Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.
Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.
Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.
Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?
Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Bolos Kelas Dan Makhluk Magis Jinak
Pagi ini, Luna berangkat dari pagi sekali tepat sebelum Kelas akan dimulai. Ia pergi ke Perpustakaan Utama, Aktivitas wajibnya selama beberapa bulan ini.
Luna melangkah dengan tegas, seolah pasti dengan tempat tujuannya. Ia melangkah ke salah satu rak buku dan meraih salah satunya dengan tangan kecilnya itu.
Tuk
Luna meletakkan buku tersebut ke atas meja Kasir Perpustakaan untuk melakukan catatan peminjaman buku.
“Hari ini kau datang cukup terlambat, Luna.” Ujar seorang pria muda, penjaga Perpustakaan itu. Darcy.
“Melakukan peminjaman buku lagi?” Tanyanya.
“Ya, seperti biasa.” Jawab Luna singkat. Ia menuliskan namanya dan buku apa yang ia pinjam.
Setelah selesai, Luna mengembalikan catatan itu kepada pria tersebut untuk ia setujui.
“Hm.. Kau yakin ingin meminjamnya? Kurasa ini Materi yang kakak tingkat mu Pelajari saat ini.” Tanya Darcy setelah ia melihat informasi buku yang ingin dipinjam oleh Luna, ia memandang ke arah Luna kembali untuk memastikan.
“Ya, bisakah kau cepat Darcy? Kelas akan dimulai beberapa menit lagi.” Pinta Luna, sedikit tergesa-gesa.
“Oh ya tentu.” Darcy segera menyetujui peminjaman buku Luna, ia mengembalikan buku tersebut kepada Luna.
“Maaf menghambat waktumu Luna.” Ucapnya.
“Terima kasih.” Ujar Luna.
Ia segera melangkah pergi dari sana setelah ia mendapatkan buku tersebut.
Luna melangkah menuju ke Kelas selanjutnya sembari membaca ringkas buku itu, sampai ketika seseorang merebut buku tersebut darinya.
“Eh-”
Begitu melihat orang yang melakukannya, Luna hanya terdiam sejenak. “Kak Sean!” Panggilnya sedikit keras.
Alsean, pria itu berada tepat di hadapan Luna saat ini, memegang sebuah buku yang berhasil ia rebut dari Luna.
Alsean membaca sekilas judul buku itu. “Hm.. Buku sesulit ini apakah kau bisa memahaminya?” Tanyanya meledek.
“Kembalikan.” Pinta Luna, berusaha menggapai buku yang malah diangkat lebih tinggi oleh Alsean dengan sengaja agar tak dapat diraih olehnya.
“Luna, ambil saja jika kau bisa. Kau tak cukup tinggi untuk dapat menggapainya.” Kata Alsean, tertawa senang karena dapat menjahili adiknya.
“Elena!” Panggil Luna, memandang ke belakang Alsean seolah ada seseorang disana.
Mendengarnya, Alsean menoleh dengan spontan.
Dan sebelum Alsean menyadari triknya, Luna dengan segera menggunakan kesempatan singkat itu untuknya meraih kembali buku miliknya dari genggaman Alsean.
“Aku memang tidak cukup tinggi, namun aku cukup pandai untuk mengakali mu, kakak Jenius.” Ujar Luna, menggoyangkan buku ditangannya sembari tersenyum meledek kembali karena ia telah berhasil merebutnya.
“Dasar serigala kecil yang Cerdik!” Ujar Alsean, menekan kening Luna.
“Baiklah, berhenti sekarang juga atau aku akan terlambat untuk masuk ke Kelas.” Gerutu Luna, menahan tangan Alsean.
“Lupakan Kelas hari ini, ayo ikut denganku.” Ajaknya, menarik pergelangan tangan Luna.
“Eh, mau kemana?” Tanya Luna bingung.
“Kau akan tahu begitu tiba di sana.” Kata Alsean.
Meskipun ragu untuk meninggalkan Kelas, namun Luna akhirnya memilih untuk mengikuti Alsean, memenuhi rasa penasarannya dan bolos Kelas hanya untuk hari ini.
Mereka tiba di sebuah tempat, tampak seperti Taman dengan pagar-pagar besi yang menjulang tinggi seperti memang telah dipersiapkan khusus untuk menghalangi sesuatu yang ada di dalam sana.
Luna mengikuti Alsean melangkah masuk kesana.
Tanaman-Tanaman liar tampak tumbuh di sekitarnya, membentuk jalan lurus yang rapi seolah memang telah diatur sesuai aturannya.
“Tempat ini..” Luna memandang sekitarnya, mengobservasi satu-persatu yang ada di sekelilingnya. Mulai dari dedaunan, pepohonan, dan beberapa kupu-kupu kecil yang berterbangan di sekitarnya.
“Taman Lumina.” Sebut Luna, mengulurkan tangannya untuk menjadi singgahan kupu-kupu yang lelah.
Alsean mengangguk. “Benar, tampaknya kau sudah mengetahuinya. Taman Khusus untuk para Makhluk Magis Jinak berkembang. Ini adalah tempat para Pengamat Magis melakukan Penelitian mereka.” Paparnya.
Luna mulai melangkah perlahan. “Tempat ini tidak dibuka untuk umum kan?” Tanyanya memastikan.
“Ya, kau bisa kemari di waktu luangmu asalkan bersama dengan Profesor ataupun salah satu dari Anggota The Guild of Ethereal Minds. Kami memiliki akses khusus untuk kemanapun yang kami inginkan.” Kata Alsean.
Suara eraman Makhluk Magis terdengar cukup keras, dan burung-burung mulai berterbangan kesana-kemari akibat terkejut oleh suara tersebut.
Alsean mengernyit, melangkah sedikit lebih cepat ke sumber arah tersebut dan Luna mengikuti di belakangnya.
Begitu mereka tiba di sumber suara utama, tampak seekor Naga kecil dengan sayap transparannya yang berkilau sedang melangkah sempoyongan menahan tubuhnya itu, bersama dengan seekor Naga Bertanduk besar yang berada di belakangnya, tampak lelah.
“Lucu sekali..” Gumam Luna, membungkuk dengan lutut ditekuk. Memandang ke arah Makhluk kecil yang menggemaskan tersebut.
“Tampaknya ia baru saja melahirkan.” Ucap Alsean.
Naga kecil itu melangkah dengan susah payah menuju ke arah Luna yang mengulurkan tangannya.
“Aetherial Drake, nama Makhluk ini.” Kata Alsean.
“Aetherial Drake, memiliki Kemampuan Pengendalian Angin yang mahir. Ia telah dijinakkan, sebab itu tidak akan takut dengan Penyihir, kan?” Tambah Luna, memandang ke arah Alsean.
Alsean mengangguk. “Ya, sekarang ia tidak akan berbahaya lagi.”
“Kasihan sekali kamu harus tumbuh disini dan tidak dapat bebas di luar sana..” Batin Luna, mengelus lembut Makhluk kecil itu.
Warna tubuh Naga kecil itu adalah kombinasi dari warna ungu dan biru cerah, dan setelah dewasa ia akan memiliki tanduk kecil yang berkilau ketika berada di bawah cahaya matahari langsung.
Srek
Srek
Suara pijakan rumput.
Beberapa orang datang dengan pakaian lengkap mereka, berjubah panjang abu-abu dan mengenakan sarung tangan.
Salah satunya berhenti di samping Alsean, sementara yang lainnya langsung mendekati kedua Makhluk Magis Aetherial Drake itu.
“Seharusnya kami datang lebih awal untuk terus memeriksanya. Sebelumnya kami memang sudah memperkirakan hari kelahiran Aetherial Drake kecil, namun kami tak menyangka akan seawal ini.” Ujarnya, mengatakan kepada Alsean.
“Karena kalian sudah datang, seharusnya mereka sudah baik-baik saja.” Kata Alsean, memandang ke arah Luna yang kembali berdiri setelah menyerahkan anak Naga itu.
“Ya, serahkan kepada kami.” Ucap pria itu.
Akhirnya setelahnya Alsean dan Luna pergi. Mereka sempat mengelilingi tempat lain sejenak, memandang Makhluk-Makhluk lainnya yang sebelumnya tidak pernah Luna lihat secara langsung.
Tidak begitu sia-sia Luna mengambil langkah untuk bolos Kelas dan ikut dengan Alsean pada hari itu, dengan ini ia mendapatkan beberapa Pelajaran secara langsung yang lebih berkesan dibandingkan Kelas biasanya.