NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:46.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penari Tledek Cantik

Utari alias Iblis Berwajah Bidadari melesat diantara pepohonan hutan yang tumbuh di wilayah Pakuwon Sekar Pudak. Sejak menerima perintah dari Dewi Malam Beracun kemarin, ia langsung bergerak menuju ke arah Wilangan. Tadi malam ia sempat bermalam di Kota Anjuk Ladang sebelum pagi pagi sekali berangkat ke pusat pertahanan pasukan pemberontak.

Dia tidak menempuh jalan umum yang biasa dilalui karena tidak ingin membuang tenaga jika harus menghadapi orang orang iseng yang selalu ia temui karena tergoda akan kecantikannya. Dia memang sudah seperti monster tanpa perasaan yang hanya mendengar apa yang diperintahkan oleh gurunya.

Begitu mendarat di cabang pohon bendo yang menjulang tinggi, dia memperhatikan keadaan sekitar. Terlihat sebuah tugu perbatasan dengan huruf Jawa Kuno berbentuk Wa yang merupakan tanda masuk wilayah Pakuwon Wilangan.

"Rupanya aku sudah sampai di tapal batas wilayah Wilangan. Tinggal sebentar lagi sebelum memasuki kota kecil itu. Aku harus bergegas.. ", gumam Utari sebelum melesat kembali ke arah barat.

Setelah melewati beberapa desa dan perkampungan wilayah Wilangan, saat matahari baru tergelincir dari atas kepala ia sampai di gerbang timur kota Wilangan. Disana ia melihat penjor dan hiasan janur kuning di pintu kiri kanan gerbang kota. Segera ia mendekati seorang lelaki paruh baya yang sedang beristirahat di bawah pohon.

"Permisi Ki numpang tanya.. Saat ini Kota Wilangan sedang ada hajatan apa? Kok ada penjor segala disini? ", tanya Utari yang penasaran dengan hiasan hiasan perayaan ini.

" Oh sepertinya kau bukan penduduk kota ini ya, wajar kalau tidak tahu..

Penguasa Wilangan, Gusti Dyah Danurwenda akan melangsungkan pernikahan nanti malam. Katanya ada rombongan penari jempolan dari Daha yang akan memeriahkan suasana. Kalau tertarik, nonton saja Nisanak.. ", jawab lelaki tua yang bekerja sebagai pencari kayu bakar itu sambil mengipaskan caping bumbunya yang sudah usang.

" Oh begitu rupanya..

Terimakasih atas kabarnya Ki. Nanti malam saya pasti hadir disana. Saya permisi dulu", ucap Utari sebelum memutar badannya dan berjalan menuju ke arah gerbang kota.

Dengan wajah kotor yang sengaja dibuat dengan lumpur untuk menunjukkan wajah aslinya, Utari berhasil melewati penjaga gerbang kota tanpa masalah.

Sesampainya di depan pintu gerbang istana, dia sebentar memperhatikan situasi yang ada. Setelah itu ia mencari penginapan yang paling dekat dengan istana, tepatnya di dekat alun alun Kota Wilangan yang menjadi tempat hiburan nanti malam.

Sementara itu, di dalam Istana Wilangan, Mahesa Sura sedang duduk bersimpuh dengan pakaian putih dengan satu bunga terselip di telinga. Kedua tangan nya dalam posisi menyembah dengan tiga bunga terselip disana. Di samping kanannya ada Dewi Jinggawati sementara di kiri nya Rara Larasati duduk dengan khidmat. Sedangkan di belakang Mahesa Sura, nampak Cempakawangi bersikap serupa.

Saat ini mereka sedang menjalani prosesi pernikahan yang dipimpin oleh Resi Agastya. Pertapa tua itu sedang berjalan memutari mereka sambil memercikkan air suci petirtaan yang memang disiapkan untuk acara ini.

"Oh Sang Maha Sampurna, berikanlah restu mu bagi mereka yang akan menjalani kehidupan bersama.

Jauhkan penderitaan dan dekatkanlah kebahagiaan dalam diri mereka, rukunkanlah mereka hingga maut memisahkan.

Oh Sang Maha Suci, sucikanlah hati mereka yang akan bersama, ikatlah hati mereka menjadi satu tanpa ada rasa curiga, benci, iri dan dengki agar selamanya menjadi penyembah penyembah mu yang setia... "

Lantunan mantra mantra pernikahan terus diucapkan oleh Resi Agastya, sambil terus memutari mereka berempat hingga akhir mantra pernikahan.

"Sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Sebagai seorang putra dan putri, wajib hukumnya bagi kalian untuk sungkem pada orang tua kalian. Lakukanlah sekarang... ", ucap Resi Agastya sambil menghela nafas lega.

Mahesa Sura, Cempakawangi, Dewi Jinggawati dan Rara Larasati berjalan jongkok dan bersimpuh di depan Dewa Pedang Lembu Peteng dan Nyai Landhep yang menjadi pengganti orang tua kandung mereka berempat. Keempatnya dengan segera melakukan sungkem pada kedua orang itu.

"Berkahi pernikahan kami dengan restu kalian Romo, Biyung.. ", ucap Mahesa Sura dan ketiga istrinya bersama-sama.

Dewa Pedang yang biasanya suka bicara ceplas-ceplos tanpa tedeng aling aling, berkaca-kaca matanya mendengar omongan Mahesa Sura dan ketiga istri nya.

" Aku aku hiks merestui kalian, sem semoga rukun dan sehat selalu hingga m-maut memisahkan... ", ujar Lembu Peteng dengan suara terbata-bata.

Sempani dan Ki Wisanggeni yang duduk berdekatan terpana melihat pimpinan Lembah Seratus Pedang yang biasanya garang dan berwibawa itu kini menjadi cengeng.

" Ini masih ketua kita, Ki? ", bisik Sempani setengah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

" Hussss, jangan ngaco kamu Ni..

Tentu saja ini tetap ketua kita. Tetapi sekali waktu dalam hidupnya, dia pasti akan merasakan kebahagiaan yang tidak akan bisa dilukiskan dengan kata-kata saja. Yah namanya juga masih manusia.. ", jawab bijak Ki Wisanggeni sambil mengelus jenggotnya yang mulai ditumbuhi uban.

Prosesi pernikahan Mahesa Sura dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati dan Rara Larasati berlangsung khidmat dan sakral. Para petinggi istana Wilangan yang hadir turut serta dalam upacara penting ini. Kesemuanya merasa turut berbahagia dengan pernikahan pimpinan mereka.

Pelbagai jenis makanan khas Istana Wilangan disajikan untuk para tamu undangan pernikahan ini. Hingga malam menjelang tiba, suasana Istana Wilangan masih tetap meriah dengan kesibukan para penghuni maupun para tamu undangan pernikahan Dyah Danurwenda.

Mahesa Sura nampak duduk di panggung kehormatan dengan diapit oleh para istrinya. Selain mereka, ada Dewa Pedang Lembu Peteng dan Patih Rakai Pamutuh yang nampaknya bertindak sebagai penjaga sang penguasa Wilangan.

Di panggung pentas, para penari tledek dari Berbek mulai memasuki panggung pertunjukan itu. Mata semua orang langsung tertuju pada seorang penari yang cantik jelita diantara para penari lainnya yang berlenggak-lenggok mengikuti utama gending yang rancak. Sungguh kecantikan perempuan ini memang diatas rata-rata, bisa dikatakan sebanding dengan Cempakawangi.

Tunggak yang sedari tadi berdiri di sudut pojokan, langsung berdiri melihat cantiknya penari tledek itu. Hampir saja air liur nya menetes jika ia tidak cepat-cepat menutupi mulutnya.

"Wahhh cantik sekali. Cocok ini kalau dijadikan sebagai istri kedua... ", gumam Tunggak tanpa menyadari bahwa sepasang mata mendelik ke arahnya.

" Apa kau bilang Kang? Istri kedua?? ", geram si pemilik mata sambil menjewer telinga kiri Tunggak yang membuat Tunggak meringis kesakitan.

" Wadudududuhhh... Sakit sakit sakit, Nyai... Cepat lepaskan, telinga ku mau putus ini", hiba Tunggak sambil melirik ke arah Banowati yang melotot ke arahnya.

"Biar! Biar putus telinga mu ini sekalian. Kemarin kemarin waktu merayu ku untuk jadi istri mu, tingkah mu masih semanis gula jawa. Sekarang lihat dahi licin sedikit, sudah mau kawin lagi.

Tahu kelakuan mu begitu, aku tak sudi jadi istri mu Kang..!! ", omel Banowati panjang lebar.

" Mbok ya sudah to Nyai, ini di tempat umum. Malu dilihat orang.. ", pinta Tunggak memelas sambil berusaha melepaskan jeweran istrinya.

" Biarkan saja. Biar semua orang tahu seperti apa kelakuan mu itu. Kurang apa aku jadi istri mu hah? Minta jatah tiap malam aku kasih, pagi siang sore malam pun aku siap. Sekarang baru lihat perempuan cantik sedikit saja langsung mau kawin lagi, kau anggap apa aku ini Kang?", Banowati terus saja meluapkan kekesalannya yang membuat banyak orang memperhatikan mereka.

Tak ingin menjadi tontonan orang, Tunggak langsung memukul tengkuk Banowati yang membuat bekas istri Akuwu Macan Biru itu pingsan. Tunggak segera menggendongnya dan membawa Banowati pulang ke kediaman mereka.

Sedangkan Mahesa Sura tak berani sedikitpun melirik ke arah penari tledek cantik itu karena ia tahu tiga pasang mata sedang mengawasi gerak gerik nya. Salah sedikit saja, bisa bisa ia diamuk oleh Cempakawangi, Dewi Jinggawati maupun Rara Larasati.

Di tengah-tengah alunan gending berirama rancak itu, Tiba-tiba si penari tledek tercantik itu mencabut sebilah pisau dari balik selendang nya dan langsung melompat ke arah Mahesa Sura sambil berteriak histeris,

"Ku bunuh kau, bajingan! "

1
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾 🏡s⃝ᴿ
ha ha ha.. Mahesa dikeroyok macan betina, entah apalah gerangan yg akan terjadi 😂💋
Ebez: sakit pinggang kak Pandanwangi🤣🤣
total 1 replies
Ali Gilih
kayaknya mulai tersendat sendat nih kang ebeezz yg mau update..😁
Ebez: hehehe banyak kegiatan dari kantor bang Ali 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Thomas Andreas
nah hayam wuruk sdh turun tangan
Ebez: babak baru sejarah Kertabhumi akan dimulai bang Thomas🙏🙏😁
total 1 replies
Thomas Andreas
sempet²nya buka jendela
Thomas Andreas
sempet²nya buka jemdela dl
Thomas Andreas
pesona penari cantik memang bikin runyam
Thomas Andreas
dapat doping kah
Was pray
pengulangan bab ya bang ebez, ini bang ebez terhipnotis sama aktifitas sura dan tiga singa betina nih ... 🤣🤣🤣
Was pray
sura nambah porsi biar burung empritnya gemuk dan bisa berubah jadi rajawali... 😄😄😄
Ebez: wkwkwk boleh juga tuh bang Was 😁😁😁
total 1 replies
Tarun Tarun
kirain Doble up haduuuuuhh
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Pada kemana penghuni Pakuwon Wilangan 🤔 masa ada suara gaduh gak ada yang dengar 😇
Ebez: pada teler setelah pesta bang Joe 😁😁
total 1 replies
OldMan
apakah ada dari kembang istana Majapahit yg akan kepincut juga dng Mahesa sura ?
sepertinya trah Mahesa sura ini yg kemudian melahirkan raja2 Islam di kemudian hari yah kang ebez
saniscara patriawuha.
mantapppp kopi cleng nya
Ebez: wkwkwk iya tuh kang Saniscara😁😁🙏🙏
total 1 replies
Mujib
kok muncul 2 bab isinya sama kang Ebez
Rafly Rafly
tau tau dah 2 bab saja Nongol /Tongue/
Ebez: loh satu bab doang kok bang Rafly🙏🙏
total 1 replies
Rafly Rafly
busyeet... three in one masih ngatasi.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ebez: encok itu dapatnya bang Rafly
😁😁
total 2 replies
Ali Gilih
heleh..knapa pendek kali chapter kali ini bang..tau tau dah slesai ja..

up terus kang ebeezz..
Ebez: hehehe author gak kuat nulis yang begini an bang Ali 🤭🤭
total 1 replies
Windy Veriyanti
kucing sialan belum makan whiskas 😀
Ebez: mungkin juga begitu Kak Windy🙏🤣
total 1 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾 🏡s⃝ᴿ
Bukan kucing nya yg sial tapi Utari yg sial 😅 datang disaat yg tidak tepat, mengganggu suasana hati para macan betina yg lg hot 🔥😂😂
Ebez: wkwkwk iya juga sih kak Pandanwangi🙏🙏🤭🤭
total 1 replies
Aifa 2 Jeddah
kucing garong liar.....
Ebez: timpuk aja kak Aifa,😁😁🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!