Akibat kesuciannya telah diberikan pada mantan kekasihnya, pernikahan Luciana bersama Billy harus kandas karena Billy tidak bisa terima kalau istrinya sudah tidak perawan.
Apakah Luciana bisa melewati permasalahan demi permasalahan yang menghadangnya dikarenakan masa lalunya yang kelam....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Flash Back
Tiga Tahun Lalu
Dengan langkah perlahan Luciana mendatangi rumah papa dan mama tirinya. Iya, kedua orang tua Luciana sudah bercerai sepuluh tahun lalu. Saat itu Luciana masih berumur delapan tahun. Pak Johan dan bu Jeni sudah mempunyai keluarga masing- masing dan mempunyai anak dari pasangan barunya. Luciana pun terpaksa harus ikut dengan neneknya karena baik papa dan mamanya tidak mau membawanya dikarenakan pasangan mereka tidak mau menerima kehadiran Luciana.
Iya, pak Johan menikahi bu Maria janda anak satu yang seumuran dengan Luciana. Dan di pernikahannya yang sekarang mereka dikaruniai dua anak berusia tujuh tahun dan lima tahun.
Sedangkan bu Jeni menikah dengan berondong yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya. Bu jeni terpaksa bercerai dari pak Johan karena pak Johan sering bersikap kasar padanya. Iya, pak Johan ringan tangan, setiap kali mereka bertengkar, tangan pak Johan selalu maju menampar bahkan memukul sang istri. Karena tidak tahan dengan perlakuan suami, bu Jeni memilih bercerai darinya.
Untuk urusan biaya sekolah dan keperluan sehari- hari Luciana masih menjadi tanggungan papa dan mamanya. Mereka bergantian mengirim uang untuk Luciana yang tinggal di rumah sang nenek. Namun empat bulan terakhir ini mereka hanya mengirim uang sedikit sekali, dan hanya cukup untuk makan saja. Dan itu pun Luciana harus irit. Uang spp yang harus dia bayar tiap bulan pun terpaksa menunggak .Bahkan sang nenek pun kesal karena sejak Luciana kecil dia lah yang merawatnya, namun uang bulanan tidak berjalan lancar.
Tadi pagi Luciana sudah menemui sang ibu di rumah suami berondongnya, namun sang ibu mengatakan bahwa dia tidak punya uang karena usaha suaminya bangkrut. Dan dia yang bekerja sebagai staf perusahan harus menjadi tulang punggung keluarga, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Apalagi dengan suaminya yang sekarang bu Jeni juga dikaruni satu anak yang sudah masuk sekolah dasar dan tentunya butuh biaya juga.
Bu Jeni pun meminta Luciana untuk meminta uang pada sang papa. Dan siang harinya Luciana dengan naik angkutan umum pergi ke rumah sang papa untuk meminta uang guna membayar SPP yang sudah menunggak empat bulan. Iya, kemarin Luciana ditegur oleh gurunya dan diharuskan membayar Spp secepatnya. Apa lagi dia sudah mau ujian akhir dan perlu biaya yang cukup banyak untuk biaya kelulusan serta ijazah. Kalau pembayaran tidak segera dilakukan Luciana terancam tidak boleh mengikuti ujian akhir.
Sampai di rumah sang papa, Luciana mengetuk pintu. Tak lama kemudian ibu tirinya membukakan pintu. Melihat Luciana datang ibu tirinya langsung memasang wajah jutek.
"Bu...." ucap Lucian lalu mencium punggung tangan ibu tirinya.
"Mau apa kamu ke sini...?'' tanya bu Tantri dengan jutek.
"Luci mau ketemu papa...'' jawab Luciana.
" Pasti mau minta uang ya...? Papamu nggak ada di rumah..."ucap bu Maria dengan ketus.
"Memangnya papa ke mana bu, bukankah ini hari libur papa seharusnya ada di rumah...?" tanya Luciana.
"Papa lagi cari duit sampingan. Kamu kan tahu kebutuhan papamu itu banyak.Adik- adik kamu sudah pada sekolah dan perlu biaya yang banyak. Kamu enak sekali datang ke sini cuma minta uang. Nggak ada...papa nggak ada uang..." jawab bu Maria lagi- lagi dengan ketus
Luciana tentu sedih mendengar apa kata ibu tirinya. Padahal papa nya seorang manager di sebuah perusahaan. Gajinya pun lumayan, tapi kenapa dia sampai tidak bisa memberi uang yang cukup untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari- hari Luciana.
"Bu, tapi Luci belum bayar spp empat bulan, Luci sudah ditegur oleh pihak sekolah, dan harus segera membayar uang ujian kelulusan. Kalau tidak segera dibayar nanti Luci nggak dibolehin ikut ujian..." ucap Luciana.
"Ya mau gimana lagi uangnya aja nggak ada..." sahut bu Maria.
"Sudahlah mending kamu pulang saja, minta saja uang sama mamamu itu. Jangan minta ke papamu terus, enak saja kamu..." sambung bu Maria.
"Tapi mama juga nggak ada uang bu, tadi Luci baru dari rumah mama..." sahut Luciana.
"Ya udah, kamu harus ngertiin dong kalau orang tua kamu lagi nggak ada uang..." ucap bu Tanti.
"Sudah kamu pulang saja sana, ibu pusing..." bu Maria mengibas- ngibaskan tangannya mengusir Luciana.
Luciana pun pergi dari rumah ibu tirinya dengan perasaan sedih. Bagaimana tidak, dulu papa dan mamanya dikuliahkan oleh orang tua masing- masing hingga mereka jadi sarjana. Sedang Luciana ingin menamatkan sekolah menengah atas saja harus mengemis pada kedua orang tuanya.
Tentu saja Luciana begitu sedih, andai saja kedua orang tuanya tidak berpisah, pasti dia tidak akan mengalami kesulitan seperti ini. Gara- gara keegoisan kedua orang tuanya Luciana harus menjadi anak broken home yang kurang kasih sayang dan harus mengalamai kesulitan dalam menempuh pendidikannya.
Luciana kembali menaiki angkutan umum untuk pulang ke rumah sang nenek yang telah merawatnya selama ini. Setelah turun dari angkutan umum Luciana duduk termenung di halte bis sambil menatap mobil yang lalu lalang di jalan raya.
Tiba- tiba dia dikagetkan oleh tepukan di pundaknya. Iya, siapa lagi yang suka mengagetkannya kalau bukan Vina sahabat karibnya.
"Woy... Melamun saja..." ucap Vina.
"Ih kamu, kebiasaan deh ngagetin..." sahut Luciana.
"Heheee...''Vina lalu duduk di samping Luciana.
"Ngapain kamu di sini...?'' tanya Vina.
Luciana lalu bercerita pada Vina kalau dia baru saja dari rumah papa dan ibu tirinya untuk meminta uang spp dan ujian, namun bukannya mendapat uang, dia malah diusir oleh ibu tirinya.
"Oh My God... Jahat banget sih ibu tirimu Luci..." ucap Vina.
Luciana menghela nafas. Dia bingung harus minta tolong pada siapa untuk membayar uang spp dan ujiannya. Luciana tidak ingin sekolahnya terputus gara- gara tidak bisa membayar uang spp dan ujian akhir.
"Kayaknya aku harus cari kerja deh Vin..." ucap Luciana.
"Cari kerja..? lalu sekolahmu bagaimana...?'' tanya Vina.
"Aku harus kerja paruh waktu. Kamu bisa bantuin aku carikan kerja paruh waktu...?'' tanya Luciana pada sahabatnya.
"Iya... Nanti aku coba bantu kamu..." jawab Vina sambil menepuk lembut pundak Luciana.
"Makasih Vina..."
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Malam harinya Vina menelpon Luciana dan memberitahu jika di cafe milik om dari kekasih Vina sedang membutuhkan waiters. Tentu saja Luciana menerima tawaran tersebut. Dan keesokan harinya setelah pulang sekolah Luciana pergi ke cafe tersebut untuk bertemu dengan om dari kekasihnya Vina.
Sesampainya di cafe Luciana langsung menemui Noah pemilik cafe tersebut sekaligus om dari kekasih Vina. Luciana dipersilahkan masuk ke dalam ruang kerja Noah.
Pertama kali Noah melihat Luciana, Noah pun langsung terpukau dengan kecantikan Luciana. Iya, Luciana memang gadis yang sangat cantik. Wajahnya tidak membuat bosan siapapun yang memandangnya. Dia terlihat seksi walaupun tidak memakai baju yang terbuka.
Dua buah benda kenyal di depan dadanya nampak padat dan berisi meskipun tertutup kain yang membalut tubuhnya. Dan b*kongnya yang seperti biola sepanyol tentu saja membuat siapapun tergoda melihatnya. Tak heran jika banyak teman sekolah dan adik kelasnya yang naksir padanya. Namun Luciana menolaknya karena dia ingin fokus sekolah. Dia tidak ingin sekolahnya terganggu gara- gara pacaran. Karena menurutnya pacaran itu ribet.
Luciana sering mendengar curhatan dari Vina sahabatnya yang harus dicemburui ataupun bertengkar dengan pacarnya hanya gara- gara hal sepele. Dan Luciana tidak mau hal itu terjadi padanya. Dari pada ribet dengan urusan pacaran lebih baik Luciana fokus dengan pendidikannya saja.
Noah tak berkedip menatap wajah Luciana yang begitu mempesona. Tentu saja Luciana menjadi canggung dibuatnya.
"Silahkan duduk..." ucap Noah dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Luciana.
Dengan perasaan canggung, Luciana duduk di kursi di depan meja kerja Noah berhadapan dengan Noah. Lalu mereka membicarakan soal Luciana yang ingin melamar pekerjaan di cafe milik Noah. Luciana menyerahkan surat lamaran pekerjaan. Dan setelah membicarakan segala sesuatunya, akhirnya Noah mengatakan bahwa dia menerima Luciana kerja paruh waktu di cafe miliknya.
Tentu saja Luciana senang sekali bisa diterima bekerja di cafe milik Noah.Luciana akan mulai kerja pukul tiga sore ketika dia sudah pulang dari sekolah dan pulang jam sebelas malam di saat cafe tersebut tutup.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Sebulan berlalu Luciana mulai menikmati pekerjaannya menjadi waiters di cafe milik Noah. Dia juga sudah mendapatkan gaji pertamanya. Rasa lelahnya selama ini kini terbayarkan dengan gajinya lumayan banyak. Dan Luciana bisa mencicil membayar tunggakan uang spp.
Hubungan dengan Noah pun semakin dekat. Sudah dua minggu ini Noah selalu mengantar Luciana pulang ke rumah. Iya, Noah benar- benar sudah jatuh hati pada Luciana. Bahkan getaran- getaran aneh di dalam hatinya muncul ketika dia pertama kali melihat wajah Luciana. Namun Noah belum berani mengungkapkannya pada Luciana. Dia baru melakukan pendekatan pada Luciana.
"Makasih ya Noah, kamu udah nganterin aku pulang setiap malam..." ucap Luciana begitu mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan rumah sang nenek.
"Iya..." jawab Noah sambil tersenyum dan menatap lembut mata Luciana.
Lagi- lagi Luciana dibuat canggung dan salah tingkah dengan tatapan Noah yang tegas namun membuat siapa pun yang ditatapnya tak berdaya.
"Luciana...." ucap Noah.
"Iya.."
"Apa.. Kamu sudah mempunyai kekasih...?'' tanya Noah.
Mendapat pertanyaan seperti itu dari Noah, pipi Luciana langsung bersemu pink. Iya, Luciana merasa tersipu, ditambah lagi mata Noah terus tertuju pada matanya.
"Be...belum..." jawab Luciana dengan sedikit rasa malu lalu menunduk.
"Maukah kamu menjadi kekasihku...?'' tanya Noah lalu mengenggam tangan Luciana.
"A..apa...? Apa aku tidak salah dengar...?'' sahut Luciana.
Iya, tentu saja Luciana tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Noah adalah bosnya. Tapi tiba- tiba dia menyatakan cinta padanya. Luciana pun bingung harus menjawab apa. Walaupun dalam hati Luciana ada rasa tertarik pada Noah. Hanya saja dia berusaha menyembunyikan hal itu dari Noah karena dia merasa tidak pantas untuk Noah. Luciana yang hanya sebagai karyawan sedangkan Noah adalah bosnya.
"Aku mencintaimu Luciana... Maukah kamu menjadi kekasihku..." ucap Noah
Luciana kembali tersipu.
"Ta..tapi Noah..."
Iya, awalnya Luciana memanggil Noah dengan sebutan 'pak' seperti karyawan lain. Namun Noah hanya mau dipanggil 'pak' jika di jam kerja saja. Ketika sedang berduaan Noah meminta Luciana memanggilnya dengan sebutan 'nama' yaitu Noah. Karena menurutnya itu jauh lebih akrab.
"Tapi apa...?'' tanya Noah.
"A..ku hanya seorang waiters, apa kamu tidak malu punya kekasih sepertiku...?'' tanya Luciana.
"Aku tidak perduli apa status kamu, yang jelas aku sudah jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali aku melihamu..." jawab Noah
Luciana terdiam sambil menatap wajah tampan Noah. Begitu pun dengan Noah yang seolah tidak mau mengalihkan pandangannya dari gadis cantik di sampingnya itu.
Noah lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Luciana. Kemudian dia menempelkan bibirnya pada bibir Luciana. Luciana langsung membeku mendapat perlakuan dari Noah. Luciana memejamkan matanya.
Bibir Noah terasa lembut dan hangat menyentuh bibir Luciana. Seperti ada sensasi aliran listrik menjalar ke seluruh tubuhnya. Luciana dibuat melayang ketika Noah mulai menggerakkan bibirnya menyesap bibir Luciana kemudian melumatnya dengan lembut.
Luciana dibuat seperti melayang dan dunia seakan berhenti berputar saat itu. Jantung Luciana berdebar dengan kencang karena tidak pernah merasakan hal itu sebelumnya. Luciana tidak tahu harus melakukan apa selain hanya diam menikmati moment itu.
Hampir satu menit mereka berc*uman, akhirnya Noah melepaskan bibir Luciana. Nafas mereka saling bersahutan satu sama lain. Noah kemudian tersenyum pada Luciana sambil mengusap pipi mulus Luciana.
Noah kembali mengucapkan kata cinta untuk sang pujaan hati dan di saat itu lah Luciana memberanikan diri untuk menerima Noah menjadi kekasihnya. Iya, di malam itulah di dalam mobil Noah, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.
Luciana lalu turun dari mobil Noah karena hari semakin larut. Luciana harus segera masuk ke rumah dan Noah pun harus segera pulang. Luciana masuk ke dalam kamar. Sementara itu sang nenek sudah tertidur pulas seperti biasa. Karena jam di dinding sudah menunjukkan pukul dua belas malam.
Sampai di dalam kamar Luciana langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya yang empuk sambil tersenyum mengingat moment yang telah dia lewati bersama Noah di dalam mobil beberapa saat lalu. Luciana begitu bahagia , hatinya berbunga- bunga mengingat c*umannya dengan Noah.
Luciana tidak berhenti tersenyum, ini rasanya seperti mimpi yang begitu manis. C*uman pertama itu begitu membekas di hati Luciana dan dia tidak akan pernah melupakannya.Luciana merasa bahagia seperti dunia hanya milik mereka berdua. Luciana tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya, tapi dia ingin mengulangi moment manis itu bersama Noah.
Luciana waktu SMA
Noah
Bersambung....
🌺🌺 jangan lupa setiap hari senin kasih Vote ya... Dukungannya juga ditunggu ya.. 🌺
dan buat bily menyesal..
.dn luciana tinggalkn bily.
kmbli kpda noah..
atau cari kbhgian sendri
smngt oithor upnya
lbih menyakitkan kelakuan bily..
udah cerai sajaaa...
balikan sama noah sn hidup bahagiaaa
tpi aku berharap balikan dn menikah.hidup bhgoa dg noah