?'' tentu saja Luciana khawatir suaminya kenapa- napa.
"Suami kamu lagi bareng sama cewek lain di kamar hotel...." ucap Karin.
"A...apa...? mas Billy bareng sama cewek lain di kamar hotel...? Nggak itu nggak mungkin Karin, kamu pasti salah lihat..." sahut Luciana tidak percaya.
"Benaran Luci, aku nggak mungkin salah lihat, laki- laki itu beneran suami kamu, mas Billy. Dan tadinya aku pikir perempuan yang jalan sama dia itu kamu, Luci. Ternyata bukan. Aku beneran nggak salah lihat...Aku yakin itu..." jawab Karin yakin.
"Ta...tapi perempuan itu siapa Karin...?'' tanya Luciana mulai gelisah karena takut apa yang dilihat oleh temannya itu benaran Billy.
"Aku nggak tahu Luci. Gini aja deh kamu ke sini sekarang ya, nanti aku kasih tahu kamar yang ditempati oleh suamimu. Aku kirim alamat hotelnya sekarang ya..." ujar Karin.
Luciana pun menurut apa kata temannya untuk menyusul ke hotel. Dan bersyukurnya sakit kepala Luciana sudah reda jadi dia bisa pergi dengan leluasa. Luciana segera mengganti pakaian dan membawa tas selempang untuk menaruh ponsel dan dompet.
Dengan langkah cepat Luciana keluar dari dari kamar lalu menuruni anak tangga.
"Hei Luci... Mau ke mana kamu....?'' tanya nyonya Lidya yang sedang menonton tv di ruang tengah.
Luciana menghentikan langkahnya.
"Aku mau keluar sebentar mah..." jawab Luciana.
"Kamu pasti mau menemui laki- laki selingkuhan kamu kan...!'' tanya nyonya Lidya dengan ketus.
"Aku nggak selingkuh mah..." jawab Luciana lalu pergi begitu saja menuju ruang tamu kemudian keluar dari rumah.
Nyonya Lidya pun kesal pada menantunya itu.
"Dasar menantu sialan... Awas ya kamu Luci, nanti saya adukan ke billy kalau kamu menemui laki- laki itu lagi biar kamu diceraikan sama Billy...!'' seru nyonya Lidya.
Namun Luciana terus berjalan hingga keluar dari pagar rumah. Di depan rumah Luciana langsung menyetop taksi dan langsung menuju alamat hotel yang dikirim oleh Karin.
Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya Luciana sampai ke hotel yang dituju. Luciana segera masuk dan mencari Karin di lobby utama.
"Luci...." seru Karin melambaikan tangan pada Luciana.
"Karin...." sahut Luciana lalu menghampiri temannya itu.
"Luci ,,,akhirnya kamu sampai juga..." ucap Karin.
"Karin... Kamu sama siapa di sini...?" tanya Luciana.
"Biasa sama langganan aku..." jawab Karin.
"La..langganan...?'' tanya Luciana.
"Tepatnya sih sugar deddy..." bisik Karin.
"Apa...? kamu selingkuh dari suamimu...?'' tanya Luciana.
"Nggak... ini kerja sampingan aku selain kerja di toko kue, kamu kan tahu suamiku nganggur hampir dua tahun. Anak aku ada tiga ,sekolah semua. Aku ya terpaksa cari kerja sampingan begini...." jawab Karin.
"Tapi suamimu tahu...?" tanya Luciana.
"Ya tahu lah...." jawab Karin dengan santainya.
"Oh ya ampun Karin...." jawab Luciana sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Oh ya sudahlah Karin.... Oya... kamu beneran tadi lihat mas Billy di sini...?'' tanya Luciana.
Karin pun mengangguk.
"Kamar suamimu ada di lantai tiga nomor 205..." jawab Karin.
"Hah....?" Luciana kembali merasa gelisah.
Iya dia benar- benar takut jika sang suami selingkuh darinya.
"Tapi Karin... kamu benaran nggak salah lihat kan...?" Luciana kembali ragu.
"Benaran Luci, aku nggak salah lihat. Mataku masih awas kok. Tadi aku tak sengaja berpapasan sama suamimu yang sedang bergandengan tangan sama cewek. Dan cewek itu manja banget sama suamimu. Tapi untungnya suamimu tidak melihatku..." jawab Karin.
"Oh ya Tuhan ... Apa ini...." ucap Luciana dadanya mulai berdebar- debar.
"Kamu yang sabar ya Luci... Kamu yang kuat..." Karin mengusap lengan Luciana.
"Trus aku harus bagaimana Karin...?" Luciana nampak bingung harus melakukan apa.
Karin pun memberitahu Luciana agar dia ke kamar suaminya supaya dia bisa memergokinya sedang berselingkuh.
"Tapi Karin,,, bagaimana caranya kita bisa masuk...?'' tanya Luciana.
"Kamu tenang aja, nanti aku akan minta sugar daddy aku untuk minta kunci serep. Kebetulan sugar daddy aku yang punya hotel ini..." jawab Karin.
"Be.. Benarkah...?"
"Iya. Kamu tenang aja...."
Karin lalu menelpon sugar daddy nya untuk meminta kunci dan menceritakan tentang Luciana padanya.
"Bagaiamana Karin...?" tanya Luciana setelah Karin berbicara sama sugar daddynya.
"Ayo kita ke resepsionis..." Karin menarik tangan Luciana.
Luciana menurut saja. Setelah mendapatkan kunci cadangan dari resepsionis Karin dan Luciana bergegas naik ke lantai tiga menggunakan lift.
"Nah ini dia kamarnya..." ucap Karin setelah sampai di depan kamar yang ditempati oleh Billy dan perempuan yang diduga selingkuhannya.
"Kamu yakin ini kamarnya ,Karin...? Kita nggak akan salah orang kan...?" tanya Luciana ragu.
"Iya beneran, tadi mereka masuk ke kamar ini..." jawab Karin.
Karin lalu membuka pintu kamar hotel tersebut dengan kunci cadangan yang dia dapat dari resepsionis. Perlahan namun pasti, pintu itu pun terbuka.
"Karin... pintunya terbuka..." bisik Luciana.
"Ayo... masuk..." jawab Karin.
"Ta....tapi aku takut..." sahut Luciana.
"Iiih..kamu ini.. ayo... Kita pergoki suami kamu. Pasti mereka sedang bermesraan di dalam sana... Kamu harus melihatnya secara langsung. Abis itu kamu hajar tuh cewek selingkuhan suamimu biar tahu rasa...." ucap Karin setengah berbisik.
Iya, Karin terlihat ikut geram karena Luciana dikhianati oleh suaminya dan dia menginap di hotel dengan pelakor . Padahal kalau dipikir- pikir Karin pun tidak jauh beda dengan cewek yang tadi dia lihat bersama Billy. Iya, Karin juga pelakor, dia mau saja dikencani oleh om- om yang masih berstatus sebagai suami orang.
Akhirnya Luciana dan Karin masuk ke kamar tersebut setelah pintunya dipuka perlahan. Dengan langkah hati- hati ,mereka berjalan ke tempat tidur yang ada di balik tembok. Iya, jadi tempat tidur itu tidak bisa langsung dilihat dari arah pintu. Masih ada lorong sekiar dua meter yang harus mereka lalui agar bisa melihat tempat tidur kamar tersebut. Di lorong itu, Luciana dan Karin mendengar suara perempuan.
"Aaaahhh....sayang.... Kamu hebat sekaliiii.... " ucap perempuan itu.
"Aaah.. nikmat sayang.... iyaaa terus.... Iya... di situ.... Lebih cepat sayanggggg..... Aaahhh....aahh... nikmat sekali...."
"Ayolah Billy jangan berhenti..." rengek perempuan itu.
"Lanjutkan... Iya... Iyaa... Ayo lanjutkan lagi Billy ... Iya begitu... Ayo terus... Terus....
Mata Luciana terbelalak begitu nama suaminya di sebut- sebut oleh perempuan di dalam sana. Luciana pun sudah tidak dapat menahan diri. Dia segera berlari melihat ke arah tempat tidur di mana suara perempuan itu berasal.
Dan lagi, mata Luciana terbuka lebar setelah melihat pemandangan yang ada di atas tempat tidur berukuran besar.
"Mas Billy...!!" seru Luciana.
Bersambung....
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah