NovelToon NovelToon
Takkan Kubiarkan Kamu Menderita

Takkan Kubiarkan Kamu Menderita

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:600
Nilai: 5
Nama Author: Rosida0161

Riska memerintahkan orang untuk menghilangkan Laila seorang chef yang dari Jakarta karena dicintai oleh Arya Semana pimpinan perusahaan. Selain itu orang tua Arya Tuan Sultan Semana menolak Laila karena memiliki ibu dengan riwayat sakit jiwa .. Namun muncul Lina kembaran Laila yang menyelamatkan Laila dari Riska

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.3 Lepas Dari Kamar

Laila geram menatap Arya Semana yang telah mengunci kedua tangannya. Kini lelaki itu menatapnya lekat.

Tentu saja Laila ketakutan dan khawatir jika Arya Semana masih mabuk dan melecehkannya.

"Lepaskan aku, tolong aku gadis terhormat yang anti sek bebas, tolong lepaskan ..." Laila sudah mau menangis saat menyadari tenaganya tak bisa melawan tekanan kedua tangan Arya Semana yang membungkuk di atas tubuhnya.

"Kamu sudah lancang masuk ke kamarku tanpa ijin, apa itu gadis terhormat?!" Arya Semana belum mau membuka cekalan kedua tangannya pada kedua tangan Laila, tubuhnya pun masih membungkuk mengawasi wajah si gadis yang mulai ketakutan. 

"Aku hanya ingin memastikan kalau Anda baik baik saja ...  Dan masih hidup, karena aku tak mau jadi tertuduh," 

Arya Semana tertawa. Rupanya dia terlupa pada Laila yang menolongnya semalam membawanya pulang ke rumah persembunyiannya ini. Dia juga lupa jam tiga dini hari tadi mencemaskan gadis itu dan sempat melihat tertidur di kamar di lantai atas.

Rupanya dia sudah membersihkan dirinya, batin Laila saat tak tercium aroma alkohol dari mulut Arya Semana yang tertawa itu.

"Hei gadis yang mengaku gadis terhormat, tak bagus masuk kamar lelaki tanpa ijin, atau ini memang kebiasaanmu, ya, cari mangsa lalu minta tanggung jawab dan minta dikawini?!"

"He Tuan Muda Arya Semana aku tidak sehina itu, ya, aku hanya tak ingin terlibat masalah makanya aku harus tahu apakah Anda baik baik saja ...!" Walau suara Laila bernada protes, tak urung kedua matanya memerah hampir menangis kesal oleh tuduhan Arya Semana.

Arya Semana tertawa lagi, "Oh rupanya kamu tahu siapa aku, ya,"

Laila berusaha untuk melepaskan diri. Tapi rupanya tak mampu. Jangan ditanya bagaimana takutnya dia dalam posisi seperti saat ini.

"Tadi apa katamu hanya ingin memastikan aku baik baik saja?!" Arya Semana tak percaya.

"Ya," angguk Laila minta dipercaya, "Tolong lepaskan aku ..." hampir menangis Laila, antara takut diperlakukan semena mena oleh Arya Semana, dan perasaan sedih karena tuduhan Haris yang keji itu.

"Memangnya aku kenapa sampai harus kamu yakini begitu, dan kamu siapa sok perhatian padaku, heh?!" Arya Semana masih bernada curiga.

"Karena Tuan semalam mabuk dan aku yang mengantarnya pulang, maka sebelum aku meninggalkan tempat ini aku harus meyakinkan kalau Anda baik-baik saja," sebisa mungkin Laila menjelaskan tujuannya masuk ke kamar dimana lelaki itu tidur.

Laila lama lama kesal juga dicurigai seperti itu. Makanya ia melupakan status ya sebagai pekerja di anak perusahaan milik orang tua Arya Semana

"Aku bukan siapa siapa, Tuan muda, tapi akulah semalam yang menyetir mobilmu saat Tuan muda Arya Semana mabuk, dan Anda jangan pura pura amnesia ..."

"Aku mabuk?!" Arya Semana mengernyitkan alisnya, lalu menatap lekat Laila yang masih tak berdaya itu,"Jangan menuduh sembarangan, ya, aku tak pernah minum minuman keras, kenapa harus mabuk, oh kamu ini makin ngaco saja, ya sudah masuk rumah orang memfitnah aku mabuk pula...!"

"Huh munafik ternyata anak Bos tempatku bekerja ini!!" Laila mendengus.

Arya Semana terkejut melihat sikap Laila. Beraninya dia.

"Apa maksudmu?!" Arya Semana juga tak mau kalah, ia balik menyerang Laila.

Laila membuang rasa takutnya dan berusaha untuk bisa melawan Arya Semana.

"He kamu!" Arya Semana mulai tak sabar.

"Biar kubuktikan lepaskan aku dulu," melemah suara Laila, ia sadar mana mungkin orang mabuk ingat dirinya mabuk.

"Mau kabur?" Sindir Arya Semana.

"Aku wanita Terhormat ingat itu!"

"Oh ya?!" Sindir Arya Semana.

"Setidaknya hanya itu yang aku miliki, menghormati diriku sendiri," ujar Laila.

"Wanita terhormat kok masuk ke kamar lelaki!" Sergah Arya Semana mengulang sindirannya, dan tangannya masih mencekal pergelangan tangan Laila.

"Aku tak pernah mau masuk ke kamar lelaki mana pun. Dan sampai saat ini aku masih bisa menjaga diriku. Artinya aku wanita yang punya harga diri dan wanita yang bisa menghormati dirinya sendiri, Anda harus tahu itu, Tuan yang lupa kalau dirinya semalam mabuk berat," 

Arya Semana menatap lekat Laila.

"Tolong lepaskan aku supaya aku bisa membuktikan ucapanku bahwa aku bukan penyusup, bukan wanita murahan seperti tuduhan Tuan!" Laila berkata tegas.

"Hem kau mau membuktikan apa?!" Arya Semana masih enggan melepaskan cekalan tangan Laila.

"Lepaskan aku dulu," pinta Laila merasa cekalan lelaki itu menyakiti pergelangan tangannya, "Tuan menyakitiku!" Sungutnya tak menyembunyikan kekesalannya.

Laila hampir menangis. Dia kesal, lelaki itu telah membuatnya cemas, tapi justru menuduhkan yang tidak-tidak.

"Maksudmu mau ngapain nahan aku begini?"

"Oh ya tadi kamu bilang aku ini anak Bos tempatmu bekerja, apa itu?!"

"Makanya lepaskan dulu biar kubuktikan semua ucapanku," 

Arya Semana menatap lekat ke mata Laila. Ia ragu."Mana bisa aku percaya padamu, katakan dulu sejak kapan kamu masuk ke rumahku ini?!"

"Sejak aku membawa Tuan muda semalam yang mabuk pulang ke rumah ini,"

Arya Semana tampak tercenung berusaha mengingat ingat apa yang terjadi pada dirinya semalam.

Melihat Arya Semana lengah, maka sekuat tenaga Laila melepaskan diri dari lelaki itu, tak perduli dirinya terjatuh ke lantai.

Terasa sakit di punggungnya saat dirinya terlentang di lantai, tapi segera berdiri. Begitu juga Arya Semana yang turun dari tempat tidurnya.

"Jangan pergi tunggu aku ke kamar mandi dulu kau harus mejelaskan kenapa bisa sampai ada di dalam kamarku,"

"Aku menunggu di luar saja,"

Arya Semana menghadang langkah Laila yang sudah mencapai pintu.

"Berhenti!:

"Aku merasa risih sekamar dengan lelaki. Aku ini masih original masih suci, tahu!"

"Oh ya?" Arya Semana merasa tertarik dengan pengakuan Laila, "Bagaimana cara membuktikannya?"

Laila mendengus kesal. Enak saja mau membuktikan kesucianku, huh!

"Lho kalau belum dibuktikan mana bisa dipercaya?"

"Dasar otak porno ..." Laila langsung menerobos mendorong badan Arya Semana yang menghalanginya di pintu dan bergegas membuka pintu.

Tentu saja Arya Semana tak mau melepaskan begitu saja Laila, dengan sekali tarik tubuh gadis itu sudah berada di pelukannya.

Sesaat Laila tercekat menatap mata Arya Semana yang juga menatapnya lekat. Tapi segera Laila menarik dirinya dari rangkulan Arya Semana.

"Huh nih laki banyak maunya, udah ditolong diantar pulang masih saja menyiksaku." Laila bersungut cukup keras karena rasa kesalnya dari tadi mau pulang dihalangi dan dituduh yang bukan-bukan. Bilang masih suci harus dibuktikan dulu, kan, bikin kesel orang lelaki cap apa, sih inu?

"Baiklah tunggu aku mau mengingat-ingat dulu. Kalau benar kamu wanita terhormat tunggu aku jangan kabur ..." ujar Arya Semana menatap Laila. Sepertinya dia memang gadis baik-baik, batinnya.

"Aku tunggu di ruang tamu saja," setelah berkata begitu Laila bergegas keluar kamar.

1
🥔Potato of evil✨
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Rosida0161: oke terima kasih sudah baca
total 1 replies
Eirlys
Ngangenin banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!