NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#20. bahasa kalbu . (jejak ya guys )

Tidak sampai lima menit muka ku kembali bersih, Ibu langsung menggandeng tangan ku. Menuju ruang tamu aku deg degan banget dalam hati aku berdoa semoga begitu aku sampai mereka sudah pulang karena nggak tahan nunggu lama.

Tapi apa, begitu sampai ruangan tamu jantung ku rasanya langsung mau copot, ternyata yang mau ngelamar aku Adi Putra.

Demi apa Aku rasanya mau pingsan di tempat kalau bisa kabur pasti aku langsung kabur sayang itu cuma ada di kepalaku, saat ini aku benar-benar di situasi yang sulit.

" Makin cantik kamu sayang" ucap ibu dari Adi Putra menghampiri aku, meskipun aku belum kenal. aku tahu itu pasti ibunya karena kalau di lihat kayaknya umur nya hampir sama dengan Ibu nggak mungkin juga si Adi Putra bawa mak nya orang lain. bisa jadi ibunya Adi Putra malah lebih tua ya biasalah orang kaya kan banyak perawatan jadi awet beda dengan ibu yang sehari-hari nya cuma bau bumbu dapur.

" Terimakasih Tante" jawab ku menyalami dan mencium punggung tangannya.

" Anak yang baik " ucap Ibu nya Adi Putra, empat aku lirik Adi Putra dia tersenyum lebar kayak orang kesenengan gitu.

Dengan penuh rasa hormat aku juga menyalami tangan laki-laki paruh baya, yang aku yakin itu ayahnya.

" Tante, Adi boleh ijin ajak Tiara ngobrol" tiba-tiba saja si Adi Putra sontoloyo itu bangun dan seenak jidat minta ijin ke ibu.

" Ya silahkan kalian ngobrol berdua" jawab Ibu sampai aku tampa sengaja reflek Meremas kuat pergelangan tangan ibu.

Ibu menatap wajah ku lalu mengangguk, " sana ngobrol dulu sama Adi" bisik ibu bikin aku ngenes, serba salah nolak nggak bisa setuju juga ogah.

" Ayo sayang" ucap Adi Putra bikin aku mau nampol tuh bibir sembarangan manggil sayang kalau bisa ngamuk sekarang aku mau ngamuk aja biar Adi Putra tau aku marah, dasar kadal gampang bener tuh mulut manggil sayang.

Tampa aba-aba Adi Putra menarik tangan ku menuju halaman samping rumah, begitu baru keluar pintu secepat kilat pula Adi Putra menyudutkan tubuh ku Kedinding.

" Apaan sih" kata ku ingin menghindar.

" mau kemana!?" hardik nya sekonyong-konyong memegang kedua bahu ku seolah aku ini beneran hak nya dia.

" masuk" jawabku ketus membuang muka ke samping malas menatap wajah nya.

" lihat saya" katanya dengan suara berat.

Aku yang seperti anak kecil langsung aja nurut, saat itu juga tatapan mata kami bertemu.

" kenapa tadi lama keluar nya!?" tanya Adi putra di depan mukaku.

Hembusan nafas nya terasa hangat di wajah ku, saat itu juga aku seperti tersihir semua yang aku rancang dan rencana kan seperti menguap. Sebegini besarkah ketertarikan ku pada lawan jenis monolog ku dalam hati, sungguh aku nggak bisa bedakan mana ketertarikan mana kemauan semua seperti berjalan satu arah.

" Saya menyukai kamu Tiara dan saya tidak main-main dengan ucapan saya" katanya lagi bikin aku nggak berani bernafas.

Tiba-tiba saja Adi Putra mencium bibir ku, deg... demi apapun rasanya aku pengen lari sejauh mungkin tapi sayang nya aku nggak bisa gerak Adi Putra terlalu mendominasi.

Aku lumer seperti e scream lezat yang bisa memberikan rasa kesejukan pada siapapun yang menyantap nya, aku tidak berkutik tubuh ku seperti terseret arus ombak Adi Putra benar-benar buat aku lupa semua nya.

Tampa ku sadari reaksi nya terlalu cepat bahkan saat Adi Putra menarik pentul di bawah dagu aku udah nggak sadar, aku seperti berada di dunia lain.

Sentuhan lembut nya menghanyutkan, saat Adi Putra m3ny3s4p kulit leher aku seperti berada di taman bunga dan kelilingi kupu-kupu cantik.

Kehangatan baru begitu saja menjalar tampa bisa aku cegah karena tubuh ku merespon dengan sangat baik, mataku terpejam lenguhan kecil meluncur begitu saja aku menikmati rasa baru yang sebelumnya nggak pernah aku rasakan kalau boleh agak nggak mau terputus dari rasa ini.

" Duar..." tiba-tiba suara guntur di langit menggelegar merubah semua nya, aku kaget guntur itu seperti menyadarkan alam bawah sadar ku.

walau aku merasakan rasa yang ingin terus aku rasakan, namun dasar hati tidak membenarkan perlakuan Adi putra, " udah ahh" ku dorong sekuat tenaga dada Adi Putra dan beneran dia langsung jatuh terduduk lantai teras.

" kamu kdrt" katanya menatap wajah ku, dapat ku lihat tatapan nya seperti berbeda.

Adi Putra bangkit, sedang aku sibuk membenarkan kerudung yang sudah hilang pentul nya entah kemana, Adi Putra benar-benar bereng sek makiku dalam hati tapi aku juga mengutuki diriku sendiri yang begitu gampang terbawa arus.

Kami langsung otomatis kembali berhadapan, " ntar" katanya menyibak sedikit kerudung ku.

" cantik" katanya entah apa yang cantik aku juga kurang mudeng.

Aku yang risih langsung menahan dadanya saat Adi Putra mulai mau mendekatkan wajahnya ke wajah ku, " jangan kelewatan" kataku.

" kenapa?" dia malah nanya sambil menatap intens bibirku.

Sungguh Adi Putra nggak punya otak maki ku dalam hati , dengan kesadaran penuh aku jawab apa yang ada di ujung lidah, " kita bukan muhrim " kataku langsung menyingkir kesamping.

" hahaha Tiara... Tiara, bukan muhrim tapi menikmati " ucap nya bikin aku malu setengah mati.

Aku menunduk karena malu apa yang Adi Putra bilang benar tubuhku merespon dengan sempurna, bahkan sampai detik ini aku masih bisa merasakannya.

Aku duduk di kursi yang ada di teras samping, " tadi katanya mau bicara" tanyaku menghalau rasa malu dan berharap ini cepat selesai.

Adi Putra duduk di sebelah ku, " kan sudah barusan" jawabnya, aku langsung mengangkat kepala dan menatap wajahnya.

" kapan ngomong nya?" tanyaku yang memang nggak kepikiran soal tadi.

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Adi Putra menjauh wajahnya dari wajahku, sungguh saat ini kami seperti maling ketangkap basah malu banget.

" cepat kalian masuk besok di lanjut setelah ijab kabul" ucap ayah Adi Putra tegas tidak terbantah kemudian pergi begitu saja meninggalkan aku yang sedang menganga nggak percaya.

" Hah....nikah" batinku.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!