Bayi Pemersatu Mantan

Miya menatap Nyonya Monik untuk meminta penjelasan. Kenapa ia tidak mendengar kabar jika Edgar sudah menikah dan memiliki anak.

"Aunty, apa benar ini adalah anak Edgar ?" Tanya Miya tidak percaya.

"Benar, Miya. Ini adalah Cheri. Anaknya Edgar dan Louna. Meraka adalah mertua dan adik ipar Edgar.

Mata Miya membulat dengan sempurna. Apalagi Jolie menjulurkan lidahnya terang-terangan mengejek keterkejutannya.

"Louna.." Gumam Miya. Nama itu terdengar tidak asing di telinganya. Apa ini adalah Louna kekasih Edgar semasa kuliah dulu ?

Cheri yang sedang makan tiba-tiba saja menangis dan memuntahkan makanannya. Sehingga celemek dan bajunya terkena muntahannya.

"Oh sayang, kau kenapa". Nyonya Monik menimang Cheri berusaha menghentikan tangisnya.

"Mom, dia sudah kenyang". Kata Jolie.

"Ah, masa sih ? Ini baru setengah". Kata Nyonya Elise mengangkat mangkuk Cheri.

"Mungkin saja dia sudah kenyang, El. Bukannya Ben selalu memberikan banyak susu agar Cheri tidak menangis". Kata Nyonya Monik dan diangguki oleh Jolie.

"Benar juga ya". Gumam Nyonya Elise.

"Jolie, bantu Aunty membuka baju Cheri. Dia pasti tidak nyaman". Kata Nyonya Monik menyodorkan Cheri ke hadapan Jolie.

"Eh, Aunty. Biar aku aku saja yang membantumu". Miya dengan cepat maju dan menangkap tubuh Cheri.

"Hei, Aunty Monik memintaku. Bukannya kau". Kata Jolie sengit. Ia benar-benar tidak suka dengan Miya yang terlihat jelas niatnya.

"Memangnya kenapa ? Aku hanya ingin membantu". Jawab Miya penuh kesombongan sebab ia sudah berhasil melepaskan baju Cheri. Dan tangis Cheri juga perlahan mereda.

Nyonya Elise menahan tangan Jolie yang ingin menyingkirkan Miya dari hadapannya.

Tangan Miya yang melepaskan baju Cheri tiba-tiba terhenti. Mulutnya terbuka lebar dengan mata seperti berkaca-kaca.

"Cepatlah, nanti Cheri tidak nyaman". Jolie menyentuh pindah Miya.

"Aku lupa jika aku ada urusan". Kata Miya kemudian berlari dengan terburu-buru sebelum menyelesaikan melepaskan baju Cheri.

"Ada apa dengannya ? Kalau tidak sanggup kenapa cari muka ?" Cemooh Jolie. Ia menyelesaikan melepas baju Cheri.

"Mulutmu, benar-benar tajam". Kata Nyonya Elise menepuk bibir Jolie.

"Haha sudah-sudah. Miya memang seperti itu. Tidak perlu diambil hati semua ucapannya tadi". Kata Nyonya Monik.

"Sepertinya dia menyukai Edgar". Celetuk Jolie.

"Sebenarnya, Miya dan Edgar dijodohkan sejak kecil oleh Daddy mereka. Tapi setelah Edgar beranjak dewasa dan mulai mengerti, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan perjodohan itu. Karena Edgar keras kepala kami tidak bisa mencegahnya. Tapi Miya tidak bisa menerima itu. Hingga bertahun-tahun akhirnya Miya menikah dengan orang lain. Tapi kudengar, sekarang ia sudah bercerai dengan suaminya. Entah karena apa". Nyonya Monik menceritakan tentang Miya.

"Bercerai ? Sepertinya dia merupakan ancaman untuk rumah tangga Edgar dan Louna". Gumam Jolie yang masih bisa di dengar dua orang di depannya. Tidak disangka rupanya Nyonya Elise menganggukkan kepalanya. Pertanda setuju dengan ucapan Jolie.

"Aku harap tidak seperti itu". Balas Nyonya Monik.

...

Louna memutuskan pergi ke restoran setelah pulang kerja. Ia menaiki taksi sebab Edgar ada jadwal operasi. Ia bertemu dengan Jolie sebentar sebelum akhirnya Jolie pulang karena dijemput suaminya.

Mommy Elise bercerita pada Louna tentang wanita bernama Miya yang tadi bertengkar dengan Jolie. Dan bertanya pada Louna apa ia mengenal wanita itu.

"Iya, dulu dia mengatakan hal seperti itu juga padaku. Dia menyuruhku menjauhi Edgar karena kelak mereka akan menikah". Kata Louna mengerucutkan bibirnya.

"Kalau sekarang dia menyuruhmu melakukan hal yang sama, apa kau akan meninggalkan Edgar lagi ?" Tanya Nyonya Elise.

"Tidak tau". Jawab Louna tiba-tiba malas mendengar nama yang berusaha ia lupakan.

Ia masih ingat bagaimana Miya yang menyuruhnya untuk pergi dari Edgar dan menunjukkan foto-foto kedekatan mereka dari kecil hingga dewasa.

Louna merasa Edgar membohongi nya. Jadi dengan kemarahan yang besar ia memutuskan hubungan dengan Edgar padahal dihatinya saat itu cinta untuk Edgar sedang bermekaran. Ia merasa jahat karena sudah mengganggu hubungan dua orang yang sudah dijodohkan dari kecil. Dan lagi pada saat itu, Edgar dikelilingi banyak gadis yang mengaku sebagai kekasihnya. Membuat Louna makin cemburu. Padahal gadis-gadis itu adalah suruhan Miya yang sengaja menghancurkan hubungan Edgar dan Louna secara perlahan.

"Kenapa jawaban mu tidak tau ? Bukannya kau dan Edgar masih saling mencintai ? Kupikir akan terbit adiknya Cheri". Kata Nyonya Elise semakin pelan di akhir kalimatnya.

"Mommy...." Rengek Louna.

"Apa ? Kau itu kalau saling mencintai perjuangkan. Jangan mengalah pada orang lain. Mertuamu mengatakan jika hubungan Edgar dan Miya sudah putus. Dan disetujui dua keluarga. Hanya wanita itu saja yang masih kekeh mengejar Edgar. Edgar tidak. Jadi kau bantu Edgar membasmi hama seperti itu". Nyonya Elise merasa gemas pada Louna.

"Iyaaa...." Balas Louna malas.

"Istirahatlah disini. Biar Mommy ambilkan makan untukmu. Jangan ganggu bayi kecil itu, dia baru saja memejamkan matanya". Nyonya Elise meninggalkan Louna di dalam ruangan Tuan Ben. Louna berbaring diatas karpet sambil menoel pipi Cheri.

"Cheri, bangunlah. Nenekmu galak jika tau Mommy mengganggu mu". Ia labuhkan kecupan ke kening Cheri. Louna perlahan juga mengelus perutnya sendiri.

"Apa kau mau punya adik Cheri ?" Gumam Louna.

Terlalu nyaman memeluk Cheri membuat Louna akhirnya tertidur juga. Padahal Nyonya Elise mengambil makanan tidak sampai sepuluh menit.

Nyonya Elise hanya tersenyum melihat Louna tidur sambil memeluk Cheri. Jadi ia putuskan tidak mengganggu keduanya dan beralih ke meja kerja Tuan Ben. Ia duduk di kursi depan meja dan menyantap makanan yang ia bawa sambil menonton berita artis di ponselnya.

...

"Aku tidak salah mengenali. Itu adalah bayiku. Dia memiliki tanda di bahu kirinya. Aku ingat tandanya seperti milik bayi itu. Ya Tuhan, apa benar dia bayiku ? Edgar yang menemukannya..." Kata Miya menangis sendirian di dalam kamar. Keadaannya sungguh berantakan. Rambutnya sudah acak-acakan dan make up nya sudah luntur terkena air mata.

"Tapi kenapa kau menjadikan wanita lain sebagai ibunya, Ed ?" Teriaknya menendang udara.

"Apa yang harus aku lakukan. Ini sebenarnya kesempatan yang bagus untuk merebut Edgar dari Louna. Aku bisa menjadikan bayi itu sebagai tameng ku".

"Tapi bagaimana jika Edgar lebih memilih bersama dengan Louna dan melepas bayi itu ?" Ia menjambak rambutnya sendiri akibat bingung ingin menentukan langkah apa yang harus ia ambil.

"Aku sudah pernah kehilanganmu karena wanita bernama Louna itu. Dan sekarang tidak akan kubiarkan wanita itu merebut mu lagi dariku. Apalagi mengambil anakku". Ucap Miya dengan tatapan tajam sambil menghadap kearah cermin.

"Edgar...." Gumamnya. Ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan memejamkan matanya. Membayangkan Edgar menyentuhnya.

...

Maap baru bisa up. Ada kesibukan di real life. Bunga kopi nya ya othor tungguin nih 😉