Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26 : cemburu ya
Naren langsung menatap Ayuna dengan mata memicing sedangkan Ayuna balik menatap suami nya dengan tatapan bingung sebab di tatap seperti itu oleh Naren.
" Akang kenapa ngeliatin Una kaya gitu ?" Tanya Ayuna dengan wajah polos membuat Naren mendengus sebal, langsung saja Naren matikan tv yang sedang menayangkan film kartun kesukaannya dan beralih menatap wajah Ayuna dengan tatapan yang sulit Ayuna mengerti.
" Lu beneran di lamar sama tukang cabe tadi di pasar ?" bukan nya menjawab Naren malah balik bertanya pada istrinya, sedangkan Ayuna langsung menggeleng namun tak lama mengangguk juga membuat Naren bingung seketika.
" Ga tau, cuma bercanda aja kali si ibu nya !" sahut Ayuna dengan nada biasa saja tanpa sadar sudah membuat singa jantan bangun.
" Terus tukang daging ?" Tanya Naren lagi masih dengan nada jutek bin ketus dengan alis yang menukik tajam.
" Ya sama kang, bercanda doang !" Sahut Ayuna namun Naren tidak percaya begitu saja, lelaki itu langsung beranjak dan segera menyusul sang bunda yang berada di dapur, meninggalkan Ayuna sendiri di ruang keluarga yang kini malah terbengong melihat kelakuan suaminya, namun Ayuna tidak peduli dan langsung menyusul sang suami.
" Beneran Ayuna di lamar sama tukang cabai Bun ?" Tanya Naren membuat Ayuna menghentikan langkah nya dan menatap bingung ke arah sang suami, kenapa Naren harus sepenasaran itu sampai harus menyusul bunda Farah ke dapur hanya untuk bertanya saja.
" Iya lah ngapain bunda bohong, kalo ga percaya tanya aja sama mbok nah, iya kan mbok !" Sahut bunda Farah yang kini sibuk menyusun sayuran ke dalam kulkas. Lalu menatap mbok nah dan langsung di jawab dengan anggukan kepala oleh wanita paruh baya itu.
" Iya bener den, mbok aja sampe kaget non Ayuna banyak yang naksir, wajar sih tapi orang non Ayuna cantik kaya gitu !" Sahut mbok nah tanpa sadar membuat wajah Naren semakin memerah sebab menahan kesal mendengar jawaban itu.
" Lagian ngapain bunda pake segala ngajak istri aku ke pasar sih ?" Tanya Naren lagi dengan nada yang sedikit...frustasi.
" Loh kan bunda udah bilang sama kamu semalam dan kamu juga udah kasih izin, lagian Ayuna juga mau kok ikut bunda ke pasar !" ujar bunda Farah dengan santai.
" Kenapa, kamu cemburu istri kamu ada yang ngelamar ?" Tanya bunda Farah dengan nada meledek membuat Naren langsung gelagapan seketika.
" Nga-ngapain aku cemburu, orang aku cuma nanya aja karna penasaran !" Ujar Naren dengan nada tergagap dan langsung kabur meninggalkan sang bunda yang sudah terkikik dan ayuna yang nampak terbengong.
" dasar, cemburu aja masih ga ngaku, dasar anak nya ayh Bagas gengsian !" gumam bunda Farah dalam hati dan kembali melanjutkan aktivitasnya menyusun sayuran.
" Susul suami kamu gih sayang, ngambek deh itu kayanya anak bunda !" ucap bunda Farah begitu melihat Ayuna yang masih berdiam diri di sana, mendengar ucapan sang mertua Ayuna pun segera menyusul Naren yang kini sudah berada di dalam kamar, walaupun sebenar nya Ayuna masih tidak mengerti kenapa bunda Farah berkata jika sang suami sedang ngambek...
Begitu membuka pintu kamar terlihat Naren yang sedang merebahkan dirinya di atas kasur dengan posisi tengkurap.
" Akang kenapa, kata bunda akang ngambek ?" Tanya Ayuna membuat Naren langsung mengganti posisi rebahan nya menjadi duduk.
" Siapa yang ngambek, jangan dengerin omongan bunda, bercanda doang itu !" Sahut Naren tanpa mau menatap mata Ayuna dan malah mengeratkan matanya melihat sekeliling kamar, salah tingkah rupanya dia...
" Beneran ?" Tanya Ayuna lagi masih tidak percaya, pasalnya tingkah Narendra memang agak aneh sejak dirinya pulang dari pasar tadi.
" Iya elah, bawel bener lu !" Sahut Naren jengah yang akhirnya membuat Ayuna terdiam.
" Akang udah sarapan belum ?" Tanya Ayuna yang baru teringat jika tadi sang suami belum bangun ketika mereka sarapan.
" Belum !" jawab Naren singkat membuat Ayuna menghela nafas nya.
" Kenapa belum, kan udah Una pisahin nasi goreng nya di meja makan ?" Tanya Ayuna lagi yang kini sudah duduk dengan sebelah Naren dengan jarak sekitar 3 jengkal.
" Ga tau kalo ada nasi goreng, lagian tadi belum laper !" Sahut Naren memberi alasan, padahal sebenarnya ia hanya ingin menunggu Ayuna.
" Ya udah ayo makan, biar Una temenin !" Ujar ayuna langsung bangun dari duduknya, namun lengan nya malah di tarik oleh Narendra membuat Ayuna terjatuh dan menimpa badan sang suami, sebab Ayuna tadi terkejut dan tidak bisa menjaga keseimbangan tubunya, alhasil sekarang posisi mereka adalah Ayuna berada di atas tubuh Naren dengan bibir yang hampir saja bersentuhan.
Naren juga merasa terkejut dengan tindakannya, padahal niatnya tadi hanya untuk menghentikan langkah sang istri, tidak tau jika tarikan nya akan sekuat itu sehingga membuat tubuh Ayuna lunglai menimpa tubuhnya.
" Shittt... kenapa yang bawah ikutan kaget sih, jadi bangun kan hadeuhh !' batin Naren begitu merasakan adik kecil nya yang toeng-toeng tepat di paha Ayuna.
" I-itu apa yang bergerak-gerak kang ?" Tanya Ayuna dengan wajah polos tanpa berniat bangun dari posisinya sekarang.
Mendengar pertanyaan sang istri sontak saja membuat wajah Narendra langsung memerah karna malu.
" Lu mending bangun deh, berasa enteng banget lu nimpa badan gua !" sentak Naren tanpa sadar sebab merasa terlalu malu untuk menjawab pertanyaan istrinya, mendengar nada kesal dari sang suami akhirnya membuat Ayuna buru-buru bangun dari atas tubuh Narendra.
" M-maaf kang Una ga sengaja, lagian akang kenapa narik tangan Una coba ?" Sahut Ayuna merasa bersalah sekaligus tidak terima di salahkan, namanya juga cewe ya, dia salah aja ga mau di salahkan apalagi dia benar...
Naren tidak menjawab dan langsung menarik selimut untuk menutupi adik kecilnya yang masih toeng-toeng.
" Mending lu bantu bunda sana, nanti gua bisa sarapan sendiri !" Ujar Naren mengusir Ayuna, sebab dirinya harus buru-buru meniduri kembali adik kecilnya, kalau tidak bisa berabe nanti.
Akhirnya Ayuna pun menurut dan langsung keluar dari dalam kamar untuk membantu bunda Farah, ia juga merasa tidak enak sebenarnya tadi saat menyusul sang suami ke kamar, namun apa boleh buat karna itu juga perintah dari bunda Farah.
setelah Ayuna keluar dari kamar, Naren langsung menghela nafas lega, tatapan nya langsung beralih melihat gundukan di balik celana nya, nampak menggembung namun bukan balon.
" Lu kenapa harus bangun coba, lenjeh banget lu baru ketoel dikit aja langsung baper !" omel Naren pada adik kecil nya, dan langsung beranjak menuju kamar mandi sebab adik kecil nya harus bertemu dengan Tante lux.
" Huuhhhff !' Akhirnya Naren bisa bernafas lega setelah berhasil menina bobo kan kembali adiknya kecilnya, walaupun sekarang tangan nya berasa pegal namun Naren cukup lega.
Naren langsung keluar dari kamar untuk sarapan yang terlambat, sebelumnya ia sudah mengganti baju lebih dulu tadi dengan kaos oblong bewarna hitam dan juga celana pendek.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Terima kasih thor untuk cerita nya
tapi bener juga kata Naren udah niat berbagi jadi harus ikhlas...
Niatnya Naren dan Ayuna kan memang bersedekah