Bima Satriya mati konyol, tapi terbangun di tubuh Dante Romano, bos mafia paling kejam di Sisilia. Saat semua orang menunggu perintah pembantaian darinya, sebuah suara asing bergema:
“Misi pertamamu: Jadilah orang baik, atau mati selamanya.”
Bisakah jiwa polos Bima mengubah dunia penuh darah menjadi jalan penebusan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bayangan pengkhianat
Malam kedua di Pelabuhan Romano datang tanpa belas kasihan. Angin laut berhembus kencang, membawa aroma mesiu, darah, dan minyak terbakar. Gelombang pasukan Vittorio kembali datang, kali ini lebih terorganisir, lebih brutal.
Dari menara kendali, radar menunjukkan tidak hanya kapal cepat, tetapi juga dua kapal kargo besar yang bergerak pelan namun pasti mendekati pelabuhan.
Marco menggertakkan gigi. “Mereka gila! Itu kapal kargo penuh senjata, bukan? Kalau sampai merapat, kita habis!”
Giovanni menghembuskan asap rokok dengan wajah datar. “Tidak, itu lebih buruk. Aku mengenali pola mereka… mereka ingin menabrakkan kapal itu ke dermaga. Ledakan bahan bakar bisa menghancurkan separuh pelabuhan dalam sekali gebrakan.”
Bima menegang. “Brengsek. Mereka memang mau bakar habis segalanya.”
---
Perintah Tegas
“Marco, ambil regu sniper, jatuhkan awak kapal kargo sebelum mereka mendekat. Jangan ledakkan kapalnya di tengah laut—bisa bikin gelombang besar yang hancurin kapal kita juga.”
“Siap, Boss!” Marco berlari tanpa ragu, kali ini lebih terkendali dibanding sebelumnya.
“Giovanni, siapkan jebakan di dermaga timur. Kalau kapal itu sampai dekat, kita buat penyambutan kecil,” kata Bima lagi.
Giovanni mengangguk, bibirnya menyunggingkan senyum tipis. “Sudah lama aku tak bermain dengan bahan peledak canggih.”
---
Radar yang Berkhianat
Tengah kesibukan itu, tiba-tiba layar radar di menara mati beberapa detik, lalu menyala kembali dengan data yang janggal. Kapal musuh menghilang dari pantauan, seolah lenyap.
Teknisi di ruangan panik. “Boss, ada yang sabotase sistem radar! Sinyal kita diacak dari dalam!”
Bima langsung menoleh. “Dari dalam?”
Teknisi pucat. “Ya… ada perangkat jammer yang dipasang di ruang server pelabuhan. Itu tidak mungkin tanpa akses orang dalam.”
Giovanni mematikan rokoknya. “Seperti yang kuduga. Ada tikus di dalam rumah.”
Sistem pun berbunyi.
> [Kemajuan Misi Rahasia: Pengkhianat hampir terdeteksi]
[Petunjuk: Kepala Regu Barat]
Bima mengepalkan tangan. “Kepala Regu Barat… itu berarti—Lorenzo.”
---
Loren, Si Kepala Regu Barat
Lorenzo, pria paruh baya yang sudah puluhan tahun bekerja untuk keluarga Romano, dikenal loyal dan keras kepala. Dialah yang menjaga barisan pelabuhan barat sejak Dante lama masih hidup.
Namun laporan terbaru menunjukkan pasukannya tiba-tiba mundur lebih cepat dari yang diperintahkan, seolah sengaja membiarkan musuh menekan sisi barat.
“Boss!” salah satu anak buah berlari. “Regu barat kacau! Lorenzo menghilang dari pos!”
Bima merasakan darahnya mendidih. “Jangan bilang dia… sudah bergabung dengan Vittorio.”
---
Konfrontasi
Bima turun dengan jeep menuju gudang barat. Suara senjata masih bersahut-sahutan, tapi fokusnya hanya satu: menemukan Lorenzo.
Di dalam gudang tua, ia menemukannya. Lorenzo berdiri dengan pistol terarah ke seorang pekerja sipil yang diikat, wajahnya penuh keringat.
“Lepaskan dia, Lorenzo!” suara Dante bergema lantang.
Lorenzo menoleh, wajahnya getir. “Dante… aku sudah mengabdi seumur hidup pada keluarga ini. Tapi apa yang kudapat? Tak ada apa-apa. Vittorio menawarkan sesuatu yang lebih… sesuatu yang layak.”
“Pengkhianatan?” Bima melangkah maju, matanya dingin. “Itu yang kau sebut layak?”
Lorenzo menekan pelatuk, tapi Dante lebih cepat. Dengan refleks yang baru ia dapatkan dari sistem, ia menembakkan pistol dan menjatuhkan senjata Lorenzo tanpa melukai tubuhnya.
Pria itu jatuh terduduk, terengah. “Kau bukan Dante yang kukenal… dia pasti sudah mati.”
Bima mendekat, menatapnya tajam. “Kau benar. Dante lama memang sudah mati. Yang berdiri di depanmu sekarang adalah orang baru. Dan aku tak akan biarkan pengkhianat seperti kau merusak keluarga ini.”
---
Keputusan Berat
Marco dan Giovanni datang terlambat, melihat Lorenzo yang sudah lumpuh moralnya.
“Boss, biar aku yang menghabisinya,” kata Marco penuh amarah.
Tapi Bima menggeleng. “Tidak. Membunuhnya hanya akan membuat kita sama seperti mereka.”
Ia menatap Giovanni. “Kuncinya. Bawa Lorenzo ke ruang bawah tanah. Kita akan adili dia setelah perang ini selesai.”
Sistem langsung berbunyi.
> [Misi Rahasia Tercapai: Pengkhianat Terungkap]
[Hadiah: Skill “Mata Elang Lv.1”, +1000 Poin Kebaikan]
---
Kapal Kargo
Namun masalah belum selesai. Dari dermaga, suara ledakan terdengar—kapal kargo pertama berhasil dijatuhkan sniper Marco sebelum merapat, tapi kapal kedua masih mendekat dengan kecepatan tinggi.
“Boss! Kita kehabisan waktu!” Giovanni berteriak.
Bima memandang laut, pikirannya berpacu cepat. Ledakan kapal itu bisa menghancurkan pelabuhan Romano, keluarga, dan semua yang sudah ia lindungi.
Sistem menambahkan pesan baru.
> [Tantangan Khusus: Hentikan Kapal Kargo Kedua Sebelum Menabrak Dermaga]
[Hadiah: Skill “Komando Lv.1”, +1500 Poin Kebaikan]
Bima menghela napas panjang. “Baiklah… kalau begini caranya, aku sendiri yang akan turun tangan.”
Marco melotot. “Apa kau gila?! Itu bunuh diri, Boss!”
Tapi Bima hanya tersenyum tipis. “Keluarga ini sudah terlalu lama hidup dalam ketakutan. Aku tidak akan biarkan pelabuhan ini runtuh karena satu kapal sialan.”
Ia meraih senjata, naik ke speedboat, dan melaju menantang ombak menuju kapal kargo musuh yang raksasa.