Kisah ini menceritakan tentang Arghatama, seorang anak konglomerat yang saat ini berusia 25 tahun. Dikarenakan kedua orangtua yang terlalu memanjakannya, Argha tumbuh menjadi pribadi yang malas, dan tidak bertanggung jawab. Terbukti setelah kelulusannya di Sekolah Menengah Atas, Argha menolak keinginan orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sampai pada saat Argha mendapatkan kabar, bahwa Ayah nya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dan mengalami kebangkrutan, kehidupan Argha berubah 180°. Argha yang hanya lulusan SMA harus bekerja sebagai Sopir pribadi Direktur Muda di sebuah perusahaan, karena bagaimanapun ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan menafkahi Ibu yang melahirkan dan membesarkan nya.
Mentari, Direktur Muda yang merupakan anak dari relasi Ayah nya, ternyata masih memiliki dendam pribadi kepada Argha karena kejadian dimasa lalu. Sementara itu, Ayah Mentari yang merasa berhutang budi kepada keluarga Argha malah menjodohkan mereka.
Akankah pernikahan Argha dan Mentari menjadi pernikahan yang penuh kebencian dan balas dendam? atau malah sebakiknya?.
Simak terus kisahnya dalam Novel yang berjudul "Menikahi Sopir Kaya".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Sukendar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Undangan makan malam
Hari ini hari ke tiga sejak Burhan kembali dari Rumah sakit. Burhan mengundang Nyonya Melinda dan Arga untuk makam malam bersama di kediaman nya malam ini.
Nyonya Burhan baru saja selesai menyiapkan jamuan makan malam yang sudah terlihat sempurna di meja makan, setelah itu bergegas menemui Mentari di kamarnya, dengan membawa satu kantong kertas berwarna hitam ditangannya.
Nyonya Burhan mengetuk pintu meminta izin untuk memasuki kamar anaknya yang terkunci. Selang beberapa waktu, Mentari membukakan pintu untuk nya.
"Sayang, ini pakaian mu yang sudah Ibu siapkan untuk acara malam ini, pakailah! dan jangan lupa berias supaya anak Ibu ini terlihat semakin cantik." Nyonya Burhan mengatakan demikian karena memperhatikan penampilan Mentari yang sedikit kacau, semenjak ia menerima perjodohan yang sebenarnya sama sekali tidak ia inginkan.
Mentari tidak menanggapi Ibu nya, karena hati kecilnya masih sulit untuk menerima apa yang sedang terjadi.
"Ibu Mohon, jangan kecewakan Ayah mu malam ini !" Nyonya Burhan menepuk lembut pundak Mentari dan meninggalkan kantong pakaian yang Ia bawa di atas tempat tidur, lalu meninggalkan anaknya untuk mempersiapkan diri.
Melihat Ibu nya yang sudah keluar dari kamar, Mentari meraih kantong berisi pakaian yang dibawakan Ibunya tadi, lalu melemparkannya ke sembarang arah dan menangis karena merasa sedikit frustasi.
Mentari meremas seprai yang ia duduki dengan kedua tangannya, lalu bergumam sendiri dalam hati, "Kau, Arghatama Putra Wijaya, laki-laki angkuh yang pernah mempermalukan ku, sekarang, bahkan aku harus bersedia menikah dengan mu. Jangan harap kau akan mendapatkan keinginan mu atau merasa bahagia dengan pernikahan ini !! "
******
Pukul 8 malam, Arga dan Melinda tiba di kediaman Burhan Malatta dengan membawa satu kotak bingkisan, sebagai buah tangan kedatangan mereka.
Arga terlihat lebih tampan malam ini dibandingkan dengan penampilan nya sehari-hari ketika bekerja, ia menggunakan jas kasual warna biru dongker dan dalaman kemeja berkerah warna merah muda.
Burhan dan Istrinya yang mengetahui keadatangan tamu yang sejak tadi dinantikan, segera melangkah ke arah pintu untuk menyambut mereka.
"Selamat malam Pak Burhan, bagaimana kondisimu sekarang?" Melida yang lebih dulu menyapa.
"Tentu saja seperti yang Anda Lihat Nyonya, bahkan lebih baik dari sebelumnya". Jawab Burhan yang terlihat sangat bahagia.
"Silahkan Nyonya dan Nak Arga duduk dulu, saya permisi untuk memanggil Mentari di kamarnya." Nyonya Burhan.
****
Mentari baru saja selesai merias diri di kamarnya, ia terlihat sangat Anggun menggunakan mini dress warna merah muda dengan rambutnya yang tergerai lurus sempurna. Mendengar ketukan pintu yang ia rasa adalah Ibunya, Mentari begegas membuka pintu.
"Sayang, kau terlihat sangat cantik malam ini, terimakasih, karena kamu sudah bersedia memahami keadaan, Ibu dan Ayah mu sangat bangga karena kau tidak pernah mengecewakan kami." Nyonya Burhan seraya memeluk tubuh mungil anak kesayangan nya. Sementara Mentari yang mematung dalam pelukan Ibunya hanya memejamkan mata, tidak mengatakan apapun.
Burhan dan kedua tamu undangannya tampak sedang mengobrol, mereka segera menghentikan percakapan saat Mentari dan Ibunya menuruni anak tangga hendak bergabung bersama mereka di meja makan.
Arga sempat memperhatikan Mentari yang malam itu terlihat lebih Anggun, sebetulnya Arga merasa iba dengan gadis itu, karena ia tahu betul mereka berdua sama-sama tidak menginginkan perjodohan ini.
Mereka akhirnya sepakat untuk terlebih dahulu menghabiskan makan malam, dan tidak membahas perjodohan di meja makan.
Seusai acara makan malam, mereka melanjutkan pertemuan di Ruang tamu yang telah di siapkan.
.
.
.
Burhan mengawali percakapan mereka, " Nak Arga, Mentari !, Ayah, Ibu dan Nyonya Melinda merasa bahagia sekali malam ini, akhirnya tak lama lagi, kita akan memiliki ikatan keluarga. Kami sepakat, kalian akan menikah pekan depan."
Arga yang sedang menyeruput kopi, tersedak karena kaget.
"Paman, kenapa secepat itu?" Tanya Arga. Sebetulnya Mentari ingin melayangkan protes yang sama, tapi dari awal, ia sudah bertekad menahan diri untuk tidak berkomentar.
"Sayang, Bukankah Mama sudah mengatakan, Pekan depan, Mama akan pergi Ke Paris, untuk menjenguk Nenek mu yang sedang sakit?, Mama tidak tahu kapan Mama kembali, karena kemungkinan Mama akan mengurus Nenek mu sampai keadaannya lebih baik." Melinda.
"Kalo begitu, kenapa tidak menunggu sampai Mama kembali?" Tanya Arga.
"Nak Arga, Pamanmu ini sudah sakit-sakitan, Paman tidak ingin sesuatu terjadi pada Paman, sebelum Paman melihat Putri kesayangan Paman Menikah". Burhan menambahkan.
"Ayah, jangan berbicara seperti itu." Hati Mentari tereyuh saat mendengar perkataan Ayah nya.
"Jika begitu, menikahlah Pekan depan, kami akan menyiapkan pesta pernikahan terbaik untuk kalian berdua." Burhan
"Ayah, aku akan mengikuti kemauan Ayah untuk menikah pekan depan, tetapi dengan satu syarat." Mentari memberanikan diri mengajukan syarat kepada orang tuanya.
Mereka yang mendengar Mentari mengajukan syarat, kompak mengernyitkan dahi, lalu Burhan segera menanyakan, syarat apa yang Anaknya minta.
"Aku ingin, perniakahan kami, tidak diketahui oleh siapapun, kecuali keluarga kita!".
Burhan, tersulut emosi karena permintaan Mentari yang dirasa tidak masuk akal.
Sebelum Burhan menolak permintaan Mentari, Arga menambahkan ," Paman, aku rasa, aku tidak keberatan dengan syarat itu, aku juga menginginkan hal yang sama, setidaknya sampai aku menyelesaikan pendidikan ku di perguruan tinggi."
Arga dan mamanya memang sepakat ,untuk melanjutkan pendidikan nya di perguruan tinggi . Arga bertekad mewujudkan apa yang menjadi keinginan terbesar Papa nya semasa hidup. Tentu saja Burhan menyambut baik rencana itu, karena Burhan sangat berharap Arga dan Mentari sama-sama akan mengurus Perusahaan mereka kelak.
Burhan melihat Nyonya Melinda yang menganggukan kepala nya, tanda persetujuan bersedia menerima syarat yang diajukan Mentari.
Bersambung...
Sudah 21 chapter yang Author tulis. Jangan lupa tekan jempol dan tinggalkan jejak di kolom komentar kalian... Terimakasih 😘
Mentari juga korban keegoisan kalian bukan cuma arga .yang paling tersakiti y Mentari pas lagi sayang2 nya di tinggal.