NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

" kamu kok bisa kenal sama Hakim?"

" dia yang nganter aku ke kantor guru waktu pertama kali aku masuk sekolah"

Aris mencebik. begitu toh.

" papa kamu nggak nikah lagi?"

entah pertanyaan random dari mana, tiba-tiba saja mulutnya mengeluarkan kata-kata seperti itu. dia Jadi tidak enak melihat wajah terkejut Miya.

" eh, maaf-"

" sejak Mama meninggal, aku belum pernah lihat Papa dekat sama perempuan lain"

" Wah, Setia banget, ya. sama kayak aku, setia" cengir Aris agak canggung.

Miya diam saja.

" Maaf, aku tanya kayak gitu"

" nggak Apa-apa "

Aris mendorong semua snacknya yang di meja ke arah Miya.

" buat kamu. masukin tas aja, nanti istirahat bisa dimakan. kalau mau ngemil sambil belajar di kelas juga bisa hehehe..."

" gak usah, aku-"

Aris langsung berdiri.

" ayo, buruan. bentar lagi bel masuk, Aku antar ke kelas"

" aku bisa ke kelas sendiri"

" aku antar. lagian kan kelas kita Tetangga"

Miya mengulum senyum. ia pun memasukkan satu persatu snacksnya kedalam tas. Sedangkan Aris mengamati setiap gerak-gerik Miya yang lambat.

Rambut hitam lurus bak model iklan shampo, wangi, putih bersih, hidung mancung, bibir pink pucat. Hai bagaimana rasanya mencium bibir itu.

Aris menyapu lidahnya kebibir, membayangkan tengah berciuman dengan Miya.

Kemudian tatapannya turun ke leher jenjang putih Miya. lalu ke dada Miya. Dia memiringkan kepala memperkirakan pas atau tidak dada kecil itu di genggaman tangannya.

Plak!

" Akh! " Aris menyentuh belakang kepalanya yang di tempeleng seseorang seraya menoleh.

Di pojok kantin ada Lingga yang sedang Bersidekep dada. sialan itu bocah, saat di butuhkan sama sekali tidak muncul. Lingga menggelengkan kepala, seperti tau isi pikiran Aris.

Aris yang paham langsung cengegesan.

" namanya juga laki-laki "

" ha? "

" Apa? "Aris menaikkan kedua alisnya.

" kamu ngomong apa tadi? "

" gak, bukan apa-apa. udah siap? sini tasnya aku bawain. berat banget kayaknya"

" gak berat kok "

" gak apa-apa. aku bawain. let's go " Aris mempersilahkan Miya jalan lebih dulu.

tak terasa kegiatan belajar mengajar hari ini selesai. Miya keluar dari perpustakaan setelah memulangkan novel horor yang dipinjamnya di hari pertama masuk sekolah. Tiba-tiba Miya di hadang oleh Thalita dan tiga temannya, Bianca, pingka dan Mariana.

tadinya Miya pikir mereka mau lewat, jadi iya geser ke kanan, tapi Thalita ikut geser ke kanan, Miya lantas ke kiri, dan Thalita masih mengikutinya. akhirnya Gadis itu diam.

" Oh, jadi ini yang katanya lagi deket sama Kak Aris?" Thalita memandang Miya penuh penilaian. baginya gadis ini biasa aja, tidak ada cantiknya sama sekali. hanya gadis cupu yang beruntung bisa didekati Aris.

" gila, jelek banget" Bianca tertawa mengejek bersama pinka.

" Mirip ondel-ondel nggak sih" sambung Marina, tidak sadar diri dengan penampilannya sendiri.

dari cara mereka memanggil Aris dengan sebutan kakak, Miya menyimpulkan jika mereka adalah adik kelasnya.

Thalita maju lebih dekat dengan Miya, mencoba mengintimidasi.

" Lo dengar ini baik-baik, kakak kelas! Kak Aris itu punya gue, gue udah deket sama dia bahkan hampir jadian, dan lo tiba-tiba aja datang. dengan sok cantiknya lo godain dia, terus lo rebut atensi dia dari gue! wtf bitch! " Gadis itu mendorong bahu Miya dengan telunjuknya.

" mulai sekarang lo jauhi Kak Aris atau lo tau akibatnya. gue nggak peduli mau lo kakak kelas gue, Gue tetap bakal kasih lo pelajaran!"

Thalita yang baru saja selesai bicara melangkah mundur saat tasnya ditarik seseorang. dia menoleh ke belakang dan mendapati Aris.

" kak Aris? "

" apa? " Aris berdiri di depan Miya, menjadikan dirinya sebagai tamang.

dan rupanya laki-laki itu tidak datang sendiri, melainkan bersama pasukan semprulnya. Adnan, Akma,l Juwita, dan si cantik Raina.

" wah, wah, Ada apa nih rame-rame" Adnan datang datang melingkarkan tangannya di pundak Bianca, Gadis itu sontak menepisnya.

Juwita menghampiri Thalita, tanpa basa-basi mendorongnya hingga terpojok di tembok.

" merasa hebat loh Sampai berani ngancem temen gue? merasa hebat?!"Teriak Juwita.

Thalita menunduk.

" gak, kak"

" gak apa?! " sentak Juwita.

" tatap mata gue! Bukannya tadi lo lancang banget melototin Miya, ngatain dia Bitch. hah! yang Bitch itu lo, yang sok kecantikan itu lo, yang ganjen itu loh" Gadis itu mendorong Thalita seperti yang Thalita lakukan pada Miya.

" pasang telinga lo baik-baik, arus itu nggak pernah suka sama lo, di matanya elu itu cuman kayak cewek-cewek lainnya. cuma mainan! ya kan Ris? "

Aris tersenyum miring, berarti, ya. Thalita hanya mainannya saja.

" tuh, lo liat sendiri. lo itu cuma mainannya dia. jadi stop bertingkah layaknya permaisuri, okey Bitch "

Thalita menatap garam Aris, lalu beralih pada Juwita.

" Kakak nggak segan sama gue, gue cucu yang punya yayasan"

" bodo amat! mau lah cucu yang punya yayasan, atau cucu presiden sekalipun, gue nggak perduli. tindakan lo yang sok keras ini nggak bisa dibenarkan. harusnya sebagai cucu kepala yayasan lo kasih contoh yang baik ke siswa-siswi di sini. Malu dong sama status" Juwita menuding Thalita.

" awas aja ya, kalau sampai gue dapetin lo gangguin Miya lagi. gue cabut habis rambut lo!"

mereka diam.

Akmal tepuk tangan, bangga dengan Juwita.

" Good job ladies. wow"

" Nggak seru ah masa nggak cakar-cakaran" ujar Adnan.

" Jangan dong bahaya. nanti kita masuk ruang BK. kan cucu kepala yayasan" Akmal menunjuk Thalita, bermaksud mengejek. Iya dan Adnan kemudian terbahak.

Thalita mengepalkan tangannya. malu sekaligus sakit hati.

Juwita Raina mengajak Mia pergi duluan atas perintah Aris, Akmal dan Adnan juga ikut. sementara dirinya ingin bicara empat mata dengan Thalita.

dan setelah memberi gadis Itu peringatan, harus menyusul ke parkiran.

" cewek-cewek mana?"

" udah pada dijemput" ujar Akmal.

Aris termenung. Padahal dia ingin bicara dengan Miya, penjelasan kalau dia bukan playboy yang suka modus.

sebenarnya iya sih. tapi kan Aris sudah tobat dan berkomitmen untuk mencintai satu gadis saja yaitu, calon ibu dari anak-anaknya, Miya Aruna Dhawa.

Dia harus menghubungi Miya, supaya Miya tidak meninggalkannya. Bila perlu Aris kerumahnya sekarang.

" woi, abis sholat jum'at nanti kita beli es kelapa muda di samping masjid, ya. pengen banget gue"

" ngidam lo mal"

" yang bener aja anjing! " Akmal mau muter bola matanya.

" gue lagi cemas nih, malah mikirin es kelapa"

" lah tumben" ujar Adnan.

"iya, kalau misalnya gara-gara tadi Miya mikir yang nggak-nggak soal gue gimana. gue nggak mau dia ninggalin gue. gue udah sor banget sama dia"

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!