Pembalasan Mantan Istri

"Tapi...,"

"Apa karena kamu baru bercerai, kalau begitu kita akan menikah setelah kamu siap. Tapi, untuk sekarang kita hanya meresmikan hubungan kita saja, anggap saja jika sekarang aku sedang melamarmu," ucap Elard lalu membuka sebuah kotak beludru merah.

Didalam kotak tersebut, terdapat sebuah cincin yang begitu sederhana, namun memancarkan kemewahan. "Bagaimana? kamu mau menerimaku?" tanya Elard.

"Huh, aku tidak yakin, tapi aku akan mencobanya," ucap Olivia.

Elard pun tersenyum dan mengambil cicin itu, lalu memasangkannya pada jari Olivia. "Cantik," ucap Elard.

"Siapa?" tanya Olivia.

"Kamu," jawab Elard lalu menarik Olivia mendekatinya dan mengecup kening Olivia.

Olivia yang merasakan kelembutan seorang Elard pun menjadi gugup, bahkan ketika menjalin hubungan dengan Albert dulu, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini.

Beberapa saat kemudian, Elard dan Olivia sampai di rumah Olivia. "A-aku keluar dulu," ucap Olivia.

"Boleh aku masuk?" tanya Elard.

"Ehm, i-itu. Mungkin gak sekarang, aku harus bilang ke orangtuaku dulu soal hubungan kita," ucap Olivia yang tiba-tiba saja merasa bersalah.

"Tidak masalah, aku siap menunggu," ucap Elard lalu mengambil ponsel yang ada di tangan Olivia.

"Ada apa?" tanya Olivia.

Elard tidak menjawab, ia mengetik sesuatu di ponsel Olivia hingga beberapa saat kemudian terdengar dering ponsel milik Elard.

"Ini nomorku, nanti aku hubungi lagi ya," ucap Elard.

Olivia pun menganggukkan kepalanya dan setelah itu ia keluar dari mobil milik sang kekasih, Olivia masuk kedalam rumahnya karena melihat Elard yang tidak pergi.

Setelah Olivia masuk, barulah mobil mewah Elard meninggalkan kediaman Olivia. Dengan hati berdebar, Olivia pergi ke kamarnya, begitu Olivia sampai didalam kamar, ia merebahkan tubuhnya di kasur empuknya laku memandangi nomor Elard yang tersimpan di ponselnya.

Elard menamai nomornya dengan "Elard" tidak ada embel-embel lain, padahal tidak ada yang romantis tapi jantung Olivia merasa berdebar hebat.

"Apa sih Olivia, kok kamu gak jelas gini. Tapi, masa iya Elard beneran suka sama aku? kayak gak mungkin aja gitu, aku yang modelannya kayak gini bisa naklukin seorang Elard. Apa Elard punya niat lain buat deketin aku, aku gak bisa bedain Elard tulus atau gak, dari karakternya harusnya gak mungkin Elard bisa suka sama aku," gumam Olivia.

.

Pagi harinya, Olivia sudah berada di kantor. Ia berangkat lebih awal karena ada beberapa hal yang harus ia lakukan, sebenarnya ia bisa memerintahkan bawahannya untuk mengurusnya, namun Olivia ingin berkontribusi dalam proyek kali ini.

"Bu Olivia," panggil Prilly.

"Ada apa?" tanya Olivia.

"Untuk diamond star sudah mulai diluncurkan dan mendapat banyak perhatian dari masyarakat, bahkan pre-order nya sudah melebihi stok dan kami harus menghentikannya," ucap Prilly.

"Bagaimana bisa? ini masih pagi. Kita baru satu jam yang lalu meluncurkannya, tapi stok sudah habis," tanya Olivia yang tidak percaya dengan yang terjadi saat ini.

"Semua ini karena foto Bu Olivia dengan Tuan Elard, banyak orang yang suka dan banyak yang memesan berlian yang Bu Olivia dan Tuan Elard gunakan," ucap Prilly.

"Apa hubungannya?" tanya Olivia yang masih belum mengerti.

"Bu Olivia dapat melihat komentar di sosial perusahaan, dimana banyak yang memuji foto Bu Olivia dan Tuan Elard. Karena stok terbatas dan sekarang stok habis, apa kita perlu menyediakan lagi, Bu?" tanya Prilly.

"Kita tidak bisa menambah seenaknya begitu, bagaimanapun stok yang ada sekarang sudah disepakati oleh Aditama grup dan juga Evandra grup, nanti saya kan mendiskusikan ini dengan presdir, tapi untuk saat ini kita layani yang sudah membeli saja," ucap Olivia.

"Baik, Bu," jawab Prilly lalu keluar dari ruangan Olivia.

Setelah kepergian Prilly, Olivia pun mengambil ponselnya dan membuka sosial media dan melihat komentar pada foto dirinya dan juga Elard.

Seperti yang dikatakan Prilly, komentar pada foto tersebut begitu memuji Olivia dan Elard, banyak yang berkomentar jika keduanya begitu serasi bahkan ada yang berkomentar jika Elard jauh lebih baik daripada Albert dari sisi manapun, Olivia tidak melihat adanya hujatan tentang foto tersebut dan hal itu membuatnya merasa lega.

"Huh, untung gak ada hujat kedekatanku sama Elard, kalau seandainya mereka tau aku punya hubungan sama dia, gimana ya tanggapan mereka," gumam Olivia yang tersenyum membayangkannya.

Olivia kembali sadar, lalu keluar dari ruangannya dan masuk ke ruangan Papa Adrian. "Pa," panggil Olivia.

"Selamat karena diamond star yang terjual habis, padahal ini masih dalam tahap pre-order," ucap Papa Adrian.

"Semua ini juga karena Papa," ucap Olivia.

"Ada apa kamu mau ketemu Papa?" tanya Olivia.

"Jadi, begini Pa. Untuk pesanan kali ini sudah melebihi stok, tapi karena memang perusahaan hanya memiliki stok yang terbatas jadi banyak yang gak kebagian bahkan Prilly mengatakan banyak permintaan untuk menambah stok, menurut Papa bagaimana? Olivia gak bisa putuskan sendiri, Oliv harus mendiskusikannya dengan Papa," ucap Olivia.

"Kalau permintaan untuk menambah stok harus dilakukan, maka kita harus menambah stok, tapi produk ini kita bekerjasama dengan Evandra grup, tidak mungkin juga kita langsung menambah produk tanpa harus mendiskusikannya pada Evandra grup," ucap Papa Adrian.

"Lalu bagaimana, Pa?" tanya Olivia.

"Begini saja, setelah ini kamu pergi ke Evandra grup dan mendiskusikannya dengan Tuan Elard," ucap Papa Adrian.

"Papa gak ikut?" tanya Olivia.

"Papa harus pergi ke William grup," ucap Papa Adrian.

"Untuk apa Papa kesana?" tanya Olivia.

"Papa ingin mengajukan kerjasama dengan William grup, karena Aditama grup sudah bekerjasama dengan Evandra grup, jadi Papa rasa ini adalah kesempatan untuk bekerjasama dengan perusahaan lain. Papa tetap memprioritaskan Evandra grup, tapi bukannya lebih bagus jika Aditama grup juga menjalin kerjasama dengan perusahaan lain," ucap Papa Adrian.

"Papa benar, tapi William grup itu salah satu perusahaan yang sulit buat didekati," ucap Olivia.

"Lebih susah mana dengan Evandra grup, Oliv dengerin Papa, sekarang semua perusahaan tau kalau Aditama grup bekerjasama dengan Evandra grup, bukanlah seharusnya nama Evandra grup bisa menaikkan kasta Aditama grup," ucap Papa Adrian.

"Huh, kalau nanti ada apa-apa. Papa jangan lupa kabarin Olivia," ucap Olivia.

"Iya, Papa janji," jawab Papa Adrian.

"Oh iya, Papa sudah lihat foto kamu dan Tuan Elard, kalian tampak serasi. Jadi menurut Papa wajar saja banyak yang pesan berlian itu," ucap Papa Adrian.

"Menurut Papa, Tuan Elard itu bagaimana?" tanya Olivia tiba-tiba.

"Maksudnya?" tanya Papa Adrian.

"Maksud Oliv itu Tuan Elard baik atau jahat menurut Papa?" tanya Olivia.

"Untuk apa kamu tanyakan itu?" tanya Papa Adrian.

"Ya gapapa, Pa. Oliv cuma pengen tau aja," ucap Olivia.

.

.

.

Bersambung.....