Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
"Aku mengerti pah, tapi aku sangat mencintai Kiara".ujar Aslan
"Bagaimana bisa kamu mencintai orang yang sudah menghianati keluarga kita As".teriak papa Dion setelah mendengar ucapan Aslan.
"Kiara tidak salah pah, dia juga hanya korban disini".teriak Aslan juga hingga urat-urat lehernya tercetak.
"Korban kamu bilang, dia mengetahui kalau papinya menghianati kita tapi apa dia diam saja dan membiarkan. Kalau saja kita terlambat mengetahuinya, Perusahaan ini akan hancur As." Kata papa Dion sambil menatap Aslan yang membisu.
"Kamu jangan buta karena cinta. Wanita itu hanya pura-pura polos di depan kamu padahal aslinya dia sama seperti ayahnya yang licik".ujar papa Dion kembali.
Aslan yang mendengar papahnya menyebut Kiara licik langsung menatap tajam papanya yang dibalas tatapan menantang oleh papa Dion.
"kamu marah karena papa sebut wanita itu licik".ujar papa Dion dengan senyum remeh. Sangat mudah memancing amarah anaknya ini persis seperti dirinya. Batin papa Dion.
"Kalau kamu memang lebih memilih wanita itu daripada keluarga kamu. Silahkan pergi, tapi ingat jangan pernah menunjukkan wajah kamu lagi dihadapan papa dan mama kamu".ujar Papa Dion.
Mendengar itu tanpa bicara Aslan langsung keluar dari ruangan papanya sambil membanting pintu.
Aslan langsung keluar dari kantor papahnya dengan penuh emosi dan aura yang begitu menyeramkan. Seluruh karyawan yang berpapasan dengannya hanya menunduk takut karena sudah mengerti jika tuan mudanya ini marah akan sangat menyeramkan.
Begitu sampai di parkiran khusus. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Hal itu ia lakukan untuk meluapkan emosinya. Meski harus beberapa kali mendengar teriakan orang-orang karena merasa terganggu.
Begitu sampai di apartemen Aslan langsung masuk kedalam kamarnya dan mengurung diri.
Tak terasa waktu berlalu. Ternyata sudah seminggu Aslan mengurung diri di apartemen. Keluarganya sempat beberapa kali menemuinya tapi dia tak menggubris.
Sampai siang hari itu kebetulan stok makanan yang ada di kulkasnya sedang habis. Aslan berniat akan ke minimarket apartemennya. Baru akan membuka pintu, bel apartemennya sudah dipencet. Iapun langsung membuka dan ternyata kurir yang membawa paket.
Setelah menerima paket itu. Aslan duduk di sofa dan membuka paket itu dan betapa terkejutnya saat ia melihat isi paket itu ternyata undangan pertunangan Kiara dengan laki-laki lain.
Aslan lalu meremas undangan itu dengan rahang mengeras. Ia juga menemukan sepucuk kertas yang berisi tulisan Kiara.
"Aslan, aku minta maaf karena tidak bisa menunggu kamu lagi. Aku tidak bisa menolak perintah papi. Tapi satu hal yang harus kamu tahu aku selalu mencintai kamu baik sekarang maupun nanti".tulis Kiara dalam surat itu.
Sejak saat itu Aslan pergi keluar kota tanpa sepengetahuan keluarganya. Ia memutuskan menenangkan diri dikota B.
Flashback end
Mengingat kenangan itu Aslan meremas kuat besi pembatas balkon itu.
"Kamu yang meninggalkan aku Kiara, jadi jangan salahkan aku jika aku membuka hati untuk wanita lain".batin Aslan
Setelah itu iapun melangkah masuk menuju kasurnya. Setelah membaringkan tubuhnya iapun mulai terlelap.
Pagi hari ini Nayla bangun dengan keadaan tidak semangat. Ia masih memikirkan masalah yang semalam ayahnya ucapkan.
Dengan lesuh dia bangkit dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.
Setelah kurang lebih 15 menit di dalam kamar mandi Nayla keluar dalam keadaan lebih segar. Ia segera menuju kearah lemari dan mengambil pakaian yang akan digunakan untuk ke kampus hari ini.
Setelah memakai bajunya ia segera ke arah meja rias untuk melakukan ritual skincare paginya. Kemudian ia segera mengambil tas dan sepatu yang akan digunakan pagi ini.
Setelah semua siap, dia keluar dari kamar dan segera ke lantai bawah untuk sarapan sebelum ke kampus.
Di ruang makan dia sudah ditunggu oleh keluarganya.
"Morning semua".sapa Nayla kepada ayah, ibu dan adiknya.
"Morning kak".balas luna
"Kakak tumben telat turunnya, biasanya kakak yang paling cepat rajin".lanjut luna
"Iya kakak telat bangun".ujar Nayla.
"Yaudah sekarang kamu sarapan Nay, nanti keburu telat kekampusnya".sahut ayah Fandi.
Kemudian mereka mulai sarapan. Setelah sarapan ayah Fandi mengantar Nayla kekampus dan Luna kesekolahnya.
"Ayah emang nggak repot kalau ngantar kita dulu baru kekantor?".tanya Nayla ketika berada di dalam mobil.
"Ya nggak apa-apa kok. Ayah juga ngantarnya sekali-kali doang nggak setiap hari".jawab ayah Fandi sambil tersenyum menatap putrinya itu.
Pertama-tama ayah Fandi mengantar Luna ke sekolah dulu. Setelah sampai di depan gerbang sekolah. Lunapun berpamitan kepada ayah dan kakaknya.
"Luna masuk dulu yah ayah, kak Nay".kata Luna sambil mencium tangan sang ayah.
"Iya kamu belajar yang rajin yah nak".jawab ayah Fandi.
"Assalamualaikum".ucap Luna sebelum keluar dari mobil.
"Waalaikum salam".jawab ayah Fandi dan Luna.
kemudian ayah Fandi mulai menyetir lagi untuk mengantar Nayla ke kampus.
"Gimana kuliah kamu sekarang Nay?".tanya ayah Fandi sambil menyetir.
"Alhamdulillah lancar kok ayah. Yah walaupun sering capek sih karena semakin banyak tugas yang dosen berikan".jawab Nayla dengan mengeluh.
"Memang seperti itu Nay, apa lagi sebentar lagi kamu akan penelitian pasti akan semakin sulit. Kamu berdoa saja semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kamu untuk mengerjakan semua tugasmu".ujar Ayah Fandi.
"Amin, doain Nay yah ayah semoga secepatnya Nayla bisa lulus terus bisa kerja deeh".ujar Nayla.
"Tanpa kamu minta ayah selalu doain kamu Nay".ucap ayah Fandi sambil tersenyum hangat pada Nayla.
"Ohiya, rencana ayah selanjutnya tentang perusahaan bagaimana?".tanya Nayla
"Tadi sekertaris ayah nelfon katanya orang yang mau bantu ayah ingin ketemu dikantor".ucap ayah Fandi.
"Apa orang itu yang memberikan syarat pernikahan ayah".tanya Nayla.
"Iya orang itu Nay, memang siapa lagi hanya dia satu-satunya orang yang mau membantu ayah".ujar ayah Fandi.
Nayla hanya diam membisu. Ayah Fandi yang tau akan apa yang sedang dipikirkan sang anak langsung membuka suara kembali.
"Kamu tidak perlu cemas Nay. Ayah akan mencoba bernegosiasi kembali dengan dia. Mungkin aja dia mau bertemu dengan ayah sebentar karena di berubah pikiran. Iyakan".ujar ayah Fandi mencoba menenangkan Nayla yang saat ini pasti sedang cemas.
"Iya semoga aja ayah".ucap Nayla dengan tersenyum meskipun terkesan senyum paksa.
Tak lama kemudian mobil mereka sudah tiba di depan gerbang kampus. Nayla segera berpamitan kapada ayah Fandi.
"Nayla pamit dulu yah ayah".ucap Nayla sambil mencium tangan ayahnya.
"Kamu jangan lupa telat makan siang ingat kamu itu punya maag yang telat makan bisa langsung sakit".pesan ayah Fandi.
"Iyah ayah juga jangan sampai telat makan juga terus naik mobilnya jangan ngebut-ngebut".ujar Nayla juga sebelum akhirnya turn dari mobil ayahnya.
Setelah itu ayah Fandi mulai menjalankan mobilnya ke kantor.