Anna dan Ananta dua gadis kembar yang sengaja di pisahkan sejak masih bayi. Setelah dewasa, keduanya tidak sengaja kembali bertemu dan sepakat untuk bertukar tempat karena merasa tidak puas dengan kehidupan mereka masing-masing.
Kehidupan keduanya bertolak belakang. Anna hidup sederhana di kota kecil, sedangkan Ananta hidup serba berkecukupan di Ibukota. Anna dicintai dengan tulus oleh Raksa, pemilik hotel tempat Anna bekerja sebagai Cleaning Service. Sedangkan Ananta sudah menikah dengan Rendra, salah pengusaha muda kaya raya. Sayangnya Ananta tidak dicintai.
Ikuti keseruan cerita mereka. Tolong jangan lompati Bab yaa.
Terima kasih sudah mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nittagiu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
Pagi yang indah kembali menyapa. Anna terlihat sibuk dengan ponselnya, begitu pun dengan Rendra. Laki-laki itu sedang memeriksa banyak laporan dari orang-orang kepercayaannya. Sedangkan Anna, sedang memeriksa pesan dari Ananta sembari mengikuti apa yang terus di perintahkan gadis itu.
Dua tiket pesawat dengan berbeda tuhuan, sudah berhasil dipesan oleh Anna melalui ponsel Ananta yang saat ini ada pada dirinya. Ananta bahkan memberikan akses akun bank miliknya untuk membayar tagihan tiket pesawat itu.
Anna bernafas lega, lalu segera menghapus semua riwayat pesan dan juga panggilan di ponsel. Ini hari terakhir ia berada di rumah mewah ini. Ah, belum juga satu minggu, ia sudah harus kembali ke kota kecil itu.
Namun, tidak masalah. Kali ini, ia akan kembali dengan kehidupan baru. Uang yang dijanjikan Ananta sebagai kompensasi dari pembatalan kontrak mereka, bukanlah jumlah yang sedikit. Dan dengan uang itu, dia bisa keluar dari hotel Raksa untuk memulai bisnis kecilnya.
“Apa kamu akan ikut ke perusahaan?” Suara Rendra menyadarkan Anna dari lamunan.
Gadis itu segera menggeleng. Ananta sudah memberinya instruksi. Hari ini, ia tidak boleh terlambat ke Bandara. Karena Ananta pun tidak bisa beralasan jika nanti Anna pulang lebih larut dari yang sudah ditentukan. Dan Anna pun tidak ingin membuat Ayah dan Ibu nya khawatir.
“Apakah hari ini kamu akan keluar?” Tanya Rendra.
“Aku ingin pergi berbelanja. Nanti aku kabari kalau jadi pergi.” Jawab Anna.
Rendra tersenyum saat satu pesan masuk ke dalam ponselnya. Laporan uang keluar dari akun bank Ananta sudah masuk ke dalam ponselnya. Ya, gadis di hadapannya ini akan segera pergi. Dan Ananta yang sesungguhnya akan segera kembali. Benar-benar menjengkelkan. Begitulah kata hati Rendra.
Sungguh, ia tidak ingin gadis di hadapannya ini pergi dari sisinya. Tapi ia pun tidak tahu harus berbuat apa. Ingin sekali ia mengatakan bahwa ia sudah mengetahui semuanya, namun, ia tidak ingin membuat gadis ini ketakutan. Biarlah, ia akan mencari jalan keluar nanti. Toh, dia sudah tahu alamat rumah juga tempat kerja nya. Jadi bukanlah hal yang sulit untuk menemukannya kembali. Yang paling penting saat ini, ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Ananta dan juga Melisa.
“Kalau begitu, aku berangkat kerja. Jangan lupa kabari aku jika kamu sudah pergi berbelanja.” Sebelum meninggalkan ruang makan, Rendra mengusap lembut kepala Anna, membuat gadis itu tertegun. Tangan hangat Rendra tersa sampai ke hati. Sial, jangan baperan Anna! Ia memaki dirinya sendiri di dalam hati.
Di ruangan itu, Anna tidak lagi bersuara. Ia hanya membiarkan Rendra melangkah meninggalkan nya. Ia hanya menatap punggung kokoh itu dengan perasaan yang sulit di jelaskan. Ya Tuhan, dia sudah mengkhianati kepercayaan yang Ananta berikan padanya.
Ah, salahkan si Ananta itu. Siapa suruh dia tidak bercerita jika Rendra juga bisa memperlakukan seseorang dengan sebaik ini. Salahkan saja si Ananta itu, karena tidak menceritakan sisi hangat Rendra.
Cukup Lama Ananta termenung di meja makan. Bahkan, saat asisten rumah tangga datang, ia masih belum beranjak dari sana. Ia hanya membiarkan wanita paruh baya itu, mulai membersihkan bekas sarapan nya dengan Rendra. Mami? Jangan tanya wanita itu. Saat bangun pagi ini, Anna sudah tidak mendapati nya lagi. Entah ke mana perginya wanita itu di pagi ini.
Setelah kembali mendapat pesan dari Ananta, Anna akhirnya beranjak dari sana. Ia naik ke lantai dua dan masuk ke kamar utama. Mengambil dokumen penting milik Ananta sesuai yang diperintahkan gadis itu.
Anna membuka brangkas dengan passcode yang dikirim Ananta. Gadis itu juga mengambil sejumlah uang sesuai yang diperintahkan Ananta. Sebelum ke Bandara, Anna mampir ke salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Ibukota. Sesuai yang diperintahkan Ananta, ia bebas menggunakan uang tunai itu untuk membelikan barang yang bagus sebagai hadiah untuk Ayah dan Ibu.
Dalam perjalanan, Ananta menghubungi Rendra memalui pesan singkat. Ia memberitahu jika dirinya akan pergi berbelanja. Namun, tak ada balasan dari laki-laki itu. Anna tertawa di dalam hati. Ada sedikit kekecewaan. Hei, memangnya siapa dirimu? Begitulah otak Anna meledek hatinya yang mulai bodoh.
Setelah membeli beberapa barang yang ia tahu sangat disukai oleh Ayah dan Ibu, Anna langsung bergegas menuju Bandara. Ia akan menunggu Ananta di sana.
##
Di kota kecil, setelah berhasil meminta izin pada Ayah dan Ibu, kini Ananta mulai mengarang banyak alasan agar Raksa tidak curiga. Dan yang paling penting, ia harus bisa meyakinkan laki-laki itu agar hari ini tidak perlu menemaninya untuk menyelesaikan urusan itu.
Untung saja Raksa menurut. Mungkin saja, laki-laki itu juga punya urusan yang tidak bisa dia tinggalkan, sehingga rencananya pagi ini berjalan dengan sangat mulus. Raksa bahkan tidak ikut sarapan pagi ini. Entah apa yang terjadi dengan laki-laki itu, ia tidak ingin campur tangan lagi. Toh, Anna akan segera kembali. Biarlah gadis itu yang akan menanganinya sendiri.
“Setelah kembali, aku akan membawa hadiah kesukaan Ayah dan Ibu.” Ucap Ananta. Sebelum masuk ke dalam taksi online yang ia pesan, Ananta kembali masuk ke dalam pelukan ibunya. Ia memeluk erat tubuh tua itu. Menghirup dalam-dalam aroma yang setelah ini akan kembali dia rindukan.
“Kamu ini, kayak mau ke mana aja. Nanti kan juga pulang. Sudah sana, kasian pak Supir nya sudah menunggu dari tadi.” Ujar Ibu.
Ananta mengusap sudut matanya yang berair, lalu melepaskan pelukan di tubuh ibunya. Ia akan kembali, tapi sebelum datang lagi ke kota ini untuk menemui ibunya, ia harus menyelesaikan segala persoalan nya terlebih dahulu di ibu kota.
Sebelum kembali menemui Ibu dengan identitas si Bungus, ia harus menyelesaikan semua permasalahan dengan Rendra dan juga Papa. Dua laki-laki yang begitu ia cintai, namun, tidak pernah membalas cintanya. Kali ini ia kembali untuk menyadarkan dua laki-laki itu, jika cinta seorang perempuan juga ada masa habisnya.
Setelah memastikan semuanya selesai, Ananta masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Ayah dan Ibu menuju Bandara. Satu tiket pesawat yang sudah dipesan Anna, sudah ada diponselnya. Ia akan kembali ke Ibu kota. Kali ini, ia tidak akan menjadi gadis pecundang lagi dan bersembunyi di balik gadis lain. Ia akan menyelesaikan semua permasalahn hidupnya, dengan kepala tegak. Kali ini ia akan membuat Melisa, Ibu tiri dan adik tiri nya merasakan apa yang selama ini ia rasakan.