Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.
Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.
Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.
Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 ~ Terjebak Demonstrasi
Fawn tersenyum bahagia saat mendapatkan bujukan dari Dana, yang sangat emosi pun langsung teredam begitu saja.
Sungguh pandai Dana membujuk Fawn, padahal niat hati ingin menolong si waiters.
Akhirnya Dana dan Fawn tiba di sebuah Butik ternama, Fawn bagaikan pergi bersama sang kekasih, terlihat begitu bahagia dan berseri.
Beberapa kali Fawn mengganti pakaiannya dan memperlihatkan kepada Dana.
"Bagaimana kalau yang ini Dana?" tanya Fawn
"Semua bagus ko Fawn," puji Dana tersenyum simpul, namun jawab Dana tidak membuat Fawn puas, bahkan memperlihatkan mimik kesalnya.
"Kamu coba sini!" seru Fawn kepada pelayan butik tersebut.
"Tolong jujur menurutmu aku cantik pake baju yang mana?" tanya Fawn yang malas bertanya kepada Dana.
Dana tersenyum tenang...
Ya elah Fawn gila aja kalau gue mesti komentari lo dengan detail, memangnya lo siapa gue?. Batin Dana.
"Menurutku ..., semuanya bagus–" ujar pelayan terpotong pembicaraannya.
"Menurutku kalian sama saja, apa ga ada yang berani bilang lebih jelas gue lebih bagus pake yang mana hah?" geram Fawn.
Dana berjalan menghampiri Fawn, "Fawn coba biarkan pelayan itu melanjutkan kata-katanya, sepertinya dia belum selesai mengucapkan semuanya," pinta Dana dengan menepuk lengan Fawn.
Yah Dana begitu pandai membuat Fawn terdiam seperti pemilik Binatang peliharaan yang mampu membuat binatangnya menurut begitu saja.
Mata Fawn kembali menuju pelayan tersebut, dengan menatap erat dan dengan wajah angkuh Fawn mengangkat dagunya dengan mengisyaratkan jika pelayan itu dapat melanjutkan kata-katanya.
"Maaf Nona, semuanya bagus, tapi lebih bagus jika Nona menggunakan baju berwarna merah ini, terlihat begitu fresh dan bersemangat," jujur pelayan itu.
"Benarkah?" tanya Fawn sambil melihat baju merah yang berada di tangannya dengan menempelkan pakaiannya itu di tubuhnya sambil bergoyang-goyang.
"Menurutmu bagaimana Dana?" tanya Fawn kembali.
"Bagus ... iya itu bagus, maaf sebenarnya saya tidak bisa memberikan masukan seperti Mba ini, saya kurang paham dengan fashion," bohong Dana.
Fawn menganggukkan kepalanya tanda dia memahami kejujuran Dana.
"Baiklah aku ambil yang ini," ucap Fawn memilih baju berwarna merah tersebut.
Pelayan butik itu mengambilnya untuk mengeluarkan Bill, setelah di bayar Fawn kembali menggunakan pakaian itu.
Fawn terlihat senang dan bersemangat, semenjak adanya Dana, hidupnya serasa penuh warna katakanlah terasa bahagia, padahal Dana orangnya terlalu flat.
Namun Dana bisa membuat hati Fawn memanas menjadi lebih stabil hingga membuat Fawn merasakan sesuatu yang berbeda kala di dekat Dana.
Setelah selesai berpakaian, Fawn langsung menggandeng lengan Dana. Dana langsung terperanjat kaget kala tangan Fawn melingkar kepada lengannya.
Namun Dana mana berani menolaknya, meski hatinya dongkol dan ingin menghentikan sikapnya.
Tapi Dana harus mampu berakting, Dana menyentuh balik lengan Fawn.
Deg seketika jantung Fawn tidak beraturan.
Setibanya di parkiran, Dana melepaskan lengan Fawn. Lalu membuka pintu mobil untuk Fawn yang tepat berada di belakang kemudi.
Ya kini selain bodyguard, asisten sekarang menjabat menjadi supir pula. Entah kenapa, padahal Fawn memiliki seorang supir, tapi semenjak Dana di bawa bertemu klien, supir pribadi itu di suruh pulang dan jelas membuat Dana harus menggantikannya.
Dana cukup kesal karena Fawn seakan mempermainkan hidupnya, dengan seenaknya menyuruh orang pulang, dan sekarang job desk Dana tidak jelas.
Namun mana ada Dana menolak, padahal ingin sekali membuat Fawn itu menyingkir dari hadapannya. Dana ingin sekali marah karena sudah jengah menghadapi Fawn padahal baru 2 hari bekerja.
Tapi semua ini harus di manfaatkan Dana, Dana harus pintar agar rencananya berhasil.
Ketika mobil sudah melaju membelah jalanan, tiba-tiba di pertengahan jalan itu Dana terjebak di antara kerumunan orang-orang.
Bahkan ada yang membawa pistol dan lain sebagainya, dan dalam hitungan detik pistol itu terdengar nyaring menembakkan sesuatu.
"Dana ... ada apa ini? bagaimana kita keluar dari tempat ini, aku takut Dana," ucap Fawn dan dengan seketika melangkah ke depan di samping Dana.
Dana yang sedang mencoba memundurkan kendaraannya, melirik ke arah Fawn yang sebegitu takutnya sampai-sampai dia pindah ke arah depan.
Membuat mimik Dana mengerutkan keningnya persekian detik. Setelah itu kembali mencoba memundurkan kendaraannya.
"Tenang Fawn ini hanya ada demo, kita salah jalan aku lupa jika hari ini ada demo yang seharusnya kita melewati jalur yang lain," ujar Dana yang masih mencoba memutar balik.
Kembali terdengar suar pistol menggelegar, kembali membiat Fawn ketakutan.
Lucu lo Fawn, dulu lo bisa membuat jalannan macet, lah sekarang lo malah jadi takut begini. Batin Dana dengan tersenyum simpul bahkan sangat tipis sehingga Fawn tidak menyadarinya.
Sejujurnya Dana juga sedikit panik, karena suara pistol itu takut meleset hingga kena menuju dirinya ataupun Fawn.
"Cepat ... mobil di sana harap segera keluar dari kerumunan," sahut polisi yang bertugas menyuarakan kepada mobil yang di gunakan Fawn juga Dana.
Dengan adanya sahutan dari kepolisian itu, membuat Dana dengan mudah memutar balikkan kendaraannya.
Meski dengan sedikit kesulitan namun semua dapat di atasi oleh Dana dengan bantuan satpol pp juga pihak kepolisian.
Sebelum Dana beranjak, polisi itu mengetuk jendela mobil tepat di samping Dana. Dana pun menurunkan kaca tersebut.
"Iya Pak," ucap Dana.
"Mohon gunakan jalur lain, dan perhatikan kabar tentang jalur yang di gunakan pendemo!" seru Polisi itu mengingatkan.
"Baik Pak, terimakasih," ucap Dana lalu melajukan kendaraannya itu.
Namun siapa sangka, diluar dugaannya, banyak jalan di luar map yang ternyata banyak di gunakan pendemo, sehingga membuat Dana menepi.
"Kenapa berhenti?" tanya Fawn yang terlihat panik.
"Maaf Fawn, aku butuh info dari lalin untuk melanjutkan perjalanan tanpa terkena kendala seperti ini," sahut Dana pasti.
Dan kebetulan di sana ada petugas lalin dan Dana bisa melewatinya dengan aman dan tenang.
"Bagaimana sudah kau dapatkan infonya? jalur mana yang aman?" tanya Fawn yang ingin segera keluar dari zona ini.
"Sudah," jawab Dana pasti.
Kembali Dana melajukan kendaraannya, namun membuat Fawn terheran-heran, kenapa perjalanan ini begitu lama.
"Mau ke mana kita Dana?" tanya Fawn.
"Kembali ke kantor Fawn,' ucap Dana dengan fokus mengendarai.
"Tapi ini menjauhi perjalanan kita," sahut Fawn semakin heran.
"Tidak ada jalur lain selain kita putar jalur yang lebih jauh," ucap Dana yang ingin segera sampai.
"Oh begitu baiklah," timpal Fawn.
Hening hanya suara musik yang menemani meraka, dan itu inisiatif Fawn menyalakan musik agar tidak hening seperti tadi.
Dana cukup dingin, seperlunya dia berbicara jika di perlukan, jika tidak maka akan diam seribu bahasa.
"Jika sudah sampai bangunkan aku Dana," ucap Fawn.
Dan mendapatkan anggukan dari Dana, dalam hati dia bersyukur kala melihat wanita itu tertidur. Rasanya seperti ada kebebasan tersendiri.
Dana berpikir ke mana Fernando kenapa semua di handle Fawn, ada apa sebenarnya?. pikir Dana ingin mengetahui sebenarnya.
Bersambung ...