"Untukmu, seluruh waktuku. Dariku untuk menantimu"
____________________________
Yumi tak pernah mengira dirinya akan menjalin kasih dengan lelaki yang bahkan tak dikenalnya. Lelaki aneh, yang seakan tau segalanya tentang dia.
Berulang kali Yumi berusaha kabur, menjauh, bertindak tak semestinya agar lelaki itu merasa ilfeel dan meminta putus, tapi justru lelaki itu semakin melabelinya sebagai miliknya!
Aneh. Hampir tak masuk logika.
Apa alasan dibalik hubungan yang terbentuk dengan cara ekstrim ini?
Dan akankah Yumi berhasil membuat lelaki itu pergi?
Atau akankah dirinya terjebak selamanya dihubungan yang tak nyaman bersama lelaki asing itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Human!
...• Bab 18 •...
...»»——⍟——««...
..."Jangankan manusia, warna saja berubah jika bertemu warna lainya"...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...
"Lid, boleh gue tinggal sekarang? Gue kayanya harus dateng temuin dia"
Lidya tersenyum lebar, tak nampak sedikitpun kekecewaan darinya, "Buruan. Keburu selesai acaranya"
Yumi tersikap, ia mencium pipi sahabat nya itu singkat. Gadis itu nyengir merasakan hati ringan yang melegakan. Ia bangkit dari duduknya, dan tersenyum hangat.
"Maaf semua, tapi sebenarnya gue ada janji lain sebelum ini. Jadi gue harus pulang duluan ya~ sampai ketemu lain waktu"
"Perlu gue anter ga, Mi?"
"Gak usah kak Math, gue mah ngojol aja biar satset" kedip Yumi pada Mathias, gadis itu berjalan penuh semangat menjauhi mereka.
Yumi segera memesan ojek online dengan cekatan, jam terus berjalan. Ia menggigit jarinya kegelisahan.
Apa dia terlalu terlambat? Tapi tak ada salahnya kan mencoba, meski sudah jauh dari jam yang direncanakan. Kalaupun sudah berakhir, Yumi bisa apa. Dia sudah berusaha semampunya bisa ada untuk semua orang.
Setelah menunggu 10 menit akhirnya Yumi mendapat ojek online yang mengantarnya ke lokasi kafe, untunglah hanya butuh 20 menit untuk dirinya sampai di Muara Kafe tempat Maga merayakan ulang tahun nya.
Begitu membayar driver ojek online, Yumi melihat kembali jam diponselnya, sudah jam 10.00 tepat. Sebenarnya gadis itu pesimis. Ia mendongak menatap kafe dua lantai yang masih terang, namun tak begitu ramai.
Yumi menggigit bibir bawahnya, langkah ragu untuk bergerak kedalam. Tapi dengan satu tarikan napas ia melangkahkan dirinya masuk kedalam kafe.
Yumi memicingkan matanya dan menelusur ke seluruh kafe untuk mencari kumpulan orang-orang yang sedang merayakan pesta ulang tahun.
Dilantai satu Nihil. Hanya ada segelintir pemuda yang pasti tidak dikenalinya. Yumi menaiki tangga lantai dua, yang menjadi tempat outdoor kafe ini, dengan langkah cepat. Ia kembali memicingkan mata dan menelusuri tempat luas itu. Lagi-lagi tak ada gerombolan ramai yang terlihat sedang merayakan ulang tahun.
Dia sudah terlambat sepertinya.
Baru saja Yumi mau membalikkan badan, netranya menangkap sesuatu objek tak asing dipandangnya. Sosok berpakaian serba hitam yang sedang menyadarkan tubuhnya dikursi dengan kepala mendongak keatas, tangan sibuk memegang batangan kecil mengeluarkan asap. Terduduk sendirian di pojok Kafe.
Yumi mendecih, perlahan ia mendekat ke arah lelaki itu.
"Katanya mau berhenti" ujarnya begitu sampai tepat dihadapannya.
Lelaki itu menampakan wajah terkejutnya, tetapi sesaat kemudian dia mendesah berat, Maga menghisap dalam sekali putung rokok itu dan mematikan rokoknya kedalam asbak.
"Kenapa lo kesini?" tanyanya dengan nada dingin
"Lo yang minta gue dateng kan"
"Telat. Acara udah selesai"
"Sejak kapan?"
Maga kembali menyenderkan tubuh nya ke kursi, "Sejam yang lalu"
Yumi melangkah pelan, terduduk disamping tempat lelaki itu duduk "Terus, kenapa lo masih disini?"
Lelaki itu menunduk dalam, "Entahlah, badan gue gak mau diajak pergi"
Yumi menatap lekat wajah Maga yang nampak lesu, ini harusnya hari bahagianya, tapi lelaki itu terlihat sama sekali tak bersemangat, "Maaf... telat dateng"
Lelaki itu terdiam. Kepalanya masih tertunduk entah memikirkan apa. Yumi menghela napas pelan, ia merogoh saku hodienya. Mengambil sesuatu yang entah mengapa tanpa kesadarannya ia membawa barang ini. Mungkin karena sejak awal keinginan untuk menemui nya sudah ada bersembunyi
Yumi meraih tangan Maga, membuka telapak lelaki itu dan meletakkan barang kecil yang diambilnya dari kantung hodie.
Maga mengangkat kepalanya, melihat sesuatu yang ada ditelapak tangannya. Kemudian beralih menatap Yumi yang memandangnya dengan senyum manis
"Jimat buat lo" ujar Yumi riang.
Dermaga tertegun menatap benda pemberian Yumi. Sebuah gelang tali berwarna hitam dengan manik bintang kecil warna putih ditengah nya.
Sudut bibir Maga sedikit terangkat membentuk bulan sabit tipis, "Jimat lagi.. "
"Ha.. ?"
"Makasi banyak" ujar lembut Dermaga.
"Ah~ bukan apa-apa, itu juga gue buat sendiri jadi kalo agak kusut maklumin ya"
"Pakein dong"
"Pake sendiri kan bisa"
"Gak bisa. Makanya pakein"
Yumi mendecih, baru saja ia mau mengambil alih gelang yang ada digenggaman Maga, sebuah suara muncul menghentikan pergerakannya.
"Hei~Hei~ Ada siapa ini??"
Yumi menoleh, dihadapan mereka sudah berdiri tiga laki-laki tak dikenali nya tapi terlihat seusia mereka, ketiganya memandang Maga dan Yumi dengan seringai.
"Pacar lo, Ga? Lo pacaran sama bocil?"
Dermaga berdiri, pandangannya tak lepas dari sosok yang tadi terus bicara.
"Ayo, Mi..kita pulang aja"
Lelaki itu tertawa sinis, "Hai adik kecil, siapa namanya? kamu umur berapa, masih manis imut banget sih"
"Adik kecil mata lu katarak! Gue udah dewasa ya!"
"Oh.. iya kah? Keliatan masih anak SMP tuh, pake hodie bocah lagi"
"Gue udah duapuluh tahun asal lo tau, gue bahkan udah bisa bebas nonton bok----hmph! "
Maga segera membekap mulut frontal kekasihnya ini. Ia mendesah berat, anak ini terlewat polos. Sungguh polos untuk berada di kumpulan lelaki beringas seperti ini.
Lelaki asing itu ternganga, ia menutup mulutnya dengan tangan dan bertepuk tangan layaknya melihat sesuatu yang menakjubkan.
"Waw! Dermaga? Lo udah berubah ya? Sekarang lo berani nyentuh manusia? Lo gak takut kutukan lo nyebar ke dia?"
Yumi mengernyitkan keningnya. Apa maksud omongan lelaki ini? Dari tadi Yumi rasa bicaranya tak ada yang waras.
"Ayo pulang" ajak Maga untuk kedua kalinya, kini ia menggenggam pergelangan tangan Yumi. Baru dua langkah lelaki itu kembali berucap.
"Adik kecil, apa lo percaya kutukan?"
Tubuh Yumi tersentak. Ia menoleh kembali ke arah lelaki asing itu, "Kutukan?"
"Gue cuma mau ingetin, buat hati-hati sama pacar lo sendiri. Nanti umur lo gak panjang loh"
Yumi mendelik, ia menaikan kedua tangan nya dipinggang, "Apa-apan maksud lo nyumpahin gue cepet mati?! Kenal juga enggak!"
"Lo belum tau? Tiap orang yang banyak sentuhan sama pacar lo itu. Pasti bakal cepet mati! Jadi, hati-hati aja. Gue cuma kasi peringatan biar lo selamat, ya adik kecil"
Yumi tak berhenti menautkan alis. Siapa orang ini? Seakan dia begitu mengenal Maga. Dan kenapa Maga diam saja tanpa membalas apapun perkataan buruk tentangnya, lelaki itu hanya tertunduk diam dan pasrah.
"Lo.. siapa nama lo?"
"Gue? Ah~ kenalin gue Alan"
"Ya lo, Alan.. lo mau tau sesuatu?"
Yumi menjeda ucapannya, ia tersenyum kecil dan menunjuk tajam keadah Alan dengan keyakinan penuh.
"Lo itu really bad bad bad roman!"
"Human, Mi"
Gadis itu mendesah. Otaknya salah lagi. Ia melirik sinis Maga yang mengkoreksi nya. Dia ini, bisa mengkoreksi Yumi tapi kenapa tak bisa membalas omongan aneh Alan padanya sih.
"Lo itu really bad bad bad human! Dan....orang kaya lo ini lah kutukan sebenarnya!"
...• TBC •...
...。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆...