Misteri Kembar Tiga

"Tapi tetap saja, mereka akan kembali ke orang tua asli mereka Zhafran" jawab Kalingga membuat Zhafran tidak bisa menghiburnya lagi.

Zhafran juga sudah mengusulkan mengadopsi anak, tapi Kalingga dengan tegas menolak, dia terus menginginkan Delisha untuk menjadi istri kedua Zhafran, dan tanpa segan juga malu meminta itu pada Sari dan Adrian sebagai orang tua Delisha.

Meski dia juga tahu, Delisha menyukai Laut, adik dari Sagara, tapi tak ada yang tahu kalau Laut, menyimpan perasaannya untuk Dafina, putri pertama Dafin dan Ratna yang sekarang masih duduk di kelas depalan.

"Kita tidak bisa memaksakan perasaan seseorang Kalingga, aku ingin kamu berhenti, kasihan Delisha kalau terus kamu paksa, biarkan dia mencari kebahagiaanya sendiri" ucap Zhafran

"Kamu tidak tahu sayang, Delisha juga sedang menderita dengan perasaan cintanya yang bertepuk sebelah tangan, aku ingin merangkul dia, dan aku ingin dia menjadi ibu dari anak anak kamu, aku tidak bisa mengandung Zhafran" ungkap Kalingga

"Tapi tetap saja itu bukan urusan kita, aku sudah bahagia dengan kamu, tolong jangan memaksaku" jawab Zhafran memeluk Kalingga dan memintanya untuk tidur kembali

"Dia harusnya memilih Zaki, Zaki laki laki yang baik, Laut juga baik tapi jika hatinya sudah milik orang lain itu akan sulit" ungkap Zhafran

"Zaki juga sudah punya orang lain yang" jawab Kalingga

"Sudah diam atau aku akan membuatmu tidak bisa bejalan besok" gemas Zhafran menciumi wajah Kalingga yang beribadah cemberut

Kalingga seharusnya tidak menikah dengan Zhafran dulu, Zhafran memang menikahi Kalingga karena rasa kasihan setelah Zhafran tahu kalau Kalingga mengidap sakit kanker rahim, tapi tidak ada satu orangpun yang tahu Kecuali mereka dan keluarga Kalingga. Sepuluh tahun mereka menikah, dan Zhafran mulai memupuk cintanya pada Kalingga dengan tetap setia bersamanya.

.....................

Pagi harinya

"Hari ini kamu jangan kemana mana sendiri meski ke toilet juga harus di temani Gafi" ucap Khalid

"Iya Abang" jawab Aurora cemberut

"Kenapa Ola selalu menyusahkan kalian" Gumam Aurora

"Kamu tidak menyusahkan kami, kamu itu adalah adik kami jadi sudah seharusnya kami jaga" ucap Gafi

"Iya, kalian itu memang harus saling menjaga, apalagi saat salah satu dari kalian sedang lemah, kamu akhir akhir ini selalu melihat penampakan kan" ungkap Sagara

"Iya dad, sekarang yang Ola lihat bukan bentuk asap tapi nyata, Ola takut" jawab Aurora.

"Sama seperti kamu Yang" ungkap Safira karena Sagara terlihat cemas

"Kalau yang seram itu sudah pasti bukan manusia, kalau sampai dia bertemu yang bentukannya mirip manusia gimana yang? Bisa di bilang stres nanti anak kita karena ngomong sendiri" ungkap Sagara

"Kasih cermin saja dad, pakai yang sebesar cermin di kamar Kak Ola, kak Ola sering terlalu polos soalnya" jawab Andromeda

"Iya bang Meda benar dad, waktu hari apa Altair lihat kak Ola bantu nenek nenek nyeberang jalan, padahal itu bukan manusia" jawab Altair

"Kapan?" Tanya Safira

"Waktu pulang dengan kak Zaki, di mini market" jawab Aurora

"Ko altair tahu?" Tanya Sagara

"Kan Altair lihat" jawab Altair

"Kapan?" Ledek Khalid

"Waktu..... Kapan ya, Altair pokoknya lihat" jawab Altair yang memang sering mendapat penglihatan random.

"Apa Ola perlu pakai kacamata dad, supaya Ola nggak bisa bedakan mana manusia dan bukan?" Tanya Aurora

"Memangnya itu berpengaruh?" Tanya Gafi

"Berpengaruh bang, sama om Langit, nanti dia bawa kak Ola langsung ke rumah sakit untuk di periksa matanya, disangka sakit mata nanti" jawab Andromeda

"Ish... Kalian malah ngetawain Ola" kesal Aurora menghentakkan kakinya karena di tertawakan

"Dia lebih mirip bungsu kita yang" ungkap Safira

"Iya, Anak perempuan satu satunya dan duplikat kamu juga Yang" jawab Sagara memeluk Safira

"Ayo berangkat sekolah" ajak Khalid

"Nggak mau lihat Daddy dan mommy kangen kangenan?" Ledek Sagara

"Bosan, semua laki laki begitu, Khalid nggak " jawab Khalid

"Iya Abang Khalid nggak romantis tapi kasih Nia kue strawberry sama strawberry nya juga" ledek Gafi.

"Kamu nggak rebutan Nia lagi?" Tanya Sagara

"Nggak dad, aku mau nunggu perempuan lain yang imut dan manja" jawab Gafi jujur

"Kalau kak Ola?" Tanya Andromeda

"Kak Ola mau tunggu pangeran arab datang dan bawa Ola jalan jalan ke bulan" jawab Aurora terkekeh

"Ya pas itu mah, Om Langit kan tinggal di Bulan" celetuk Altair

"Bukan di bulan, tapi di rumah Bulan" jawab Khalid

Saat hendak masuk ke dalam mobil, mereka melihat mobil Zaki baru saja sampai di depan gerbang rumahnya, Aurora langsung berlari dan menghampiri mobil Zaki meski di larang Gafi.

"Kak Zaki, baru pulang dari Bandung ya, masih cape?" Tanya Aurora saat Zaki keluar dari mobilnya.

"Iya, Alhamdulillah cape kak Zaki hilang pas lihat Ola" jawab Zaki tersenyum lembut

Tapi senyuman itu hilang saat seorang gadis keluar dari mobilnya dengan menunduk malu, Zaki berubah terlihat terus menghela nafasnya karena sesuatu yang Aurora lihat seperti perasaan terbebani.

"Ini siapa?" Tanya Aurora

"Ini adiknya Virna, dia akan sekolah di Smith internasional school juga di kelas sembilan, dia akan masuk ke kelas Niandra dan Michiko nanti" jawab Zaki

"Kak Zaki... " Gumam Aurora menatap Zaki yang terlihat tertekan

"Kamu mau berangkat sekolah?" Tanya Zaki

"Iya kak, baru saja mau berangkat" jawab Gafi menuntun Aurora setelah mencium tangan Zaki untuk pamit.

"Abang, perempuan itu akan buat bang Zaki terus merasa bersalah, padahal kematian Virna bukan karena bang Zaki" ungkap Aurora

"Kita akan bantu bang Zaki, tapi bukan sekarang" bisik Gafi

"Tunggu, Ola mau bicara dengan kak Zaki" pinta Aurora

"Tidak Ola, jangan sekarang, nanti saja setelah perempuan itu sibuk sekolah" bujuk Khalid.

"Altair ayo masuk" ucap Sagara

"Ayo, kamu kenapa?" Tanya Andromeda

"Ada monyet besar, rambutnya gondrong, tinggi dan Hitam, di dalam mobil bang Zaki" jawab Altair.

"Dan dia terus lihatin kak Ola"

Gafi menatap tajam sosok yang ikut dengan gadis remaja itu dan memastikan kalau yang di katakan Altair memang benar, sekaligus untuk mengancam sosok itu agar menjauh dari keluarganya. Tapi sepertinya sosok itu sama sekali tidak terintimidasi dengan tatapan Gafi.

"Auranya hitam, sama seperti kamu" bisik Khalid

"Ola jangan tatap mahluk itu!" Perintah Gafi karena Aurora juga melihatnya.

Awalnya Aurora penasaran karena dia mengira masih ada orang yang belum turun dari dalam mobil, tapi dugaannya salah, ternyata sosok itu bukanlah manusia melainkan makluk menyeramkan yang terus mengikuti adik dari Virna. Dan sekarang sosok itu menemukan sasaran baru yang menarik perhatiannya, Aurora, sosok Itu sekarang mengincar Aurora.

"Kamu harus menjadi milikku perempuan berdarah wangi" gumam sosok itu