NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

Sementara itu, rekannya yang sebelumnya tak mau bicara hanya bisa menggeram kesal. Namun, apa daya? Jika berada dalam posisi serupa, kemungkinan besar dia pun akan melakukan hal yang sama -menyerah pada rasa takut yang menyelimuti seluruh jiwanya.

Jansen tak perlu menanyakan lebih jauh, orang yang diinjaknya itu sudah segera menjelaskan. "Oh, jadi dia orangnya. Berapa kalian dibayar?"

"Lima ratus ribu!" Seru orang tersebut.

Seulas senyum muncul di sudut bibir Jansen, "Aku beri kalian satu juta, patahkan kakinya!" Tawarnya penuh intrik.

Dengan ragu dan ketakutan, orang tersebut menjawab, "Ba-baik, Setuju."

Tanpa menunggu lama, Jansen langsung meminta nomor rekening dan mentransfer uang ke akun mereka. "Aku percaya kalian tidak akan membohongiku!" Ucapnya penuh keyakinan.

Usai menegaskan perintahnya, Jansen meninggalkan mereka dan melihat papan misi yang tiba-tiba muncul di depan matanya. Dia segera mengaktifkan misi yang muncul.

[Misi terpicu: Patahkan kaki orang yang mengancam nyawa Tuan. Hadiah: Kotak Perak.]

Setelah membaca pesan itu, Jansen tersenyum lebar dan puas. Baginya, menghabiskan satu juta rupiah tak masalah jika itu demi memastikan hadiah berharga yang ada di Kotak Perak nantinya. Kini, tak ada yang bisa menghentikannya dari langkah pasti menuju kemenangan dan kekayaan.

Karena Jansen memilih melalui jalanan kecil dan sempit,

Lorenza tidak dapat mengikuti langkahnya. Hal ini terasa tak adil, mengingat Lorenza menggunakan mobil, sementara Jansen hanya berjalan kaki. Teramat disayangkan, karena semua langkah yang Jansen ambil menjadi lebih sulit ditebak.

Memasuki gang, lalu berkeliling pasar, Jansen menghela nafas lega dan mengalihkan perhatiannya. untuk berbelanja ikan serta sayur yang segar sebagai menu makan siang. Dia juga mengambil beberapa helai pakaian baru untuk menghadiri pesta ulang tahun Larissa yang segera tiba. Pastinya, dia ingin tampil gagah dan memikat di momen penting itu.

Di tengah riuh ramainya pasar, langkah Jansen begitu ringan; di tangan kanannya, ia menggenggam kantong kresek berisi pakaian sederhana, sementara tangan kiri membawa tas sayuran segar dan ikan yang masih segar dari laut. Dia mencuri-curi kesempatan untuk memeriksa misinya, namun

sayangnya, tak ada perkembangan signifikan. Dengan perasaan sedikit kecewa, dia mengalihkan pandangannya untuk memeriksa status diri sendiri.

Tampilkan status:

Nama: Jansen Gillard Poin Utama: 130

Kekuatan: 70

Kelincahan: 70

Semangat: 70

Keterampilan: Teknik

Jansen akhirnya pulang

juga, namun ketika dia hampir

sampai di rumah, ia menyadari

ada kerumunan orang di depan

kontrakan miliknya. Dengan

langkah cepat, Jansen bergegas

menuju lokasi tersebut untuk

mencari tahu apa yang sedang

terjadi. Terlihat seorang wanita

tua yang sedang mengeluarkan

barang-barang dari dalam

kontrakan itu.

"Apa yang terjadi, Bu?" tanya Jansen dengan nada khawatir, segera meraih tangan ibu kontrakan yang hendak

melemparkan bantal miliknya

ke tanah.

"Anak muda, aku mencoba menghubungimu beberapa kali, tapi kamu tak kunjung menjawab. Aku dalam keadaan yang sangat mendesak membutuhkan uang. Akhirnya, ako menjual kontrakan ini pada

pemilik baru. Dia ingin

kontrakan ini segera

dikosongkan, jadi aku tidak

punya pilihan selain

mengeluarkan isinya dengan

paksa, jawab wanita tua

tersebut dengan suara lirih

namun tegas.

Jansen merasa dunia

runtuh di depan matanya, tak

menyisakan tempat untuk

berlindung. Namun, ja sadar

bahwa penyesalan tak akan

membantu mengubah keadaan

ini.

"Aku merasa tidak pernah

menerima telpon dari orang

lain." ujar Jansen dengan wajah

bingung. Tapi Ibu, bukankah

aku sudah membayar untuk tiga

bulan kedepan? Lantas

bagaimana dengan uang yang

sudah aku kirimkan?

Seharusnya Ibu

mengembalikannya."

"Tidak bisa," ucap wanita itu

tegas, menunjukkan ekspresi tak peduli. "Tugasku sudah selesai di sini, aku pergi dulu." Dan begitu saja, ia meninggalkan Jansen yang terpaku di tempat,

hatinya hancur.

Jansen terduduk, jiwanya

pilu. Tempat itu adalah satu-

saturnya kenangan yang

menghangatkan hati; namun

kini, segalanya telah sirna. Ia

menghela napas, menggendong

buntelan pakaian di

punggungnya, lalu perlahan

melangkah pergi.

Sambil duduk termenung di

pinggir jalan, menangisi nasib

yang tak menentu, tiba-tiba

suara misterius menggema di

kepalanya.

DING... Suara itu sontak

menyadarkan Jansen dari

keterpurukannya.

[Misi membalas orang yang

mengancam nyawa telah selesai.

Selamat, Anda mendapatkan

hadiah: satu Kotak Perak.

Dengan segera, Jansen

membuka kotak itu, dan sebuah

roda tampak mengambang di

depan matanya, la terkejut,

keningnya berkerut. "Apa ini,

Sistem?

[Silahkan klik panduan

untuk mengetahui fungsi dari

benda yang ada di depan Anda!]

Jawab Sistem dengan suara datar

namun tegas. Tulisan itu

terpampang cukup besar di

layar.

Jansen mencari panduan

dan akhirnya ia menemukannya,

"Roda Emas... Sesuatu yang

akan membawa keberuntungan.

Satu kali putaran," gumam

Jansen seraya membacanya. Ia

menemukan tombol Spin dan

segera menekannya.

Roda itu berputar dengan

kecepatan tinggi dan secara

perlahan mulai melambat.

Saat jarum roda akhirnya

berhenti, ada dua kotak yang

ditunjuk.

DING...

[Kotak Ganda, silahkan pilih

salah satu untuk dibuka dan

diterima).

Tidak ada corak khusus

pada kedua kotak, Kini, masing

masing kotak muncul di kedua

telapak tangan Hanysen, dan ia

harus memilih salah satunya.

Dalam hati yang berdebar,

Jansen berkata, "Karena kanan

adalah lambang kebaikan, aku

akan memilih yang kanant

Mengambil keputusan itu

dengan mantap, ia mengangkat

tangan kanannya.

Swoosh!

Kotak di tangan kiri

menguap tak bersisa, sementara

kotak di tangan kanan terbuka

dengan sendirinya.

Jansen menahan napas

sejenak sebelum melihat isinya.

"Kunci?" ia bertanya-tanya,

heran akan benda yang

dihadapkannya.

"Selamat, Anda berhasil

mendapatkan sebuah huniant

Terletak di Jalan A..." Jansen

langsung bangkit dari duduknya,

seolah-olah hidupnya baru saja

diubah seketika, la melompat

kegirangan seperti seseorang

yang memenangkan lotere yang

tak terduga.

Mungkin orang lain akan

menyangka Jansen sebagai

seorang gila jika melihat

reaksinya, namun ia tak peduli.

la tak sabar untuk mengecek

hunian barunya, entah hidupnya

akan lebih baik atau sebaliknya.

Setelah berjalan cukup jauh,

la akhirnya menemukan

pangkalan ojek dan mencari

seorang tukang ojek untuk

mengantarnya.

"Bang, antarkan aku ke

Perumahan Residen," kata

Jansen dengan semangat.

Abang ojek itu seakan

terkejut dengan permintaan

mendadak tersebut, namun

cepat-cepat menyalakan mesin

sepeda motornya dan berkata,

"Tiga puluh ribu ya."

"Nanti kalau sampai akan

aku bayar lebih. Aku harap

sedikit lebih cepat. Jansen

mengajak Abang Ojek tersebut.

Saat ini penampilarinya

memang kurang meyakinkan.

dengan pakaian yang tampak

lusuh dan kantong kresek berisi

sayuran serta ikan.

Abang ojek mungkin

berpikir bahwa Jansen

hanyalah seorang tukang kebun

yang tersesat mencari tempat

tujuannya.

Setelah melalui perjalanan

yang melelahkan selama tiga

puluh menit, akhirnya Jansen

dan Abang Ojek tiba di tujuan

mereka. Namun, tepat di depan

pintu masuk, mereka

dihadapkan dengan sebuah

palang penghalang yang

menutup akses masuk. Tak

lama, seorang security keluar

dari posnya dan mendekati

mereka.

"Maaf, untuk masuk harus

menunjukkan KTP dan juga

lapor kedatangan untuk apa!"

tegas security tersebut sambil

menatap keduanya.

Abang Ojek hanya menatap

Jansen dengan diam,

menunggu reaksi pemuda itu.

1
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!