Dalam usaha menghidupkan kembali kota Happiness yang porak-poranda akibat badai dahsyat, David Booker mengusulkan agar mereka mengundang para wanita. Akhirnya dipasangkan iklan di surat kabar. Tak disangka, responsnya luar biasa. Deretan mobil yang melaju menuju kota Happiness membuat David benar-benar kaget, hingga ia terjatuh dari menara. Untung saja salah seorang pendatang itu dokter, Dokter Kendall Jenner yang manis dan menawan...
Namun, David gagal memberikan kesan pertama yang baik kepada Kendall, satu-satunya dokter yang kini mereka miliki di kota itu.
Mampukah David meluluhkan hati dan meyakinkan Kendall agar tetap tinggal di Happiness...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Kendall setengah berharap akan mendengar musik diputar. Tidak diragukan lagi, presentasi itu mengesankan dan tekad kedua bersaudara itu untuk membangun kembali kota mereka sangat meyakinkan. Tapi Kendall melihat ada kesenjangan besar dalam hal logistik. Dan dari tepuk tangan yang kurang meriah, ia rasa wanita-wanita lain memiliki pikiran yang sama.
"Mana petugas kepolisian?" teriak seorang wanita.
"Apakah di sini kita aman?"
"Mana akses internet?" tanya yang lain. "Kita akan kesulitan tanpa ponsel."
"Bagaimana dengan TV kabel?"
"Bagaimana kita bisa menerima pos?"
"Di mana toko pangan terdekat?"
"Mal terdekat?"
"Toko hewan terdekat?"
"Aku terpaksa mandi air dingin tadi pagi."
"Ada apa dengan benda merah yang kalian sebut tanah ini?"
"Apa di sini selalu sepanas ini?"
"Apakah kalian bisa mengatasi serangga-serangga itu?"
Wanita-wanita itu terus mencecar. Para pria terlihat seolah siap berlari mencari perlindungan sampai Harry Booker mengayunkan tangan dan meminta orang-orang untuk tenang. "Nona-nona, kami belum bisa menemukan solusi untuk semua itu, tapi kami bersedia bekerja sama dengan Anda untuk mengatasi hal pertama yang terpenting bagi Anda."
Hailey, yang duduk di sebelah Kendall, berdiri. "Kalian meminta kami untuk nekat menaruh kepercayaan besar kepada kota ini."
Harry mengangguk. "Benar."
Hailey berpaling kepada Kendall. "Aku ingin tahu pendapat Dokter Jenner."
Kendall ketakutan saat semua mata di ruangan ini tertuju ke arahnya. Hailey duduk dan menyikutnya. Dengan enggan, Kendall bangkit, otak dan jantungnya berlomba. David Booker menatapnya, memohon agar mereka didukung.
Kendall langsung berkeringat, lalu membasahi bibir dan berdoa supaya kata-katanya tidak melantur. "Aku sangat terkesan dengan apa yang berusaha kakak beradik Booker lakukan di sini. Tetapi aku juga memprihatinkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Khususnya terkait kurangnya fasilitas dan tenaga medis."
Ia mengalihkan pandangan dari mata menusuk David. "Dan sejujurnya, aku khawatir sentimentalitas kalian dalam membangun kembali rumah masa kecil mengganggu penilaian, mengaburkan ratusan bahkan mungkin ribuan keputusan yang harus diambil untuk menjadikan Happiness tempat tinggal yang aman dan nyaman."
Semua yg berada di ruangan itu bergumam menyetujui. Kepala mereka mengangguk dan wanita-wanita mulai berbicara satu sama lain.
"Dokter Jenner," tanya David, suara beratnya mengalahkan keributan dalam ruangan, "kenapa kau datang ke sini?"
Ruangan itu senyap lagi. Wajah Kendall panas. Begitu banyak di ruangan itu mengira alasan kedatangannya ke sini untuk melarikan diri dari tunangan yang berkhianat... dan ia mengakui bahwa perpisahan mereka pemicu keputusannya untuk meninggalkan Denville.
Tapi ia tidak sudi mengakui keras-keras, terutama tidak di hadapan David Booker. "Aku datang ke sini, seperti kata iklanmu, untuk memulai hidup baru."
David mengangguk pelan, lalu terpincang-pincang turun dari podium dan berjalan dengan kruk menuju pintu ganda besar. Semua mata mengikutinya. Kaus yang ia pakai melekat erat di tubuhmya yang berotot, celana jinsnya menggantung longgar dan rendah di pinggang. Saat tiba di dekat pintu, ia mendorongnya sampai terbuka lebar dengan sebelah kruk. Cahaya matahari menyerbu ke dalam ruangan. David mencondongkan tubuh ke arah sinar yang menari-nari itu dan memejamkan mata, menghirup napas dalam. Lalu ia mengembuskan napas keras-keras dan membuka mata. "Rasanya tidak pernah lebih segar daripada ini."
Kendall mengatupkan bibir. Pria itu memiliki bakat bersandiwara... tapi efeknya pada wanita tak dapat di sangkal. Sorot mata lunak, mulut melongo, dan ia sendiri, aissh, jantungnya berdebar-debar.
Hailey berdiri lagi. "Kami minta waktu untuk memutuskan. Secara pribadi."
kedua kakak beradik itu berpandangan, lalu mengangguk dan menuju pintu keluar. Saat berlalu, David menatap dan menuju pintu keluar. Wanita itu membuang muka.
Setelah pintu menutup, selama beberapa waktu terjadi debat antara kaum wanita. Kendall diam saja, berharap tadi tidak datang ke rapat, merasa tak pantas menyuarakan pendapat bila ia sendiri tidak berniat untuk tinggal.
"Aku percaya Dokter Jenner," timpal Kylie, lalu berpaling ke arah Kendall. "Aku akan melakukan apa pun yang kau ucapkan."
"Aku juga," timpal wanita lain. "Kalau Dokter Jenner tinggal, aku juga akan tinggal."
Yang membuat Kendall resah, wanita-wanita lain serempak menyetujui. Hailey menelengkan kepala ke arahnya. "Sepertinya semua tergantung padamu, Dokter. Apakah kita harus tinggal... atau harus pergi?"
...----------------...
"Menurutmu apa yang sedang terjadi di dalam sana?" tanya David kepada kakaknya sambil menatap aula makan. Ia duduk di bangku dengan kaki yang sakit di topang. Sudah lebih dari satu jam sejak wanita-wanita itu meminta mereka untuk pergi agar bisa membicarakan apakah akan menjadikan Happiness sebagai tempat tinggal atau tidak.
"Aku berharap mereka mendapat keputusan," jawab Harry sambil melirik jam tangan. "Kita sudah kehilangan banyak jam kerja hari ini. Karena Jasson dan Derrick cedera tadi pagi di jalur tatal, tenaga kita sudah berkurang dua orang."
Bunyi pintu yang berderit terbuka, menarik perhatian mereka. Wanita-wanita itu berdiri di dekat sana dengan wajah datar. Hailey Baldwin, yang tentu menjadi juru bicara mereka, maju. Dokter Jenner tetap diam di belakang, menghindari tatapan David.
Bukan pertanda baik.
David menggunakan kruk untuk berdiri, perutnya melilit.
"Apa keputusan kalian?" tanya Harry.
Hailey melipat tangan. "Kami akan pergi besok pagi."
Bahu David morosot.
"Untuk membeli perlengkapan yang akan dibayar oleh kota ini," tambah Hailey
David mengembuskan napas lega dan suasana hatinya langsung cerah lagi.
Hailey memberi Harry selembar kertas kuning bergaris. Daftar barang tertulis di halamannya. David membaca daftar itu dari atas bahu Harry. Makanan, alat pengurang kelembapan, peralatan berkebun, pemukul lalat, komputer.
"Daftar ini masuk akal," Harry mengakui sambil tersenyum.
Hailey mengangguk. "Ada sepuluh halaman."
Senyum Harry lenyap. "O... ke."
"Kami minta agar klinik segera dibangun." Kata Hailey. "Kami ingin diberi hak untuk menentukan menu makanan yang dihidangkan di kantin. Dan kami ingin jabatan."
"Jabatan?" Tanya Harry
"Kami ingin diberi peran," jelas Hailey. "Perencanaan kota. Kalau Happiness dianggap badan usaha, kita perlu struktur perusahaan."
Harry mengerucutkan bibir. "Kami memang ada rencana untuk memulai."
Hailey tersenyum, "Kami harap secepatnya. Selain itu, kami ingin rapat kota diselenggarakan secara rutin. Dan kami sudah menetapkan beberapa peraturan."
"Peraturan macam apa?" tanya Harry, ia mulai terlihat khawatir.
Wanita yang seingat David bernama Kylie maju dengan daftar lain di notes. "Misalnya, pria tidak boleh bermalam di asrama. Dan kami ingin jam-jam tenang."
Harry mengernyit. "Jam tenang?"
"Tak ada mesin yang menyala, tidak ada kegiatan membangun atau apa pun yang menimbulkan suara gaduh pada malam hari, dini hari, dan saat akhir pekan."
"Itu konyol," sembur Harry. "Kita sedang membangun kota!"
"Dan tak boleh ada penetapan aturan lain tanpa masukan dari kami," sambung Hailey tanpa menghiraukan Harry. "Kami ingin wewenang untuk membantu memutuskan bagaimana cara memajukan kota ini."
Wajah Harry merah padam. Sebelum ia bisa mengatakan sesuatu yang David yakini tidak akan disukai para wanita itu, ia memotong. "Semua usul ini sangat baik. Kami memang perlu umpan balik dan membutuhkan bantuan kalian dalam setiap aspek pembangunan kembali Happiness. Terima kasih."
Dari sudut mata, David dapat melihat Dokter Jenner sudah memisahkan diri dari kelompok dan berusaha menyelinap pergi. Ia melihat kesempatan untuk membuat wanita itu jadi pusat perhatian lagi. "Dokter Jenner!"
...****************...
kendall udah balik ga usah buru2 juga 😅
Beneran End ya K Devoy🥺Semoga sukses dgn karirnya d Real,sehat sllu dan jgn lupa tengok2 rumah halu kita ya kk,love youuu k dev😘😘😘
hayuu David bilang I lope yu atuuuh meuni susyaaah...
eta baju d kamanakeun atuuh,pasti d alungkeun kamana karep🤦♀️🤣🤣🤣
kuy semangat nyatakan cinta David,hanya itu yg bisa membuat Kendall menetap d happinese....
Cara kayanya orang yg sama,dy mantan Harry yaa??
knpa Cara sampe pergi dan meninggalkan Harry?
kabooooor🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️🚴♀️
Terima kasih banyak untuk karyanya, semoga akan hadir karya² yang baru. Semangat berkarya dan semoga sukses selalu ❤❤