NovelToon NovelToon
Tetangga Berjodoh

Tetangga Berjodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: pipit fitriyani

Jodoh itu rahasia Tuhan. Siapa sangka dua manusia yang terkesan saling cuek dan tidak punya ketertarikan satu sama lain itu disatukan dalam ikatan pernikahan. Akan seperti apa rumah tangga keduanya, saling menerima atau malah kalah sebelum mencoba? Ikuti kisah mereka karena mungkin kita akan menjadi saksi cinta mereka bertumbuh atau sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipit fitriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi tanpa Alma

Setelah selesai menjalankan ibadah dan makan malam, Irsan mengajak Alma bicara serius. Irsan sudah mengumpulkan banyak kata yang akan disampaikan pada istrinya hari ini juga, dia tidak ingin menunda terlalu lama.

"Abang mau bicara Al." ucapan itu terucap saat Alma sudah siap dengan repot ditangannya, belum sempat menyalakan tv dia lebih memilih merespon ucapan suaminya.

"Bicara aja bang, aku dengerin. "

Irsan menatap wajah istrinya, meskipun tidak tega dia harus mengatakannya " Abang minggu ini akan terbang ke Surabaya, ada pembukaan restoran di sana." Alma masih fokus dengan apa yang diucapkan suaminya, sedangkan irsan menunggu respon istrinya.

"Kok kamu diam?"

"Memangnya Abang sudah selesai bicara?" Irsan menganguk.

"Abang mengharapkan jawaban seperti apa dari aku?"

"Hmmh Ya setidaknya kamu bertanya berapa lama Abang di sana atau kapan Abang kembali?"

"Kalau begitu tolong jawab pertanyaan Abang yang barusan. "

"Ishhh kamu ini ngga kreatif."

Hal seperti ini sudah tidak aneh lagi bagi Alma, dia hanya tidak ingin banyak bertanya saja. Alma hanya sedang membiasakan semuanya agar tidak terlalu bergantung pada suaminya.

"Berapa lama Abang di Surabaya?" Akhirnya Alma mengulang pertanyaan yang diberikan Irsan.

"Abang tidak tahu, namun yang pasti Abang tidak mungkin sebentar di sana. Maka dari itu Abang membicarakan hal ini sama kamu."

Alma tidak tahu lagi harus merespon apa, ingin rasanya mengatakan jangan lama-lama, tapi takut membuat irsan risih.

"Kalau Abang harus lama di sana yasudah mau bagaimana lagi. Aku juga nggak mungkin menghalangi langkah Abang dalam berkarir. "

"Kamu bagaimana, mau ikut abang ke surabaya?"

Alma kesulitan menjawab pertanyaan suaminya, di satu sisi dia ingin ikut kemana pun suaminya pergi, namu di sisi lain Alma tidak ingin meninggalkan toko kue yang belum lama ia rintis.

"Kalau aku tetap di sini tidak apa-apa kan?aku juga baru buka toko kue ku 2 bulan lalu, kalau aku ikut abang otomatis toko tidak buka karena produksi kue masih aku yang handle . Sedangkan Abang sendiri belum tau berapa lama di sana."

"Iya kamu benar, Abang juga harus mengawasi langsung pembukaan restoran di sana selain itu Abang akan memantau perkembangannya setidaknya sampai satu bulan kedepan."

"Abang sudah cerita sama ayah?"

"Belum, nanti besok saja. Pasti ayah ngotot suruh cari orang buat ngawasin restoran di sana. Soalnya Abang belum percaya untuk menyerahkan pengelolaan restoran sama orang lain, lebih tepatnya belum dapat orang yang tepat. Nanti kalau sudah ada yang bisa menangani cabang di Surabaya Abang akan lepas dan fokus pada restoran di sini."

Alma lebih ke jadi pendengar suaminya, pendapatnya tidak terlalu dibutuhkan, suaminya termasuk perfeksionis dalam hal apapun jadi dia lebih suka semuanya dilakukan sendiri dulu sebelum melibatkan orang lain. Terbukti dalam berumah tangga pun keduanya punya kesibukan masing-masing.

"Abang akan berusaha membagi waktu sama kamu, Abang juga akan usahakan pulang setidaknya seminggu sekali. Selama Abang pergi kamu bisa tinggal di rumah orangtua kamu atau di rumah orangtua aku, biar tidak kesepian di sini."

"Hmnh sepertinya aku di sini saja bang, lagian di sini juga cukup aman. Kalau aku pulang ke rumah orangtua kita, pasti akan merepotkan, di sini saja tidak apa-apa, nanti aku telpon dewi untuk menemani aku di sini."

"Yasudah kalau kamu maunya seperti itu, jangan lupa hubungi teman kamu itu, kalau mau bepergian jangan lupa kunci pintu, jangan terlalu malam juga kalau keluar rumah."

"Iya bang, aku ingat pesan Abang."

"Terima kasih dan maaf lagi-lagi kita harus berpisah sementara. Abang akan telpon kamu setiap hari meskipun sebentar Al, pastikan hp kamu selalu hidup." Alma hanya menganguk patuh dengan perkataan suaminya.

"Sebaiknya kita tidur, sudah malam. Nanti kita lanjutin lagi besok hari. " Alma pun menyetujui hal tersebut tanpa banyak protes. Ketika sudah di kamar justru keduanya bukan tidur melainkan melakukan kegiatan lain.

**

Alma dan Irsan pagi ini memutuskan untuk ke rumah orangtua keduanya, sekaligus ingin membicarakan mengenai keberangkatan Irsan minggu besok ke surabaya. Seharusnya Alma sedih akan berpisah dengan suaminya, namun ia masih terlihat tenang, tidak banyak yang ia katakan pagi ini entah karena malas bicara atau dia sedang berusaha menahan saja.

Dia memikirkan pernikahannya yang cenderung jalan di tempat, meskipun perjodohan harusnya irsan dan Alma saling membuka diri, saling belajar dan berusaha membuat hubungan yang layak. Jangan seperti saat ini, cenderung saling diam tanpa masalah padahal sedang membesarkan badai yang entah kapan akan menghancurkan. Komunikasi itu modal utama yang harus dirawat, bukan ego.

"Hari ini tidak ke restoran San?" hal pertama yang ditanyakan Ihsan saat keduanya sampai dirumah, karena cukup aneh kalau pagi-pagi yang biasanya adalah waktu berharga untuk bekerja malah digunakan untuk berkunjung. Pasti ada hal yang penting, jika tidak mana mungkin irsan repot-repot berkunjung.

Irsan tidak langsung menjawab melainkan mencari sosok ibunya yang belum terlihat.

"Ibu kemana, Yah?" matanya masih fokus mencari Arumi, meskipun sudah menikah irsan selalu diperlakukan seperti sebelum nikah.

"Kayanya lagi jalan pagi, atau dia lagi ke bazar beli sayuran. " Tak lama kemudian suara Bu arumi mengintrupsi ketiganya.

"Assalamualaikum, wah ada yang bertamu ini pagi-pagi, kirain udah lupa jalan pulang." Ucap ibu meletakkan balanjaannya dan menerima uluran tangan anak menantunya yang akan bersalaman.

"Sehat, Bu. Emang udah selama itu ya irsan nggak mampir kesini? perasaan belum lama deh main ke sini, ibu aja terlalu lebay."

"Kamu ya, ngatain ibu lebay nanti juga kamu ngerasain jadi orangtua. Awas aja kalau kamu ngeluh."

Tatapan sinis yang dibuat-buat arumi untuk membuat anaknya merasa bersalah nyatanya tidak terlalu berpengaruh bagi irsan. "Ada yang mau aku omongin sama ibu dan ayah hari ini."

Akhirnya Irsan menyampaikan maksud dan tujuannya mendatangi Irsan dan Arumi, sedangkan keduanya tidak kaget lagi, sudah diduga mana mungkin irsan datang begitu saja tanpa maksud.

"Yasudah, duduk dulu baru bicara. " Arumi mempersilakan putra sulungnya untuk mengambil tempat duduk sebelum bicara.

"Minggu besok aku mau ke surabaya, Bu. Yah." Hanya sebatas itu informasi yang diberikan tanpa melanjutkan dengan kata berikutnya. Irsan menunggu respon orangtuanya.

"Ya bagus dong bisa sekalian bulan madu,selama ini kalian belum pernah melakukan hal itu sama sekali, berimbas pada kami yang belum memiliki cucu. Ini semua gara-gara kamu San yang terlalu sibuk dan nggak punya waktu buat bulan madu.

"Aku pergi sendiri, Alma di rumah." ucapan Irsan sukses membuat Arumi melotot begitu juga dengan sang ayah.

"Apa-apaan kamu pergi tanpa mengajak istri, memangnya kamu bujangan kemana-mana pergi sendiri?"

" Aku belum menemukan orang yang cocok buat ngurusin restoran di Surabaya, nanti setelah dapat aku langsung pulang."

Arumi masih tidak mengerti dengan jalan pikiran anak laki-lakinya, sementara Alma hanya pasrah saja menerima keadaannya yang akan ditinggal Suaminya, melarang pun tak akan mengubah keputusan irsan.

"Alma kenapa kamu nggak ikut, Sayang?" Akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut arumi pada menantu kesayangannya.

Alma lebih dulu tersenyum menjawab pertanyaan ibu mertuanya, lihat saja Arumi masih melotot ke arah Irsan.

"Toko aku nggak bisa ditinggal Bu, kan baru buka." Akhirnya alasan yang semalam dibicarakan dipilih oleh Alma karena memang itu kenyataannya.

Arumi hanya menarik napasnya dalam-dalam, anak dan menantunya sama saja lebih mementingkan mencari uang daripada memberikan cucu untuk mereka.

..***...

1
kalea rizuky
cerai aja nikah buat nganu doank buat apaan
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
suka deh di jodohin tp nrima gini kn enakk g ada drama pisah kamar atau masih ada pacar
kalea rizuky
baru baca
rasahaz
awas kau irsan klu nnti d surabaya kau mlah nyari istri lgi,, auto dptong th burung perkutut mu,,,
rasahaz
diiiiiihhh bagian dari mau ny ddketin,, klu kagak btuh dibiarin,,
rasahaz
enak bnr dbilang maslah spele,, 😤
rasahaz
akhir ny stlh skian purnama dan kisah bru lgi kak othor,, mdh2n ngga dgntung lg dh cerita ny,,, 😁😁😁
Penikmat Sunyi: mangkanya dukung aku, biar semangat ni hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!