NovelToon NovelToon
Asmarandana Titisan Ningrat

Asmarandana Titisan Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cintapertama / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:112.1k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Ningrat dan kasta, sebuah kesatuan yang selalu berjalan beriringan. Namun, tak pernah terbayangkan bagi gadis proletar (rakyat biasa) bernama Sekar Taji bisa dicintai teramat oleh seorang berda rah biru.
Diantara gempuran kerasnya hidup, Sekar juga harus menerima cinta yang justru semakin mengoyak raga.

Di sisi lain, Amar Kertawidjaja seorang pemuda ningrat yang memiliki pikiran maju, menolak mengikuti aturan keluarganya terlebih perihal jodoh, sebab ia telah jatuh cinta pada gadis bernama Sekar.
Semua tentang cinta, kebebasan dan kebahagiaan. Mampukah keduanya berjuang hingga akhir atau justru hancur lebur oleh aturan yang mengekang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ATN 33~ Pengganggu kecil

Musik mulai terhenti bersamaan dengan para penari sanggar Mayang yang membungkuk sopan, saweran Sekar dipunguti oleh nyai Mirah.

Mereka tertawa, dan memeluk Sekar, sebab----memang Sekar bintangnya, jika tidak ada Sekar, mungkin tidak akan sebanyak itu yang memberi sawer. Sekar candu ngibing? Oh tentu...ia mulai nyaman.

Reksa terlihat ijin dari acara dan melengos ke belakang. Disusul Amar yang juga melihatnya berlalu, sudah pasti akan mencari Sekar.

Sekar masih berjalan menuju pendopo utama untuk beristirahat, namun langkahnya dijegal Bahureksa terlebih dahulu.

"Eh," ucapnya, bukan hanya Sekar yang menoleh, melainkan semua anggota rampak jaipong itu. Bahureksa benar-benar sudah melakukannya terang-terangan sekarang. Sekar cukup terkejut.

"Den anom." Mereka membungkuk, tidak terkecuali Sekar.

Wajahnya serius, tanpa senyum sedikitpun dan tegas tak terbantahkan, "saya ijin bicara dengan Sekar Taji." Ucapnya, membuat Sekar menatapnya keheranan, dan yang lain saling menatap bingung termasuk Sari yang melepaskan lengannya dari lengan Sekar, "kami duluan, ya Kar..."

Sekar mengangguk, meski terlihat keraguan yang menggunung saat akan ditinggalkan, seperti----*jangan ditinggal dong! Temani aku*.

Sekar memandang kepergian teman-temannya yang kini terlihat menjauh meskipun masih mencuri-curi pandang menoleh, memastikan jika dirinya baik-baik saja.

"Sekar," lirih Reksa telah menatap Sekar lekat. Belum Sekar mendaratkan pandangannya sepenuhnya, dan bertanya betul-betul, "ada perlu ap---"

Tangannya ditarik Reksa kencang sehingga Sekar menubruk dadanya diraihnya pinggang Sekar demi mengunci posisi Sekar tetap merapat padanya.

Tentu saja Sekar melawan, "den!" Namun Bahureksa justru seperti tak goyah saat pukulan-pukulan kepalan sebelah tangan Sekar mendarat di dadanya, "Lepasin saya den!"

"Saya mohon berhentilah jadi ronggeng. Saya jadikan kamu selir saya nantinya," ucap Bahureksa dengan sorot mata memohon. Betapa tidak Sekar melotot dan terkejut, "apapun yang kamu mau, yang kamu butuhkan akan saya penuhi" Pintanya. Reksa sudah frustasi, ia menyerah, tak tau lagi cara apa untuk menyampaikan maksud hati. Ia tidak seperti Amar, ia tidak setenang Somantri.

Sekar masih melotot namun kali ini alisnya ikut menukik, "Den Anom gila? Den anom bahkan belum menikah...saya tidak mau."

"Jangan membuat kepala saya semakin mendidih melihat kamu disawer orang lain begitu."

"Aden sudah tidak waras. Lepasin SAYAAA!" bentak Sekar sudah marah dan memukul kembali sekuat tenaga sementara satu tangannya yang ditahan Reksa, mulai terasa pegal.

"Jadilah selir saya Sekar, nanti disaat saya sudah menikah dengan Anjarwati, saya akan meminang kamu. Tapi janji sama saya, kamu berhenti jadi ronggeng, kebutuhanmu, keluargamu, sekolah adik-adikmu akan saya tanggung."

Dan masih saling menatap dalam posisi Sekar yang masih dalam dekapannya, dimana yang satu tatapan netra kelam itu meredup penuh sorot memohon, dan yang satu menyalak galak penuh sorot ketajaman, "ini bukan masalah uang. Tapi cita-cita saya...saya bisa jaga diri saya sendiri. Dan untuk tawaran itu maaf, saya ngga bisa, bukan impian saya menjadi seorang selir. Selama ini pun, saya dan keluarga saya masih bisa hidup walaupun tanpa kehadiran den anom atau yang lain."

Dekapan Reksa mengendur bersama cengkraman tangannya hingga lama-lama terlepas. Tapi Sekar tak berusaha kabur, justru menatapnya iba, sebab dari sorot mata Reksa yang memohon itu, ia melihat ada jiwa terkekang, ada sosok yang tertekan.

"Saya sadar, ternyata saya suka kamu Sekar. Sejak bertemu dan tak sengaja mempermainkanmu di pabrik, saya tidak bisa melupakan kamu."

"Maaf den. Semoga ke depannya, den anom bisa menemukan seseorang yang den anom cintai dan balas mencintai den anom."

Lantas mata redup itu kini memandang Sekar lebih dalam, "apakah sudah ada seseorang? Amar orangnya?"

Sekar menggeleng namun tak bicara.

"Ya," angguk Reksa yakin, "Amar orangnya..." ia lantas mengacak rambutnya frustasi dan meninju tembok yang ada disana, membuat Sekar terkejut.

"Apapun yang saya inginkan, apapun yang saya miliki pasti Amar yang mendapatkan. Apa saya selalu se-kalah ini? Saya tidak butuh banyak hal, untuk kali ini cukup kamu saja, Sekar...saya mau kamu."

"Kamu mau sekolah lagi kan? Biar saya yang tanggung, saya bebaskan kamu melakukan hal apapun yang ingin kamu raih tapi tidak dengan menjadi ronggeng...asal kamu mau jadi selir saya, Sekar..." Ocehannya itu justru terlihat menyedihkan.

"Raden berucap seolah-olah bisa memberikan dunia untuk saya. Apa Raden bisa menentang aturan ke-ningratan untuk saya?" tanya Sekar nyalang, "tidak kan? Ada baiknya sekarang, den Reksa belajar mencintai den ajeng Anjarwati. Saya do'akan pernikahannya lancar, langgeng dan bahagia..." Sekar sudah berbalik, namun alih-alih menyerah, Reksa justru sudah kembali memeluk Sekar dan mendekap bahunya.

"Den...tolong jangan membuat saya takut." Sekar sudah bergetar dengan wajah yang telah siap menangis, dan tangan yang menarik-narik dekapan Reksa.

Grep!

Bugh!

Hanya sepersekian detik, dekapan itu terlepas kasar sampai-sampai Sekar hampir terbawa badan Reksa yang besar dan terbatuk sebab lengannya itu tak sengaja menekan tenggorokan Sekar.

"Nyebut kang!" Itu Amar, dan Sekar refleks meraih punggung kemeja berlindung di balik Amar, sementara Reksa sudah tersungkur dan berusaha bangun.

"Saya menghormati kang Reksa sebab kang Reksa adalah kakang kandung saya. Kakang juga calon pengganti ayahanda periode besok." Tatap Amar tajam dengan menunjuk Reksa.

"Tidak usah ikut campur...lagipula aku tidak sedang kerasukan."

"Kakang jangan sampai membuat rasa hormatku hilang. Sudah kubilang Sekar akan menolak menjadi selir..."

Sekar masih kebingungan ia merasa seperti---ada apa sih ini?! Dimana letak salahnya? Ia tidak berusaha merayu siapapun disini.

"Jangan munafik Amar, lalu kau pikir apa yang sedang kau alami sekarang?!"

Tap...tap...tap...

"Apa yang sedang kalian ributkan disini?!" sosok dingin itu kini hadir, begitupun Sekar yang tegak membungkuk sopan ke arahnya, "Gusti raden ayu."

"Tidak punya rasa malu. Dimana letak pikiranmu Reksa? Disana---" tunjuknya ke arah datang tadi, "calon istrimu dan keluarganya. Tapi disini kau meributkan..." kini tatapan tajam itu teralihkan pada Sekar, seketika Sekar merasa di hujam oleh belati berpuluh-puluh, "calon selir? Seorang ronggeng muda? Jika dia tak mau, kenapa kau harus memaksa? Memangnya dia siapa?!" kini nada suara nya yang meninggi itu bernada menghina.

"Trah mana dia? Apa hanya seorang rakyat kecil?"

Benar-benar merasa dihunus pedang, Sekar menunduk, pundaknya mendadak berat menahan beban air di pelupuk mata.

"Sadar Reksa, bahkan calon istrimu itu jauh lebih baik. Malu...dimana bunda harus letakan wajah kasepuhan di depan keluarga Cokrosworo?!" Bahkan bunda sudah menampar Reksa, tak tanggung-tanggung di depan Amar dan Sekar, membuat Sekar terhenyak kaget, tangan yang semula menggenggam baju Amar mulai terlepas.

"Dan kamu Amar, hentikan lelucon ini. Peringatan ini bukan hanya untuk kakangmu Reksa saja, tapi termasuk untukmu."

Lantas langkahnya semakin terayun memangkas jarak dengan Sekar dan Amar, yang justru seperti merapatkan dirinya menjadi garda terdepan untuk Sekar, Amar sudah menggeleng pada bunda.

"Sejauh itu, hm?" tanya nya pada sang putra.

"Sekar tak tau apapun, atau mengacaukan apapun disini ibunda."

"Oh, jadi perkiraan ibunda salah begitu? Bukan dia yang menggodamu dan kakangmu sampai membuat kedua putra sultan bertengkar hanya karena seorang----"

Liriknya tajam, "ronggeng."

Amar menggeleng, "ini murni salahku dan kakang Reksa."

"Kau tau ini salah. Lalu hentikan...biarkan dia pergi sejauh mungkin dan jangan kembali."

"Dengar, Sekar ....Jangan pernah mengacaukan rencana indah hidup keluarga kami. Silahkan pergi setelah ini selesai...kamu tidak sedang menyukai anak-anak saya, kan?"

Sekar mendongak dengan bibir yang telah bergetar dan lelehan air mata menggenang, "tidak, kanjeng. Kalau begitu saya permisi."

Sekar berbalik badan segera melangkah.

"Tidak tau malu!" *Plak*!

Sekar mengerjap hingga air matanya meleleh mendengar bunyi tamparan mungkin kali ini, pipi Amar yang kena gaplok.

"Kalian itu berpendidikan, tidak malu memperebutkan tikus kecil begitu!"

"Bunda tidak segan mengusir dan mengenyahkan hal yang berpotensi membuat kisruh, atau menghancurkan keluarga bunda. Apalagi hanya seorang perempuan penghibur begitu...masih banyak gadis cantik di luar sana yang lebih hebat menghibur, pilih semau kalian, untuk kalian jadikan selir dari sanggar Ciptagelar, minta dikenalkan pada amih Mahiswar..."

**Deg**!

Sekar sudah berjalan gontai dan terisak, namun isakannya itu hanya bisa ia dengar sendiri.

.

.

.

.

1
YL89
Setiap Novel teteh Author selalu punya cerita n pelajaran yg disuguhkannya!!come on kita kali ini diajak menjelahi ilmu sejarah Kerajaan
lestari saja💕
apa bedanya????????sanggar cipta gelar dan mayang apa bedanya???sama2 ronggeng????ini si jembar kasih ga mencerminkan namanya bgt
lestari saja💕
terus jembar kasih tikus raksasa?????🤣🤣🤣🤣😎
lestari saja💕
benar kann??????tetep ujung2 nya sekar yg salah
lestari saja💕
benar sekar tapiiiiii.......
lestari saja💕
ditolak dong si bahu....-amar aja ditolak....😂😂😂
lestari saja💕
lawan sekar...-jadi ronggeng yg terhormat
lestari saja💕
gimana klo anjarwati tahu????
lestari saja💕
kok medeni si bahu ki....main ne ngunu
Ray Aza
aisshhh neng contohnya kok ya presiden yg demen kawin jg. 🙈
🥀 Sinta gendheng🥀: 🤣🤣🤣🤣🤣 kita ambil hikmahnya aja budhe
total 1 replies
Ria
sikapnya kok jauh ya sama namanya... "jembar kasih"..... kok gak di kasih nama
" jembar kisruh" aja si teh🤭🤭🤭😂😂😂🙏
🥀 Sinta gendheng🥀: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Mira Mira
pantas saja pas sasi jatuh cinta amih sekar selalu nangis tiap malam segitu sakit hati nya sama omongannya raden ayu/Cry//Cry/
Miko Celsy exs mika saja
sedih bgt jd sekar,,,ya bgtulah gak jaman dl gak jaman sekarang,orang yg kelebihan byk yg memandang rendah orang yg tak berpunya,meskipun skrng jg byk orang yg berlebih tdk memandang buruk ke yg tdk berpunya bahkan sdh byk yg benar2 merangkul dam memandang setara antra hg berpunya dan tidak
isni afif
😻😻🥰☺️☺️🤭🤭🤗
isni afif
lanjut teh.....sin...🫰🫰🫰🫰🫰
Attaya Zahro
Jangan suka meremehkan..nyatanya selir suamimu juga seorang ronggeng 😏😏
Trituwani
karyamu yg ini kadang bikin mesam mesem sendiri kadang jg nangis sendiri kadang jg tensian sendiri min... tp emmhhh si apih amar terlalu yahuddd disini min... sweet bgt kayak gula aren/Kiss//Kiss//Kiss/semangat berkarya min cahyoooo
Trituwani
wahhhh👏namanya aja jembar kasih tp akhlaknya tidak mencerminkan sbgai seorang permaisuri yg adil dan beradab/Scream/ mentang"turunan ningrat..wong asal jg dr tanah liat...sama sama tanah mah merendah kali jgn sampai kesombongan mengahancurkan trahmu sendiri...pantas si apih amar berontak..tau mboknya kayak bantengan gini,terlalu mengekang keturunanya sendiri.. dirimu tanpa rakyat kecil jg g bisa apa"kali...ad gitu permaisuri cuci baju sendiri klo g da rakyat jelantah.. mentang"sultan rakyat kecil patut dihina gitu.. ooo tidak bisa fergusoo hukum tabur tuai ada bisa jd ntar dirimu jd rakyat kecil cam sekar sekarang/Scream//Scream/minta disleding nih jembar kasih nih/Cleaver//Cleaver//Joyful/
DozkyCrazy
ya elah Bu tuh mulut g pernah sekolah yaa
DozkyCrazy
haddeh kangjenk mamih Dateng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!