Dokter Amora Agatha Arnold seorang dokter Ahli bedah yang banyak di senangi oleh pasiennya dan sesama teman dokter nya, selain seorang dokter yang hebat Amora juga adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses .
tetapi pada saat ia menemukan pria dambatan hati nya Daddy nya tidak memberikan restu kepada nya
" selama ini Daddy menuruti semua ke inginan mu tetapi yang satu ini maaf Daddy tidak bisa " ucap Shaka menundukkan kepalanya dia tidak bisa melihat putri nya menangis di hadapan nya hanya karena ingin meminta restu dari nya
apakah Shaka akan memberikan restu untuk Amora dan kekasih nya atau justru Shaka tidak akan pernah merestui hubungan putri nya itu
.
.
.
saksikan terus cerita nya jangan sampai ketinggalan 🤗 Like comen dan Vote 🥰🤗 Author nya juga jangan lupa di Follow ya guysss heheheehee 🤭🤭
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demo
Hallo guys jangan lupa berikan dukungannya ya, semoga lolos dua puluh bab terbaik AAMIIN , dan maaf ya guys dua hari ini author gak up 🙏 tapi hari ini author akan usahakan up minimal satu bab dalam sehari, semoga kalian suka dengan cerita nya jangan lupa Like comen dan vote 🤗🤗 jika masih ada typo nya mohon di koreksi ya guys 😁
.
.
ke esokan hari nya saat menjelang makan siang Amora akan makan siang bersama dengan Tenggara seperti nya pria itu sudah selesai dengan tugas nya jadi nya ia menyempatkan diri untuk makan siang bersama dengan kekasih nya.
dan dengan setia Tenggara menjemput kekasih nya di rumah sakit tempat nya bekerja , Amora menyambut kedatangan Tenggara dengan bahagia mereka makan di restoran dekat rumah sakit tempat Amora bekerja karena siang ini Amora tidak banyak waktu ia masih ada jadwal operasi , begitu pun juga dengan Tenggara pria itu masih ada perintah dari atasannya yang harus ia selesaikan
" maaf semalam aku tiba-tiba pergi " ucap Tenggara tidak enak
Amora meneguk jus alpukat nya lalu berkata " gak apa-apa aku juga kemarin malam tiba-tiba ada panggilan mendadak dari rumah sakit "
" apa semalam kamu menonton film itu sampai selesai "
" tidak... dan aku akan melihatnya jika bersama dengan mu " ucap Amora tersenyum
" hhmm... apa kamu yakin mau berpacaran dengan seorang Abdi negara ? " tanya Tenggara karena ia tidak ingin menjalani hubungan ini hanya karena rasa kasihan dari kedua nya
Amora yang baru saja selesai menghabiskan makanan nya itu segera melap mulut dan tangannya lalu menatap serius ke pada Tenggara yang sedang menunggu jawaban dari nya , sebelum menjawab nya Amora menarik nafasnya terlebih dahulu
" sebenar nya aku sedikit tidak yakin, tapi karena itu lah pekerjaan mu maka aku tidak bisa berbuat apa-apa "
" tapi apa kamu tidak masalah ketika kita sedang bersama seperti ini tapi aku langsung meninggalkan mu karena ada nya perintah dari atasan ? "
Amora tidak langsung menjawab nya ia melontarkan pertanyaan yang sama untuk Tenggara " dan apa kamu juga tidak masalah ketika aku tiba-tiba pergi karena ada nya pasien mendadak yang harus segera di tangani ? " Amora mengangkat sebelah alis nya melihat kearah Tenggara
" kalo aku sih gak masalah, karena menurut ku nyawa pasien itu lebih penting dari pada kebersamaan kita " jawab Tenggara
" begitu pun juga dengan ku, keamanan negara lebih penting dari pada kebersamaan kita "
" tapi apa tak masalah ketika aku sedang bertugas dan hanya tinggal namaku yang pulang ? " tanya Tenggara karena beginilah seorang Abdi ia rela gugur di Medan peran demi untuk melindungi negara nya
Amora hanya diam ia sedang berfikir keras " aku tidak bisa menjawab nya "
" kenapa ? " tanya Tenggara bingung
" karena aku ingin kamu pergi dengan keadaan baik-baik saja dan pulang dalam keadaan yang sama "
" tapi aku tidak tau apa kah keberuntungan itu akan terus berpihak kepada ku atau tidak " ucap Tenggara karena mengingat pekerjaan nya yang memang tidak lah main-main
" tapi kamu harus berjanji kepadaku sekarang dan selama nya jika kamu akan terus baik-baik saja dalam menjalankan tugas mu " Amora mengulurkan jari kelingking nya kearah Tenggara
" ayo berjanji kepadaku " ucap nya lagi karena melihat Tenggara yang hanya menatap jari kelingking nya itu dengan diam
dan dengan senyuman nya Tenggara mengaitkan jari kelingking nya dan jari kelingking Amora " apapun itu akan aku lakukan asalkan kamu terus tersenyum seperti ini "
setelah nya mereka pegi dari restoran itu terlebih dahulu Tenggara mengantarkan Amora kembali ke rumah sakit dan setalah nya ia pergi.
Amora melangkah masuk ke dalam gedung rumah sakit itu seketika di kejutkan dengan suara keributan di depan ruangan Direktur
" apa yang terjadi ? " gumam nya seraya mempercepat langkahnya ke arah kerumunan itu
" BERIKAN GAJI KAMI "
" JANGAN HANYA MEMBUTUHKAN TENAGA KAMI TAPI GAJI KAMI DI TAHAN "
" TURUNKAN JABATAN NYA GANTI DIREKTUR "
" JIKA GAJI KAMI TIDAK DI KASI HARI INI KAMI AKAN MERUNTUHKAN RUMAH SAKIT INI "
teriakan demi teriakan dari para dokter dan suster yang sedang demo di depan ruangan pak Vino direktur rumah sakit Peduli kasih
Amora yang melihat dokter Lucky sedang memegang spanduk bertuliskan CAIRKAN GAJI KAMI, KAMI JUGA BUTUH MAKAN , itu menghampiri nya
" kenapa kalian melakukan ini " tanya Amora sedikit berteriak karena suara teriakan dari para dokter dan suster itu sangat lah berisik
" pak Vino menahan gaji kami, dan hal ini sering terjadi, kami gak Terima jadi nya kami demo, gaji itu hak kami yang sudah bekerja dengan sangat keras bukan hak nya dia yang seenak nya menahan nya " jelas dokter Lucky dengan wajah yang memerah karena menahan marah
Amora seketika teringat dengan ucapan dokter Dito beberapa hari lalu, dan ini sudah satu bulan lebih Amora bekerja di rumah sakit ini tetapi belum mendapatkan gaji sepersen pun , ia juga tidak terimakasih dengan semua ini dan dengan nekad nya ia menarik tangan Dokter Lucky ke hadapan semua para dokter dan suster yang sedang berdemo itu
" MOHON PERHATIAN NYA SEMUA " teriak Amora berusaha menenangkan semua orang
dan seketika semua nya diam ia melihat kearah dokter hebat nan cantik yang baru saja bekerja di rumah sakit ini bersama dengan mereka
" KALIAN BISA BUBAR DAN SAYA YANG AKAN BERBICARA DENGAN PAK VINO " Amora ingin membubarkan mereka dan berniat ingin berbicara langsung dengan direktur rumah sakit ini
" PERCUMA DOKTER PAK VINO TIDAK INGIN BERTEMU DENGAN ANDA, DIA HANYA TAU BERSEMBUNYI DI DALAM RUANGANNYA SEPERTI PENGECUT MENUNGGU KITA SEMUA BUBAR " teriak salah satu perawat laki-laki
" BETUL " teriak semua nya membenarkan
" SAYA BERJANJI KEPADA KALIAN SAYA AKAN BERBICARA KEPADA PAK VINO DAN HARI INI JUGA GAJI KALIAN AKAN CAIR, SAYA DOKTER AGATHA BERJANJI KEPADA KALIAN SEMUA " Amora kembali berusaha menyakinkan semua nya
dokter Lucky menatap penuh ragu kepada rekan kerja nya itu, karena salama ia bekerja di rumah sakit ini pak Vino tidak pernah ingin mau mendengar kan penjelasan dari mereka pria paru baya itu hanya memilih tutup telinga saja dan mementingkan diri nya sendiri.
semua nya diam dan saling tatap satu sama lain dan setelah nya mereka bubar mempercayakan semua nya kepada dokter Agatha .
setalah semua nya pergi dokter Lucky menatap kearah Amora " apa dokter yakin, mau berbicara langsung dengan pak Vino ? tapi seperti nya percuma tua bangka itu tidak akan mau berbicara dengan dokter " ucap dokter Lucky
Amora hanya berdiri dengan santai seraya memasukkan kedua tangannya di saku jas dokter nya
" panggil dokter Dito, dan dokter Widya kita harus adakan rapat hari ini bersama dengan pak Vino " ucap Amora
" apa dokter yakin pak Vino akan datang ke ruang rapat dan mau menemu ih kami semua " tanya dokter Lucky yang masih sangat ragu
" lakukan saja dokter dalam dua puluh menit semua nya harus siap " ucap Amora melangkah dengan santai meninggalkan dokter Lucky yang masih berdiri dengan bingung di depan ruangan direktur
.
.
.