NovelToon NovelToon
Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Status: tamat
Genre:Pelakor / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:137.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Malam bahagia bagi Dila dan Arga adalah malam penuh luka bagi Lara, perempuan yang harus menelan kenyataan bahwa suami yang dicintainya kini menjadi milik adiknya sendiri.
Dalam rumah yang dulu penuh doa, Lara kehilangan arah dan bertanya pada Tuhan, di mana letak kebahagiaan untuk orang yang selalu mengalah?

Pada akhirnya, Lara pergi, meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan nama, kenangan, dan cinta yang telah mati.
Tiga tahun berlalu, di antara musim dingin Prancis yang sunyi, ia belajar berdamai dengan takdir.
Dan di sanalah, di kota yang asing namun lembut, Lara bertemu Liam, pria berdarah Indonesia-Prancis yang datang seperti cahaya senja, tenang, tidak terburu-buru, dan perlahan menuntunnya kembali mengenal arti mencintai tanpa luka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 20

Saat jam istirahat tiba, kafe mulai tenang. Suara mesin espresso berhenti berderu, menyisakan aroma kopi yang menggantung lembut di udara. Lara sedang merapikan nampan ketika suara langkah yang ia kenal muncul dari arah pintu.

Liam baru saja masuk.

Refleks, pikiran Lara langsung menebak, mungkin Liam ingin memesan secangkir espresso seperti biasa, atau sekadar mampir untuk menyapa dan duduk sebentar. Namun, begitu tatapan mereka bertemu, ia langsung sadar tebakannya salah.

Liam tidak tersenyum seperti biasanya. Tidak ada gurauan kecil atau candaan ringan yang biasa ia lemparkan untuk mencairkan suasana. Kali ini, matanya serius. Terlalu serius.

“Lara,” ucapnya pelan, tapi suaranya jelas. “Boleh kita bicara berdua? Ada sesuatu yang ingin aku katakan.”

Lara terpaku sejenak. “Ya, tentu. Boleh.”

“Di luar,” kata Lima

“S’il te plaît.” Tambah Liam.

Ada sesuatu pada nada suaranya yang membuat jantung Lara berdetak tidak stabil. Ia mengangguk, lalu bergegas mencari Bella yang sedang membersihkan meja dekat pintu.

“Bell, boleh aku keluar sebentar?” tanya Lara, suaranya sedikit lebih pelan dari biasanya.

Bella melirik ke arah Liam sebentar, lalu tersenyum kecil penuh pengertian. “Tentu, chérie. Pakai waktu sebanyak yang kamu butuhkan. Aku bisa mengurus semuanya di sini.”

Lara mengangguk pelan. “Merci.”

Ia kembali ke Liam. Tanpa banyak bicara, keduanya keluar dari kafe dan berjalan menyusuri jalan kecil bersalju menuju taman dekat kanal, tempat mereka sering mengobrol dan menikmati udara dingin yang menusuk kulit.

Salju tipis masih bertaburan di udara. Taman itu sunyi, hanya ada beberapa bangku yang tertutup salju dan pohon-pohon yang kehilangan daunnya. Tempat itu terasa familiar dan asing pada waktu yang sama.

“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Lara begitu mereka tiba di bangku taman. Ia menepis sedikit salju yang menutupi kursi, lalu duduk pelan.

Namun Liam tetap berdiri.

Wajahnya begitu serius hingga membuat Lara langsung berdiri kembali. Dahi Lara berkerut, hatinya mulai diliputi rasa cemas yang tak ia mengerti.

“Liam?” bisiknya pelan. “Ada apa?”

Liam menarik napas dalam-dalam. Uap hangat keluar dari bibirnya, hancur di udara dingin. “Lara… aku ingin mengatakan sesuatu yang serius.”

Nada itu membuat dada Lara menegang. Ia tidak pernah mendengar Liam berbicara seberat itu sebelumnya. Pria yang biasanya membawa kehangatan lewat lelucon kecilnya kini tampak seperti seseorang yang sedang menimbang sesuatu yang sangat penting.

“Apa itu?” tanya Lara lagi, kali ini dengan suara yang nyaris bergetar.

Liam menatapnya lama, tatapan yang seolah ingin memastikan bahwa kata-kata yang akan ia ucapkan tidak salah alamat.

“Aku tahu, mungkin ini terlalu cepat. Terlalu singkat dibanding waktu kita saling mengenal, aku sudah mencoba untuk menahan diri, tapi aku tidak bisa, semakin aku menahan, aku semakin tidak bisa, dan aku harus jujur.” ujar Liam perlahan.

Lara menahan napas.

Ucapannya berikutnya membuat jantung Lara seperti jatuh dari tempatnya.

“Aku menyukaimu, Lara.”

Dunia seakan berhenti.

Salju jatuh lebih lambat. Udara terasa lebih pekat. Jantung Lara berdegup begitu kencang hingga ia bisa merasakan denyutnya sampai ke ujung jarinya.

Ia membeku, benar-benar membeku. Seperti danau Annecy yang diam membeku di tengah musim dingin.

Kata-kata Liam berulang di telinganya, bergema seperti sesuatu yang tidak mungkin dihentikan.

Aku menyukaimu, Lara.

Sederhana. Jujur. Tapi kekuatannya seperti badai yang tiba-tiba menerjang hatinya yang masih penuh retakan.

Lara menatap Liam dengan mata melebar. Bibirnya ingin membentuk kata, tapi tidak ada suara yang keluar. Suara angin lebih terdengar daripada detak hatinya sendiri.

Perasaan itu menyerang dari dua arah sekaligus, hangat dan takut. Senang dan panik. Ingin mendekat, tapi ingin melarikan diri pada saat bersamaan.

Arga.

Kenangan itu datang seperti bayangan hitam. Dingin. Menusuk. Luka itu belum sepenuhnya sembuh. Dan sekarang, seseorang berdiri di depannya, menawarkan sesuatu yang selama ini ia pikir sudah tidak mungkin lagi ia rasakan.

“Lara…” panggil Liam pelan, seolah menyadari perubahan pada wajahnya.

Namun Lara masih diam. Pandangannya tertahan di tatapan Liam, tatapan yang jujur, tidak ragu, tidak dibuat-buat.

Hatinya kacau. Sungguh kacau.

Ia ingin percaya.

Tapi ia juga takut hancur lagi.

Dan pada akhirnya, setelah Liam mengucapkan kata-kata itu, dunia terasa hening.

Hening yang bukan kosong, tetapi hening yang menyimpan sesuatu.

Di dalam hati Lara, sebuah bisikan kecil muncul, lirih, retak, dan nyaris tak terdengar.

Ada luka yang tak sepenuhnya pergi,

meski waktu sudah berkali-kali mengetuknya.

Ada hati yang ingin percaya,

tapi takut retak di tempat yang sama.

Ada tangan yang ingin menggenggam,

tapi masih belajar meraih kembali.

Dan Lara berdiri di bawah salju itu, mendengar bait-bait yang ia simpan terlalu lama.

Dia pernah patah,

dan dia belum utuh.

Tapi mungkin, mungkin dia masih bisa tumbuh.

Salju turun semakin pelan.

❄️❄️❄️

Terjemahan:

S’il te plaît\= tolong

********

Untuk readers selamat datang di karya baru author, untuk yang sudah membaca. Terima kasih banyak, jangan lupa support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya biar author semangat up-nya. Terima kasih😘😘😘

1
cinta semu
apa percakapan tadi di rekam ya ...buat barang bukti ...🤔
Siti M Akil
sebagai lelaki arga bodoh nurut aja apa yang d suruh si dil akhir hancur lebur
tutiana
bagus
Maple latte
Terima kasih kak🙏
Himna Mohamad
terimakasih kk authoor,,ceritamu baguss,,semangat trrus karya baru.👍👍👍👍👍
partini
familiar ini sinopsisnya Thor
THAILAND GAERI
terimakasih ya thor
rian Away
dih enak amat, harusnya hukuman MATI
Rati Nafi
😍😍😍😍😍
Mundri Astuti
selamat ya lara...Liam... akhirnya..diberi momongan juga❤️
YuWie
baru nyadar bapak ibuk...dulu merebut suami pertama lara gak dijadikan pelajaran ya
YuWie
memang kejadiann rekayasa dila pada liam sdh berapa lama..kan dna minimal 7week ya... dasar bebal memaksakan diri keluarga dila ini. sekarang baru menyesal.
Ma Em
Terus saja pertahankan kebohongan mu Dila meskipun sdh terbukti bahwa anak yg kamu kandung bkn anaknya Liam tapi Dila msh saja mengatakan anak Liam , hukum saja Dila seumur hidup seret juga si Arga jgn biarkan Arga bebas berkeliaran buat Arga menyesal karena sdh sekongkol dgn Dila dan mengganggu ketentraman rumah tangga Lara dan Liam
Mundri Astuti
klo ortunya dila tau anaknya doyan keluar masuk klub gimana yakk...tambah shock kali y, ngga liat kelakuan anaknya yg ngerebut suami kk nya, disitu aja dah mines, ni malah didukung, tu salah pak bu...
Mundri Astuti
ngga usah dikasihani lara, dah bebel alias tambeng, pasal berlapis kenain sekalian Liam, biar jera
zhelfa_alfira
sebernar nya ngak perlu juga tes dna masa iya baru tidur semalam bisa jadi janin hadeh🤦🤦
Sunaryati
Puas Pak Rahman dan Ny dipermalukan putrinya
Sunaryati
Nah kan kalian sekarang melihat faktanys sendiri tentang putrimu yang kau sanjung dan selalu kau utamakan. Tidak menyesal semua kejahatannya masih menyangkal padahal bukti sudah ditangan penyidik. Nikmati buah perbuatan kamu selama ini pada Lara, Dila
Sunaryati
Ploong, ikut lega, bagaimana Pak Putri yang selalu kau bela melemparkan tinja di mukamu di depan umum. Tamat tingkahmu Dela, kau akan menghadapi tuntutan berlapis, dengan bukti dan saksi yang lengkap. Mantaap Thoor
Aether
RASAIN LU TUA BANGKA BABIK
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!