NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM ISTRI YANG DIBUNUH SUAMI

BALAS DENDAM ISTRI YANG DIBUNUH SUAMI

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Tamat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

PERINGATAN!!!! SELURUH ISI CERITA NOVEL INI HANYA FIKTIF DAN TIDAK RAMAH ANAK ANAK. PERINGATAN KERAS, SEMUA ADEGAN TAK BOLEH DITIRU APAPUN ALASANNYA.

Setelah membantu suaminya dalam perang saudara, dan mengotori tangannya dengan darah dari saudara-saudara suaminya, Fiona di bunuh oleh suaminya sendiri, dengan alasan sudah tak dibutuhkan. Fiona bangkit kembali, ke lima tahun sebelum kejadian itu, dengan tekad kuat untuk membalas Dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Vergil mengenakan seragam kebesaran berwarna gelap, dihiasi dengan lencana dan sulaman emas yang berkilauan. Pakaiannya begitu pas, memamerkan fisik kekarnya yang telah ditempa dalam pertempuran. Ia tampak begitu agung, dengan tatapan dinginnya yang selalu dia tunjukkan di depan umum. Namun, saat tatapannya jatuh pada Fiona, tatapan itu melunak. Senyum tipis, tulus, muncul di sudut bibirnya.

Fiona berjalan di lorong, anggun dalam balutan gaun putih panjang. Jari-jemari Vergil menggenggamnya, menuntunnya menaiki tangga. Gaun itu menempel di tubuh Fiona, menampilkan sosoknya yang ramping dan anggun. Seluruh istana tampak mempesona, dihiasi dengan mawar merah dan karangan bunga, menciptakan suasana romantis. Sorak-sorai kerumunan dan tatapan iri dari wanita lain tidak mengganggunya. Fokusnya hanya pada Vergil, pria yang dicintainya dan ayah dari putranya.

Di sisi mereka, berdiri putra mereka, Verdian, mengenakan setelan yang sama dengan ayahnya. Ia melihat kedua orang tuanya dengan mata berbinar. Vergil dan Fiona saling memandang, lalu tersenyum tipis sebelum Vergil kembali menatap Verdian, yang dibalas dengan tawa kecil.

Ketika pastor mengucapkan janji suci dan Vergil mengucapkan janji setianya, matanya menatap Fiona, dipenuhi cinta dan keyakinan, janji yang tidak akan pernah ia langgar lagi. Fiona juga melakukan hal yang sama, tatapannya menyiratkan semua pengorbanan dan kesakitan yang telah mereka alami selama sepuluh tahun terakhir, tapi kini semua itu telah berakhir. Mereka bersatu.

"Aku nyatakan kalian sebagai suami dan istri. Yang Mulia, kini Anda bisa mencium pengantin wanita," kata pastor.

Vergil meraih pinggang Fiona dan menciumnya di depan semua orang. Semua orang bertepuk tangan, bersukacita atas persatuan raja dan ratu mereka, dan bersukacita atas kembalinya kebahagiaan raja yang telah hilang.

Vergil tidak peduli dengan kerumunan. Ia mencium Fiona dengan lembut, lalu mengangkatnya dengan gaya pengantin. Ia membawa Fiona ke sebuah ruangan yang dihias dengan indah, dan meletakkannya di tempat tidur. Ia menyalakan lilin, dan memadamkan lampu. Gaun Fiona yang ia kenakan meluncur di tempat tidur, sementara ia menatap Vergil dengan mata yang dipenuhi cinta.

Vergil tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya membuka kemejanya, membiarkan tubuhnya yang kekar terlihat, lalu berjalan ke ranjang. Ia menindih Fiona, dan memulai malam itu dengan ciuman yang lembut, ciuman yang berbeda dari ciuman penuh nafsu mereka sebelumnya. Ia menciumnya seolah ia mencium malaikat, penuh cinta, penuh kelembutan, dan penuh kehangatan.

Sementara itu, Verdian terlihat sedang mengobrol dengan Melisa sambil memakan apel. Mereka berdua berjalan di taman istana yang luas. Mereka tidak tahu pernikahan kedua orang tuanya telah usai, tapi mereka tahu Vergil dan Fiona sedang menjalani malam pertama.

"Aku benar-benar tidak menyangka Yang Mulia akan menikahi ibumu," kata Melisa sambil tersenyum.

Verdian mengangguk. "Aku juga," jawabnya, menggigit apelnya. "Maksudku, aku tahu dia akan menikahinya. Tapi aku tidak menyangka akan secepat ini."

"Kamu tidak bahagia?" tanya Melisa.

"Tentu saja aku bahagia," jawab Verdian. "Aku bahagia melihat ibuku bahagia."

"Kenapa kamu tidak ikut pestanya?"

"Aku tidak suka keramaian," kata Verdian. "Aku lebih suka di sini bersamamu. Apelnya manis."

"Bagus kalau kamu suka." Melisa tersenyum. Ia menatap Verdian. "Aku senang kamu kembali."

Verdian melihat Melisa. "Aku juga," katanya. "Aku senang kamu menjadi temanku."

Melisa menyandarkan punggungnya di pagar pembatas, menyaksikan bintang-bintang mulai terlihat. Ia tersenyum. "Pangeran," katanya, suaranya pelan.

Verdian, yang sedang mengunyah apelnya, menghentikan gerakannya. Ia menatap Melisa, mengerutkan keningnya. "Kenapa?" tanyanya.

"Aku tidak tahu nama belakangmu," kata Melisa. "Jadi aku tidak tahu harus memanggilmu apa."

"Verdian," jawab Verdian. "Itu namaku. Verdian."

"Bukan. Aku tahu nama depanmu." Melisa terkekeh. "Maksudku, nama belakangmu. Kamu adalah Pangeran Verdian, kan?"

"Aku tidak tahu." Verdian menggigit apelnya. "Aku hanya Verdian. Ibuku tidak pernah memberitahuku nama belakangku. Aku tidak peduli."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak membutuhkannya," jawab Verdian. "Yang aku butuhkan hanya namaku. Verdian. Dan kini aku punya ayah." Ia tersenyum. "Aku punya keluarga."

"Dan ayahmu adalah raja," kata Melisa, menyimpulkan. "Itu membuatmu menjadi pangeran. Pangeran dari seluruh kerajaan."

Verdian menghentikan kunyahannya lagi, menatap Melisa. Ada sesuatu di matanya yang tak terbaca. "Itu hanya gelar," katanya, suaranya datar. "Itu tidak mengubah siapa aku."

"Tapi... itu mengubah segalanya," kata Melisa, bingung. "Kamu adalah pewaris takhta. Kamu akan menjadi raja berikutnya."

"Aku tidak tertarik dengan takhta," jawab Verdian, tatapannya beralih kembali ke apel di tangannya. "Yang aku inginkan hanya keluarga."

Melisa menatap Verdian, mencoba memahami. Ia tahu Verdian adalah orang yang ambisius, tapi ambisinya tidak pernah tentang kekuasaan atau gelar. Ambisinya selalu tentang kekuatan, tentang melindungi orang yang ia cintai. Dan sekarang, setelah ia memiliki ayah dan ibunya kembali, ambisi itu telah terpenuhi.

"Jadi... kamu tidak akan kembali ke akademi?" tanya Melisa.

"Tentu saja aku akan kembali," jawab Verdian, tersenyum. "Aku punya guru yang harus kulatih."

Melisa tertawa. "Pangeran, sepertinya kamu sudah lupa siapa guru siapa."

"Aku tidak lupa," kata Verdian. "Aku hanya sedang bersikap baik."

Di kamar, lilin-lilin kecil di sekitar tempat tidur menciptakan cahaya remang-remang. Aroma mawar dan bunga melati memenuhi ruangan. Fiona bersandar di dada Vergil, ia memeluknya erat, menikmati kehangatan dan kebersamaan yang telah lama ia rindukan. Vergil membelai rambut Fiona, tangannya bergerak lembut, memberikan ketenangan.

"Kau benar-benar kembali," bisik Vergil. "Aku tidak pernah berpikir hari ini akan datang."

Fiona mengangkat kepalanya, menatap mata Vergil. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi," jawabnya, suaranya dipenuhi janji yang tulus. "Aku akan selalu di sisimu, di sisi Verdian. Kita adalah keluarga sekarang."

Vergil tersenyum. Ia menatap Fiona, lalu mencium keningnya. "Aku mencintaimu, Fiona. Selamanya," katanya.

"Aku juga mencintaimu, Vergil," bisik Fiona. Ia membenamkan wajahnya di dada Vergil, mendengarkan detak jantungnya yang berirama. Detak jantung yang memberitahunya bahwa ia telah kembali ke tempat yang seharusnya ia berada.

Vergil menangkup wajah Fiona, mendorongnya sedikit. "Aku punya ide bagus untuk malam ini," bisiknya, suaranya serak. "Aku ingin melanjutkan ronde berikutnya."

Wajah Fiona memerah. "Vergil..."

"Kita butuh adik untuk Verdian," potong Vergil, senyum nakal di wajahnya. "Aku ingin kita memiliki keluarga yang lebih besar, dengan lebih banyak anak, lebih banyak cinta. Aku ingin melihatmu bahagia, dan aku ingin anak-anak kita tumbuh di sisi kita, dilindungi oleh cinta kita."

"Bagaimana jika Verdian..."

"Verdian sedang bersenang-senang," jawab Vergil, matanya berkilauan. "Jangan khawatirkan dia. Dia cukup dewasa untuk memahami ini. Dia akan senang memiliki adik."

Fiona tersenyum, pipinya masih memerah. Ia mencium bibir Vergil. "Baiklah, Yang Mulia. Mari kita lakukan."

Vergil tertawa, tawa yang penuh kegembiraan. Ia memeluk Fiona, lalu membalikkan posisinya, menindih Fiona. Mereka melanjutkan malam mereka, cinta mereka meluap, mengisi setiap inci ruangan dengan kehangatan dan kebahagiaan.

1
ZasNov
Berharap banyak sm Kakak Othor yg baik. hati.. biar Vergil, Fiona sm Verdian sllu bahagia. Ga peduli ada banyak masalah yg datang bertubi2.. 🙏😆😂🤣
Khusus Game
jangan percaya laki-laki ka🤣
ZasNov: Iya juga ya.. 😅😂
total 1 replies
ZasNov
Akhirnya Vergil bisa berkumpul bersama Fiona & Verdian 🥰
Tepati janjimu ya Vergil, jangan ada wanita selain Fiona..
ZasNov
Karyamu keren banget Kakak Author 🔥
Alurnya bagus, tokoh & karakternya kuat, penulisannya juga rapih banget..
Semangat terus ya.. 💪😎
ZasNov
Semangat up-nya Kakak..
Karyamu keren banget.. 💪😄👍
Cha Sumuk
kurang menarik krna mc ceweknya lemah,, biasa' nya klo setelah kelahiran jd kuat tp ini mlh lemah hemmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!