Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai rencana
"Tidak! Kevin tidak boleh menikah dengan Ana Pa. Aku gak setuju." Ucap Elen.
"Mau bagaimana lagi sayang, Ana memang harus menikah dengan Kevin sesuai kesepakatan kuta dari awal. Bukannya kamu dan Kevin masih isa berhubungan di belakang Ana." Jawab Hendra.
"Tapi Pa, aku gak setuju kalau mereka menikah secepat ini." Ucap Elen lirih.
"Sabar sayang ini demi masa depan kamu! Jadi kamu harus bisa menerima semua ini." Jawab Hendra.
Elen langsung pergi ke kamarnya dia membanting pintu kamar dan berteriak histeris. Elen membanting barang-barang yang ada di meja rias.
"Gak, ini gak boleh terjadi! Aku harus bicara sama Kevin. Benar aku harus bicara sama Kevin dan membatalkan acar pernikahan itu mumpung Ana masih belum di temukan." Gumam Elen.
Elen bergegas keluar dari kamarnya meninggalkan semua kekacauan. Elen mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, Elen segera sampai di kantor Kevin dan mendengar langsung penjelasan dari Kevin.
Sedangkan Ana dia berjalan-jalan di sekitar kantor Kevin untuk memulai rencananya, Namun dia kesulitan untuk masuk ke dalam kantor Kevin karena dia tidak memiliki akses untuk masuk. Dengan penampilan Ana seperti ini pasti karyawan Kevin tidak akan memperbolehkan untuk masuk.
Ana duduk di depan kantor Kevin sambil menunggu orang yang bisa dia manfaatkan. Tak lama Ana melihat mobil Elen melintas di depannya, Ana bergegas mendekat ke arah mobil Elen dengan berpura-pura menabraknya.
Bugh
Elen terjatuh karena di tabrak oleh Ana dan tas yang di pegang Elen juga terjatuh. Hal itu Ana manfaatkan untuk meletakkan CCTV mini yang baru dia beli. Ana ingin melihat apa benar CCTV yang dia beli kemarin bisa menangkap gambar dan suara yang jelas.
"Maaf Kak saya tidak sengaja." Ucap Ana ketakutan.
"Lain kali kalau jalan pakai mata dong! Lihat gara-gara kamu saya jadi kotor." Bentak Elen.
"Maaf kak, saya buru-buru tadi gak lihat kalau ada kakak." Jawab Ana gugup.
"Kamu karyawan sini?" Tanya Elen sambil menilai penampilan Ana dari atas sampai bawah.
"I.... Ia kak, saya pegawai baru." Jawab Ana.
"Awas kamu akan aku adukan sama kekasihku biar kamu di pecat." Ancam Elen.
Setelah itu Elen pergi dan masuk ke dalam perusahaan Kevin dengan raut wajah kesal. Sedangkan Ana menyeringai karena berhasil memasang CCTV di tas yang di gunakan Elen.
Ana pergi dari sana dan langsung kembali ke kontrakannya untuk memantau hasil buruannya. Ana sudah tidak sabar dengan hasil buruannya, apa ada kabar terbaru atau kabar yang cukup mengejutkan.
Sedangkan Elen tak henti-hentinya mengomel karena tadi di tabrak oleh perempuan udik dan culun. Elen merasa perempuan itu membawa kuman yang harus dia basmi. Tanpa mengetuk pintu Elen langsung masuk ke dalam ruang kerja Kevin membuat Kevin terkejut dengan kedatangan Elen tiba-tiba.
"Vin!" Panggil Elen.
"Ada apa? Kenapa kamu datang ke kantor elen? Apa kamu mau Papa lihat kamu datang ke sini dan nanti dia tambah tidak menyukai kamu?" Tanya Kevin.
"Sudah jangan bahas itu dulu! Aku cuman mau tanya sama kamu Vin. Apa benar kalau Ana sudah ketemu kamu akan langsung menikahinya?" Tanya Elen dengen mata berkaca-kaca.
"Ia Papa mau secepatnya karena sekarang ada tender besar yang sedang Papa incar. Kalau Ana ketemu Papa akan meminta dia untuk mengerjakan proposal itu." Jawab Kevin santai.
"Tapi tidak dengan menikahi langsung Vin! kalian kam bisa menekan Ana dengan alasan apapun." Kesal Elen.
"Sudahlah Elen kamu tidak akan mengerti! Tender kali ini benar-benar sangat penting dan ini bisa membawa puncak kejayaan bagi perusahan aku. Apalagi perusahaan Knight Corporation sekarang lagi mencari mitra untuk menembus pasar internasional. Papa ingin perusahan ini mengajukan proposal tentang desain perhiasan ke perusahaan Knight Corporation dan juga beberapa desai perhiasan yang bagus. Kamu tahu sendiri bagaimana hasil desain Ana, apalagi desainer terbaik yang kami miliki tidak bisa meniru hasil desainnya Ana." Jelas Kevin.
"Aku bisa mendesain Vin! Kenapa kamu tidak pakai hasil desain aku." Tawar Elen.
"Tidak bisa! hasil desain kamu sangat buruk dan masih bagus hasil desain milik desainer perusahaan kami. Jangan aneh-aneh Elen kamu tidak mau mempermalukan dirimu sendiri kan?" Tanya Kevin menatap tajam ke arah Elen.
Elen yang mendengar ucapan Kevin mengepalkan tangannya kuat. Dia tidak terima kalau hasil desainnya di bilang jelek, padahal apa yang di bilang Kevin memang benar adanya.
"Baiklah kalau kamu tidak mau. Tapi, aku tidak ingin kamu menikah secepat itu dengan Ana." Jawab Elen lirih.
"Kamu terlalu khawatir Elen. Padahal kamu tahu sendiri kami semua sedang mencari keberadaan Ana." Ucap Kevin kesal.
"Ia aki tahu tapi nanti kalau misal anak buah kamu atau Papa sudah menemukan dia otomatis kamu akan langsung menikahi nya." Jawab Elen.
"Sudah kamu jangan bahas itu lagi! Aku sedang lagi pusing karena banyak kerjaan." Ucap Kevin.
Elen langsung bangun dari duduknya dan berjalan ke meja kerja Kevin. Elen tidak sungkan duduk di pangkuan Kevin, sedangkan Kevin menerima dengan tangan terbuka. Kevin tidak bisa menolak setiap sentuhan yang Elen berikan karena menurut Kevin itu adalah candu bagi dirinya. Apalagi Elen tahu cara memuaskan Kevin.
Keduanya asik berciuman tanpa mereka sadari semua yang mereka lakukan sedang di pantau. Ana yang sedang melihat di laptopnya menyeringai karena sudah mendapatkan jackpot yang bagus. Ana bisa menggunakan vidio ini untuk di sebar.
Sedangkan di ruangan Kevin, keduanya masih berciuman dengan penuh nafsu. Kevin yang sadar karena masih di kantor menghentikan ciuman panas mereka.
"Jangan di sini." Tahan Kevin.
Ele yang mengerti maksud ucapan Kevin segera bangun dari pangkuan Kevin dan berjalan ke arah sofa mengambil tasnya.
"Kita ke hotel saja! Sudah kama aku tidak di puaskan sama kamu." Goda Kevin.
Keduanya keluar dari ruang kerja Kevin tak lupa Kevin menghampiri meja sekertaris.
"Kalau ada yang mencari saya bilang saja sedang ada urusan di luar." Ucap Kevin Tegas.
"Baik Tuan." Jawab sekertaris Kevin.
Elen menggandeng tangan Kevin saat turun dari lift, banyak pasang mata mengawasi mereka. Sebagian ada yang membicarakan Elen yang tidak tahu malu bermesraan dengan Kevin.
****
Sedangkan di rumah Revan terjadi perdebatan antara Revan dan kakaknya yang membahas masalah kencan buta yang sudah Edward siap untuk Revan.
"Pokoknya, aku tidak mau tahu! Hari ini kamu harus bertemu dengan Giselle. Dan jangan berfikir untuk menghindar lagi seperti kemarin-kemarin nya." Tegas Edward.
Revan yang mendengar sang kakak mengomel memilih menutup telinganya dan tidak menghiraukan sang kakak. Revan memutar bola matanya malas. Karana bagi Revan omelan Edward seperti suara lebah di telinganya.
penyampaian kata" sangat baik...
Konflik permasalahan nya tidak terlalu bertele" pas alurnya ceritanya tapi tidak buat bosan untuk dibaca....
Semoga sukses kakk othor❤️