Reina, seorang gadis cantik yang sangat mencintai seorang abdi negara dari usia belia hingga sekarang usianya 22 tahun. Reina tetap setia pada cintanya, setia pada sang kekasih yang berhasil menjinakan hatinya.
Akankah kesetian serta cinta yang begitu besar Reina berikan akan terbalas, akan berakhir indah setelah perpisahan mereka selama tiga tahun itu.
Kau bagaikan Sang Elang dan Aku hanya seekor Puyuh
Kau terbang melanglang buana di atas langit sedangkan aku hanya bisa menatap mu dari bawah langit
Siap memiliki,maka harus siap kehilangan!
Kenapa begitu?
Karena begitu cara mainnya
SEBELUM MEMBACA CERITA INI YUK AKU SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA "DUREN SAWIT" DULU YA
KLIK AJA PROFILKU OKE, INI BUKAN SEQUEL TAPI INI CERITA BARU REINA DAN ILHAM
SELAMAT MEMBACA....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan Pertama IREN 2
"Kak Ilham udah lama ya, maaf tadi Rein nyari nyari Kakak dulu makanya lama, gak taunya kakak disini, Rein gak nengok hehee,"
Saat ini mereka sedang berada ditaman bunga Rose, Ilham membawa Reina untuk berbicara didekat pedagang camilan yang ada disana supaya gadisnya itu bisa jajan.
Dan lihatlah saat ini, Reina sudah membeli berbagai macam makanan dari,otak otak sampai mie ayam.
"Kakak mau bicara apa sih sebenarnya, Rein kepo tau dari tadi. Tapi kakak gak ngomong ngomong."
Ilham tersenyum tipis pada Reina, tangannya terulur untuk menyentuh saos mayones yang berada disudut bibir Reina menggunakan ibu jarinya.
Lalu dengan sadar atau tidak Ilham memasukan ibu jarinya itu kedalam mulutnya. Reina yang melihat itu hanya bisa mematung namun tangannya masih memasukan satu tusuk bakso mayones saos pedas kedalam mulutnya.
"Kakak jorok ih, masa dari mulut aku dijilat,"
Ilham menjadi salah tingkah saat melihat wajah meringis Reina, wajah gadis itu seolah olah begidig saat melihat Ilham menjilat lelehan mayones dari ibu jarinya.
"Makan yang benar, jangan sambil bicara nanti kamu tersedak. Setelah kamu selesai makan baru kita akan bicara, waktu kamu makan lima belas menit dari sekarang."
"Itu makan apa lomba lari sih?"
"Mulai!"
Ingin rasanya Reina berkata kasar pada laki laki kaku serta menyebalkan ini, yang sayangnya begitu tampan dan hot dimatanya. Namun sikap menyebalkan plus kakunya suka sekali membuat emosi Reina meletup tiba tiba, padahal tadi siKaku itu sudah membuat suasana uwu, yang membuat Reina meleleh bagaikan eskrim yang tersengat matahari.
"Ah kenyangnya,"
Reina mengusap perutnya yang terasa penuh, dengan telaten Reina mengumpulkan bungkusan bekas makanan yang dia makan tadi yang dimasukan kedalam kotak sampah.
Ilham yang tengah menyeruput minumannya hanya menatap pada gadis yang apa adanya itu. Reina tidak pernah berpura didepanya,tidak seperti gadis lain yang menjaga image didepan kekasihnya. Reina tidak berlagak seperti tuan putri yang harus selalu anggun didepannya. Dan itu adalah nilai plus dari diri Reina untuknya, dibalik sifat bar bar plus ceplas ceplos tanpa filternya.
"Sini,"
Reina langsung menegakan kepalanya saat mendengar Ilham bicara, namun mata Reina memindai kesana kemari seperti tengah mencari seseorang.
"Kakak ngomong sama siapa sih, ngapain nyuruh kesini?emang dia dimana?"
Ilham menggaruk keningnya saat mendengar ucapan Reina, gadis ini memang suka rada lola atau memang hanya pura pura lola saja didepannya.
"Kamu yang kesini Reina,"
"Aku?"
"Hm,"
"Oh, bilang dong dari tadi, kan gak pegel nih leher muter muter nyari orang yang disuruh kesini."
Ilham hanya menghela nafasnya kasar,Reina memang selalu mengujinya dalam hal apa pun. Mau dalam hal kesabaran hati maupun kesabaran imannya.
Karena kursi yang mereka berdua duduki itu kursi panjang yang menyatu, jadi Reina hanya cukup menggeser tubuhnya tanpa harus berdiri.
"Kamu saja yang tidak peka, memangnya siapa lagi yang ada disini selain kita berdua huh, balik badan!"
Reina mengerenyitkan dahinya mendengar ucapan Ilham yang menyuruhnya balik badan. Namun karena Reina melihat manik coklat itu menatapnya dengan serius, Reina tidak mau bertanya lagi dengan cepat dia membalikan badannya membelakangi Ilham.
"Dia bilang aku tidak peka, huh dia saja yang kaku. Ingin sekali ku menyiram mu dengan air mendidih agar kau melunak, dasar kanebo kering!"
"Kakak belum tuli Rein, gumaman kamu masih bisa terdengar,"
Reina membuka mulutnya lebar, padahal dia sudah berbisik pelan saat berbicara. Tapi ternyata telinga kekasihnya itu sangat peka terhadap suara kecil sekalipun.
"Dasar kuping serigala!"
"Itu memang julukan Kakak...,"
Reina kembali melebarkan mulutnya, saat Ilham terus saja bisa membalikan kata katanya.
"...,Jangan pernah dilepas,mau kamu mandi atau mau apa pun jangan pernah berani melepasnya, paham!"
Reina menganggukan kepalanya patuh, saat dia menundukan kepalanya Reina melihat sebuah kalung cantik berliontinkan cristal es yang berdampingan dengan liontin sebelah sayap yang tengah di pakainya.
JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN KOMENNYA....